Oleh: Tammasse Balla

Ada mimpi yang tak mati meski usia berjalan. Ia bersembunyi di balik keriput, bernafas di ruang kenangan, menunggu hari ketika takdir menepuk bahu dan berkata: “Kini saatnya”, dalam bahasa Bugis “wettunnani”. Begitulah impianku tentang Santiago Bernabeu—nama yang dulu hanya kudengar dari radio tua di beranda malam, atau melalui layar kaca TV hitam putih di kampung,. Kini, Santiago Bernabeu menjelma nyata di depan mata.

Senin kemarin, 27 Oktober 2025 mengawali narasi ini. Langit Madrid berwarna biru tenang ketika langkahku berhenti di depan gerbang megah itu. Santiago Bernabeu berdiri seperti raksasa yang bersahaja, gagah tapi lembut, seperti tahu bahwa di hadapannya berdiri seorang peziarah yang datang dari hunus panjang 15.000 kilometer telah menunggu separuh hidupnya untuk tiba.

Dari luar, stadion itu tampak seperti istana waktu. Pilar-pilarnya menjulang tinggi, mengandung gema masa lalu, tempat legenda seperti Zinedine Zidane menari di tengah hujan, Cristiano Ronaldo melesat bagai panah cahaya, Karim Benzema menulis kesunyian dengan gol, Luka Modrić menabur harmoni dalam setiap umpan, Toni Kroos memahat simetri di lapangan, dan kini Kylian Mbappé—kilat muda dari Prancis—mewarisi takhta itu dengan senyum masa depan.

Aku memasuki tribun yang luas, dan di sanalah sejarah berbisik. Setiap kursi seakan-akan memiliki cerita, setiap dinding menyimpan doa. Di tengah lapangan, rerumputan hijau berkilau seperti permadani surga. Mungkin di sinilah tempat mimpi-mimpi beristirahat sebelum terbang lagi ke langit kemenangan.

Santiago Bernabeu bukan sekadar stadion; ia adalah jiwa yang hidup. Denyutnya terasa di dada, seperti nadi para pemain yang berlari dengan semangat yang sama: untuk memberi, bukan sekadar menang. Ia adalah perayaan atas kerja keras, dedikasi, dan cinta yang tak pernah lelah mencari kesempurnaan di balik setiap pertandingan.

Aku duduk diam, membiarkan waktu berputar ke masa lalu. Di mataku, bayangan Alfredo Di Stéfano menari ringan, Raúl González tersenyum dengan kerendahan hati, Iker Casillas berdiri tegak di bawah mistar, menjaga bukan hanya gawang, tetapi juga kehormatan. Suara penonton menggema pelan dalam ingatan—teriakan “¡Hala Madrid!” yang mengguncang dada, seolah-olah seruan iman dari ribuan hati yang satu.

Cahaya senja menimpa atap stadion, menciptakan kilau keemasan yang menenangkan. Aku sadar, keindahan Santiago Bernabeu bukan hanya pada arsitekturnya, tapi pada makna yang dikandungnya: bahwa kebesaran lahir dari ketekunan, bukan kebetulan; dari keyakinan, bukan keberuntungan.

Real Madrid bukan hanya klub sepak bola; ia adalah cermin perjuangan manusia untuk menggapai puncak tanpa kehilangan kerendahan hati. Di balik setiap trofi, ada air mata dan luka, ada malam-malam tanpa tidur, ada tekad yang tak pernah runtuh. Santiago Bernabeu adalah rumah bagi semua itu—tempat di mana mimpi dibayar dengan pengorbanan.

Aku menatap langit sore Madrid yang mulai memerah. Di sana, mungkin Tuhan sedang tersenyum melihat satu lagi hamba-Nya tiba di gerbang impian. Aku berbisik lirih, “Terima kasih, Ya Allah, Engkau telah menuntunku ke sini—bukan hanya untuk melihat keindahan dunia, tetapi untuk mengingat kebesaran-Mu dalam setiap cita yang tercapai.”

Ketika aku melangkah meninggalkan Santiago Bernabeu, aku tahu: setiap perjalanan manusia adalah ziarah menuju dirinya sendiri. Mimpi hanyalah jalan; yang sejati adalah kesadaran. Sebab di balik megahnya stadion dan gemuruh sorak juara, sesungguhnya yanh bbg paling indah adalah pertemuan antara doa dan kenyataan—antara keinginan manusia dan restu Tuhan.

Lalu aku menengadah, dan hatiku berdoa dalam diam: “Ya Allah, Engkau yang menanam mimpi dalam jiwa, dan Engkau pula yang menumbuhkannya di tanah waktu. Jadikanlah setiap impian yang Kau izinkan tercapai bukan sekadar kebanggaan, tetapi tanda syukur atas kasih-Mu. Hanya Engkau yang tahu kapan langkah harus berhenti, dan kapan hati harus bersujud di puncak impian.”


Kota Madrid, 27 Oktober 2025
Pk. 22.07 Waktu Madrid

(Visited 29 times, 29 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.