“Sumiiii….sumiiii!”

“Ini anak pergi kemana sih,dari tadi kok belum kelihatan”!Gerutu Pak Djamal.

Sumi,anak gadis Pak Djamal,umur 16 tahun,masih duduk di bangku SMA.
Anaknya manis dan sedikit manja.

“Ih si Bapak,kenapa teriak-teriak?”
“Dari tadi ibu dengar Bapak panggil-panggil Sumi,ada apa Pak?”
Tanya Ibunya Sumi.

Bu Siti,ibunya Sumi orangnya halus dan kadang suka membela anaknya meskipun salah,Sumi salah satunya.

“Sumi mana Bu,sudah siang begini kok belum kelihatan, katanya tadi sepulang sekolah mau membantu Bapak nyari rumput,nanti keburu hujan!”Kata Bapak.

Pak Djamal, Bapaknya Sumi.Orangnya sedikit galak,tegas tetapi baik hati dan sayang sama keluarga.

“Ohhh,Sumi!”

“Itu ada di kamarnya, seperti biasa,nulis-nulis apa gitu,ibu juga tidak tahu,coba Bapak lihat saja sendiri!”,jawab ibu.

Pak Djamal berjalan menuju kamar Sumi.

“Yaaa ampunnn ini anak,tidak bosan-bosannya yah setiap hari setelah pulang sekolah ngumpet di kamar,ayo keluar bantu Bapak!”Kata Pak Djamal tegas.

“Ihh Bapak,masuk kamar Sumi kok tidak permisi,bikin kaget saja!”Kata Sumi

“Kamunya aja yang ndak dengar,lagian dari tadi Bapak dipanggil-panggil tidak nyahut,kamu lagi ngapain?”tambah Bapak

“Ndak ngapa-ngapain kok Pak,heee heeee!”jawab Sumi

“Ayo bantu Bapak nyari rumput, tadi kamu sudah janji kan,mumpung belum hujan.Hari ini kakakmu ada tugas di sekolah tempatnya ngajar, katanya pulangnya agak malam,jadi tidak bisa bantu Bapak!”Kata Bapak

“Sumi capek Pak,nanti ajah yah?”rayu Sumi

“Tidak bisa,kasihan sapinya,pada kelaparan nanti!”

“Beresin tuh kertas-kertas yang berserakan,Bapak tunggu di belakang!”tegas Bapak

Dengan langkah gontai,Sumi berjalan menuju belakang rumah.

“Gara-gara Mas Iqbal nih!”gerutu Sumi

Mas Iqbal,kakak lelaki Sumi,sarjana pendidikan, seorang guru SMP yang masih honorer dan sedang berjuang untuk menjadi PNS.

Orangnya ganteng,rajin ke masjid dan suka usil sama adik perempuan satu-satunya,Sumi.

Sepulang dari masjid dekat rumah,Sumi beristirahat sejenak di ruang tamu.Terlihat Mas Iqbal sedang sibuk dengan laptopnya.

“Mas iqbal,aku boleh ya pinjam laptopnya, sebentarrr saja!”rayu Sumi.

“Untuk apa,mas lagi sibuk,jangan diganggu”!jawab mas Iqbal cuek

“Mas Iqbal kan tahu kalau Sumi bercita-Cita menjadi penulis!”
“Lihat tuh,aku nulis dikertas, berserakan di mana-mana!”
“Kalau aku nulis di laptop kan jadi lebih enak”!
Bujuk Sumi lagi.

“Kamu tuh yah, dimana-mana ditempein kertas, merusak pemandangan tau,nulis itu harus fokus.Ini,dikamar,di dapur bahkan di kamar mandi penuh dengan tempelan kertas!”corocos mas Iqbal.

“Mas Iqbal gimana sih,itu adalah salah satu cara untuk menyemangati Sumi,biar ide-ide menulis bisa keluar”!Jawab Sumi

“Pokoknya tidak boleh,titik.Kamu tahu kan perjuangan mas beli laptop,itu hasil dari jual anak sapi.Dan kamu juga harus rajin-rajin bantu Bapak ke ladang nyari rumput biar sapinya gemuk-gemuk dan sehat!”Mas Iqbal menimpali

“Iihhh sebel,Mas Iqbal pelit!”, gerutu Sumi

Sumi melangkah menuju kamarnya, menutup pintu dan mengambil sebuah buku di atas meja belajarnya.
Sambil rebahan,Sumi membaca novel favoritnya,novel dari penulis terkenal.

Malam semakin larut, suara-suara binatang malam mulai sahut menyahut, berlomba-lomba mengeluarkan suara merdunya

Alhamdulillah, ternyata perjuangan Sumi untuk menjadi penulis tidak sia-sia.Kerja keras dan kegigihan Sumi akhirnya membuahkan hasil.Meskipun banyak sekali hambatan tetapi Sumi bisa melaluinya dengan baik.

Sumi harus kerja keras untuk membeli laptop.Kulitnya yang kuning langsat terlihat lebih gelap,ini dikarenakan Sumi sering ke ladang membantu orangtuanya.

“Bapak bangga sama kamu,Sumi.Anak gadis Bapak satu-satunya ternyata hebat dan luar biasa!”

Bapak tidak menyangka,anak bapak yang manja sekarang sudah menjadi penulis terkenal!’Puji Bapak Sumi,sambil mengelus-elus rambut Sumi.

“Ibu juga dho,semoga anak Ibu sehat selalu,sukses dan tetap rendah hati,aamiin.!”Sambung Ibu

“Ciiee… cieee….yang jadi penulis terkenal, asyikkkkk makan-makan nih!”,goda mas Iqbal sambil mencolek tangan adiknya.

“Untuk Mas Iqbal tidak ada acara makan-makan, karena dulu pelit minjamin laptop!”Timpal Sumi kesal

“Adik mas Iqbal yang manis,itu kan dulu, sekarang boleh kok!”rayu mas Iqbal.

“Ter….lammmm….battttt…!”balas Sumi

Perjalanan panjang itu kini telah berubah manis.Banyak karyanya yang dibukukan,baik itu novel,artikel maupun puisi.Bahkan ada beberapa yang menjadi best seller.
Jari jemarinya yang lentik begitu terampil menulis.

Sumi,anak peternak sapi sedang viral.Kesuksesannya menginspirasi banyak orang. Banyak berbagai media berebut untuk meliputnya.

Setiap hari Sumi sibuk menjadi narasumber diberbagai acara.Saking padatnya,Sumi sampai kewalahan mengatur jadwal acaranya.

Wajah Sumi menghiasi berbagai media,baik media cetak maupun media elektronik.Bahkan ada stasiun televisi swasta yang tertarik untuk membuat sebuah film dari salah satu karyanya.

Dalam setiap wawancaranya kepada awak media,Sumi selalu mengatakan bahwa menjadi seorang penulis harus sabar, jangan putus asa kalau tulisannya jelek atau apalah.

Yang penting terus berjuang dan berjuang jangan gampang menyerah.Insya Alloh,kerja keras itur akan indah pada waktunya.

Byuurrrrrrr……

“Sumiii….banguuunnn,sudah siang!”
“Subuhhhh….subuhhhhh, matahari sudah tinggi tuh!”Suara mas Iqbal membahana

Sontak saja,Sumi yang sedang terbuai oleh mimpi indahnya seketika ambyarr.
Muka Sumi basah oleh guyuran air dari mas Iqbal.

Sambil tersenyum-senyum,Sumi berusaha bangkit dari tempat tidurnya.
Sambil mengigau, mulutnya mengucap “terima kasih,terima kasih pak reporter!”

“Reporter… reporter…. reporter jidatmu”,kata mas Iqbal sambil tangannya menunjuk jidat Sumi.

Sumi yang kesal dengan spontan melempar bantal yang basah ke tubuh mas Iqbal.

“Ihhh mas Iqbal,bukan begitu juga kali membangunkan Sumi,kaget tau!”Sumi kesal

“Makanya kalau berkhayal jangan tinggi-tinggi, sampai kebawa mimpi segala!”sambung mas Iqbal

Selesai sholat subuh,Sumi masuk kamar lagi,mengambil bantal dan menjemurnya di luar.

Sebelum berangkat ke sekolah,Sumi menyempatkan sedikit waktunya untuk pergi ke kandang sapi.
Sumi melihat sapi-sapinya,dan membelai kepala salah satu dari sapinya.

“Lho,anak Bapak kok bukannya siap-siap berangkat sekolah malah ke kandang sapi?”suara Bapak mengagetkan Sumi

“Ehhh Bapak,ndak kok Pak,cuma iseng-iseng saja!”jawab Sumi gugup

“Belajarlah yang rajin dan sungguh-sungguh, Insyaallah cita-cita itu akan mudah terwujud”!

“Dan jangan lupa,rajin bantu Bapak nyari rumput supaya sapi-sapinya gemuk-gemuk dan sehat.Nanti kalau beranak bisa dijual buat beli laptop!”
Tambah Bapak sambil menepuk pundak Sumi.

“Syiappppp…. komandan, laksanakan!”Jawab Sumi semangat

“Ya udah,Sumi pamit berangkat sekolah dulu ya, nanti telat”!

“Bapak emang is the best!”,sambung Sumi

Setelah mencium tangan Bapak,Sumi berjalan ke rumah.

“Sumi,ini bekal makananmu,jangan lupa nanti dimakan nanti ya?”Kata ibu

“Iya Bu! “jawab Sumi

“Sumiiii cepetan sudah siang nih,nanti kakak telat “!suara mas Iqbal di depan rumah

“Iya kak,tunggu!”jawab Sumi

“Kenapaaaa….senyam senyum sendiri,masih teringat mimpi semalam yah….mana pera reporternya,kok sepiiiiiiiiiiiiiiiiiii!”canda mas Iqbal

“Ihhh kakak,mulai lagi deh”! Jawabku sebal

Sumi naik sepeda motor mas Iqbal.Di atas motor,udara pagi di pedesaan terasa sangat sejuk.Angin sepoi-sepoi melambai-lambaikan kerudung putihku.

“Sudahhh…. sudahhh berhenti menghayalnya,nanti nangis lho kalau tidak kesampaian”!suara mas Iqbal membuyarkan lamunanku

“Mas Iqbal tuh ya bukannya ngedukung malah ngecandaiin terus,kasih semangat kek!”jawab Sumi jutek

“Bukannya kakak tidak mendukung,tetapi kakak hanya menasehati, bermimpi boleh saja tetapi harus disertai dengan niat yang sungguh-sungguh!”

“Jangan berharap untuk menjadi terkenal, tetapi tunjukkan yang terbaik, insyaallah semua akan maksimal hasilnya”!kata mas Iqbal bijak

“Terimakasih kakak,aku sayang kakak!”peluk Sumi dari belakang

Biru langit terlihat cerah.Pohon-pohon berjejer rapi di sepanjang jalan yang kami lalui.

Di atas awan kulihat namaku terukir indah.
Penulis terkenal,Sulistia Mulyani Djamal,atau biasa di panggil Sumi.

Namaku,nama pemberian orang tuaku.

(Visited 62 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Sarmini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.