A. Mengenal Claude Levi-Strauss.
Claude Levi-Strauss lahir pada tahun 1906 di Prancis dari orang tua berdarah Yahudi-Belgia.Orang tuanya adalah seniman sehingga Claude Levi-Strauss banyak mengenal huruf dan membaca melalui warna-warna dari krayon. Selain itu, keluarganya merupakan kaum intelektual sehingga tidaklah sulit bagi Claude Levi-Strauss untuk mendapatkan pendidikan yang laik. Sebenarnya, awal karir Claude Levi-Strauss bukan lah sebagai seorang antropolog, melainkan sebagai seseorang yang belajar ilmu hukum.
Pada tahun 1927, ia sempat masuk ke Universitas Paris untuk mempelajari Ilmu Hukum. Namun, di tahun yang sama juga, Claude Levi-Strauss belajar filsafat, di Universitas Sorbonne.
Mendapatkan lisensi dalam bidang hukum juga memberikan pengaruh baginya dibidang lainnya, terutama antropologi.Apalagi setelah Claude Levi-Strauss membaca buku karangan Robert Lowie yang berjudul Primitive Society. Dari buku yang menarik inilah, Claude merasa terdorong untuk membuat penelitian mengenai masyarakat primitif.
B. Gagasan strukturalisme Levi-Strauss.
Claude Levi-Strauss dikenal sebagai seorang strukturalis asal Prancis. Levi-Strauss juga yang pertama kali memperkenalkan strukturalisme linguistik Saussurian pada ilmu sosial. Strukturalisme Levi-Strauss merupakan salah satu paradigma dalam antropologi yang memudahkan kita mengungkap berbagai realitas budaya (melalui bahasa) pada kelompok masyarakat tertentu.
Strukturalisme memiliki pengaruh di kalangan intelektual Prancis, yang bersinggungan dengan sistem filsafat seperti hermeneutika, Marxisme, fenomenologi, eksistensialisme, serta rasionalisme. Meski begitu, tulisan ini ingin membahas secara terbatas pada gagasan strukturalisme Levi-Strauss.
(Sumber: britannica.com)
Strukturalisme Levi-Strauss berfokus pada bentuk (pattern) dari kata. Kata memiliki bentuk yang erat kaitannya dengan tatanan sosial masyarakat. Melalui pemikiran Ferdinand de Saussure pula, konsep tanda bahasa yang terdiri dari signifier (penanda) yang berwujud bunyi dan signified (petanda), serta konsep langue dan parole diadopsi oleh Levi-Strauss. Asumsi dasar strukturalisme Levi-Strauss menekankan pada aspek bahasa. Struktur bahasa mencerminkan struktur sosial masyarakat.
Premis dasar pendekatan Levi-Strauss berlawanan dengan sebagian besar pendekatan teori sistem di Amerika, yang cenderung berhubungan dengan data yang teramati dan mengabaikan struktur pikiran bawah sadar. Konsep strukturalisme Levi-Strauss muncul akibat ketidakpuasan terhadap fenomenologi dan eksistensialisme. Pasalnya saat itu para ahli antropologi tidak pernah mempertimbangkan peranan bahasa yang memiliki kedekatan dengan kebudayaan manusia itu sendiri. Ia mengatakan bahwa mengkaji budaya perlu dilakukan dengan model linguistik.
Levi-Strauss seringkali mentransformasikan ide spekulatif ke dalam fakta dan refleksi masa lalu ke dalam asumsi kekinian. Dia menjustifikasi bercampurnya pengalaman personal dengan interpretasi intelektual, bahwa geologi, psikoanalisis, dan Marxisme sebagai fundamental dasar gagasannya. Antropolog pecinta seni ini juga pernah memasukkan musik dalam metode analisisnya–meski belakangan ia meragukannya–dengan bersikukuh bahwa banyak versi mitos masyarakat tribal dapat dibaca seperti tangga nada.
These facts make the creator of music a being like the gods, and make music itself the supreme mystery of human knowledge.
Levi-Strauss.
Sejak berkenalan dengan linguistik struktural oleh Roman Jakobson, Levi-Strauss mulai berpaling ke kajian bahasa Saussure sebagai satu sistem mandiri yang mendalilkan adanya satu hubungan dinamis antara komponen setiap tanda linguistik. Maka, menurut Levi-Strauss, fenomena maupun sistem kekerabatan tidak pernah dapat dijelaskan hanya melalui observasi empirik secara langsung.
Namun, sebagaimana linguistik, mereka harus dikaji sebagai serangkaian simbolik (Kurzweil, 1996).
Pada level makro, hubungan simbolik ini ada di antara bahasa dan kebudayaan; dan dalam masyarakat tribal, mereka dikatakan menjadi satu dengan pengisahan mitos. Karena Levi-Strauss tertarik dengan bagaimana bahasa dan mitos pada kebudayaan yang berbeda mirip satu sama lain dan tampak terstruktur dalam gaya yang serupa.
“Language is a form of human reason, which has its internal logic of which man knows nothing.“
Claude Levi-Strauss
Sebagaimana diketahui, bahasa sebagai alat berkomunikasi, merupakan unsur yang sangat penting dalam kebudayaan manusia. Menurut Levi-Strauss, bahasa yang digunakan merefleksikan budaya atau perilaku manusia. Oleh karena itu, bahasa dapat digunakan untuk mempelajari kebudayaan atau perilaku suatu masyarakat.
Prinsip dasar struktur dalam pendekatan Levi-Strauss adalah, bahwa struktur sosial tidak berkaitan dengan realitas empiris, melainkan dengan model-model yang dibangun menurut realitas empiris tersebut (Strauss, 2007).
Ada empat syarat terbentuknya sebuah struktur sosial (Zakridatul, 2013), yaitu:
1). Sebuah struktur menawarkan sebuah karakter sistem. Struktur terdiri atas elemen-elemen yang salah satunya akan menyeret modifikasi seluruh elemen lainnya.
2). Seluruh model termasuk dalam sebuah kelompok transformasi, di mana masing-masing berhubungan dengan sebuah model dari keluarga yang sama, sehingga seluruh transformasi ini membentuk sekelompok model.
3). Sifat-sifat yang telah ditunjukan sebelumnya, memungkinkan kita untuk meperkirakan dengan cara apa model akan beraksi menyangkut modifikasi salah satu dari sekian elemennya.
4).Model itu harus dibangun dengan cara sedemikian rupa sehingga keberfungsiannya bisa bertanggung jawab atas semua kejadian yang diobservasi.
C. Kesimpulan
Melalui gagasan strukturalisme bahasa Levi-Strauss, kita diajak untuk melihat sesuatu di balik karya manusia. Sesuatu yang berwujud karya, bukan lagi berupa angan-angan, melainkan berupa nilai atau makna yang secara tidak sadar telah membentuk ide, gagasan atau pemikiran individu. Dengan demikian, segala sesuatu di dunia ini, menurut pandangan Levi-Strauss, merupakan sistem yang memiliki struktur-struktur yang mengaturnya. Demikian karya gagasan strukturalisme Levi-Strauss.Semoga dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat.
Diberdayakan
Dr.Sudirman,S.Pd.,M.Si.
Dosen Sosiologi
Referensi Suntingan.
Logos ID. Designed and Developed by Nathanael Pribady.
Kurzweil, E. (1996). The Age of Structuralism: From Levi-Strauss to Foucault. Transaction Publishers.
Strauss, CL. (2007). Antropologi Struktural. Kreasi Wacana: Yogyakarta
Strauss, CL (1974). Structural anthropology. Person & Law, 1, 571.
Taum, Y. Y., & Hum, M. (2011). Teori-teori analisis sastra lisan: strukturalisme Levi-Strauss. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan, Disertai dengan Contoh Penerapan, 159-193.
Zakridatul, A. R. (2013). Teori Strukturalisme Levi-Strauss. Universitas Gadjah Mada.
(****).
Teruslah membaca agar ilmu dan pengetahuan kita bertambah terus.
Tulisan ini di berdayakan untuk referensi suplemen mata kuliah dan diolah dari berbagai sumber.
Makassar, 13 Juni 2022.
Sudirman Muhammadiyah
(1305.SDM)
Sangat bermanfaat