Oleh : Gusnawati Lukman
Puisi Untuk Mereka Yang Mendamba
Sahabat Pembelajar, kali ini kita akan menelisik lebih jauh sebuah karya dari KH.A. Mustofa Bisri yang berjudul Gandrung.
Ada banyak ekses yang terjadi setelah membaca karya Gus Mus berjudul Gandrung ini. Jika ia sedang jatuh cinta, maka ia akan semakin tergenang dan merenangi cinta dan langsung beranjak untuk segera menemui yang dicintainya.
Jika ia sedang tidak jatuh cinta, maka ia akan bertingkah seperti orang jatuh cinta meski ia tidak sedang jatuh cinta, seolah-olah ia merindukan seseorang.
Jika ia sedang tidak jatuh cinta, maka ia akan menggelepar-gelepar, gelisah, marah dalam kesendirian. Lebih parahnya ia akan tenggelam dalam kesepian yang menyesakkan.
Jika ia sedang disakiti oleh cinta, ia akan tertawa terbahak-bahak dan mencibir sinis karena baginya cinta adalah omong kosong paling mutakhir.
Anda termasuk yang mana?
Gus Mus tidak terlalu diributi oleh diksi, tata bahasa dan rima yang indah. Puisinya lahir polos, jujur tanpa pretensi apa-apa.
Jika kita mencari wajah dan wujud “ cinta “, maka kita bisa berkenalan dengan menikmati isi dan gaya penuturan Gus Mus ini.Ia menuliskan dengan penuh cinta. Jika kita sejujur dan sepolos puisinya, kita bisa tangkap “cinta” yang ditebarkan oleh Gus Mus.
…
adakah yang lebih indah
dari cinta dan kebenaran?
Dalam puisi berjudul “ Hanien”, Gus Mus menggambarkan rapuhnya geletar rindu yang sunyi. Judul-judul lain dalam buku puisi ini begitu “menukik” dalam menyelami cinta.
Salah satu judul puisi yang akan kita selami bersama adalah puisi yang berjudul “ Perkenankanlah Aku Mencintaimu”. Dari kacamata jiwaku, aku menafsirkan bahwa puisi ini untuk mereka yang sedang mendamba. Ia yang selalu menyebut sebuah nama yang begitu indah dalam hatinya yang putih meskipun tanpa harapan. Meskipun tanpa kepastian, namun ia selalu merasa terpuaskan dengan kedalaman rasanya itu. Ia hanya bisa menikmati dan meresapi semuanya dalam kesendiriannya.
Perkenankanlah Aku Mencintaimu
Oleh : KH. A. Mustofa Bisri
perkenankanlah aku mencintaimu
seperti ini
tanpa kekecewaan yang berarti
meski tanpa kepastian yang pasti
harapan-harapan yang setiap kali
dikecewakan kenyataan
biarlah dibayar oleh harapan-harapan
baru yang menjanjikan
Perkenankanlah aku mencintaimu
semampuku
menyebut-nyebut namamu
dalam kesendirian pun lumayan
berdiri di depan pintumu tanpa harapan
kau membukakannya pun terasa nyaman
sekali-kali membayangkan kau memperhatikanku
pun cukup memuaskan
perkenankanlah aku mencintaimu sebisaku
2000
Begitu menyentuh semua kata-katanya. Membangkitkan kerinduan bagi seorang pendamba. Cinta yang dirindukan yang tak kunjung mendatanginya. Berharap melewati hari dengan nuansa cinta .
Teruntuk Tercinta Terindah. Rasaku Abadi. Perkenankanlah aku mencintaimu. Perkenankanlah aku merindukanmu.
Sumber Referensi : www.goodread.com
IGnajwashihab