Lospalos kaulah kota terindah, tempatku bersemayan, tempatku mencari ilmu dan bernafkah. Kaulah ibukota Municipio Lautém, ibu yang selalu menjaga dan memelihara anak-anaknya. Dari yang terkecil menjadi yang terbesar, dari yang terbelakang menjadi terdepan, dari yang terbodoh menjadi terpintar, dari yang tertindas menjadi terbebas seperti burung-burung di udara yang terbang bebas sesuka hatinya.
Dulu di jaman Okupasi Indo kau dinamai Kota “LINCAH” Lautem Indah Nyaman Cantik Aman dan Harmonis. Julukan ini tepat sekali dengan ciri-ciri masyarakat yang mendiami kota Lospalos. Cantik-cantik dan ganteng-ganteng orangnya, ramah dan senyum gemulai menyambut setiap tamu yang datang menjengkuknya. Kau juga dijuluki “Losquinamokos” oleh orang-orang Dili, karena orang-orang yang berdiami di kota Lospalos ini, orang-orangnya mirip dengan malai mutin, yang berbahasa ibu fataluku.
Dulu di jaman penjajahan portugis kau hanya tahu berbahasa portugis dan fataluku, tapi tidak tahu bahasa tetun. Begitu pula di jaman okupasi Indo kau mampu menguasai bahasa Indonesia dan berlogat fataluku tetapi tetun sendiri tetap nihil. Di jaman UNAMET malai barat datang ke kota ini, kau mampu berbahasa inggris layaknya orang inggris yang berlogat fataluku tetapi tetap lemah dalam bahasa nasional tetun. Sehingga kalau sudah turun ke kota Dili, orang-orang Dili menjuluki pribumi Lospalos bergaya malai tetapi lemah dalam bahasa nasionalnya sendiri, misalnya, “mai ita ba uma ha”, “ba nebe ha”, dsb…
Di jaman kemerdekaan ini sudah ada perubahan sedikit, tetapi logat dan gaya bahasamu masih selalu kentara, jadi orang lain langsung menilai asal-usulmu darimana kamu datang. Meskipun disini di ibu kota Lautém ini, terdiri dari lima kecamatan, dimana dua kecamatan yang berbahasa makasa’e dan makalero, dan tiga lainnya berbahasa fataluku, tetapi yang dominan adalah fataluku sebagai representasi negeri Lospala.
Motomu yang dulunya “LINCAH” Latém Indah Nyaman Cantik Aman Harmonis, kini berubah jadi “HALAFO-FOHALABE” Hamutuk Lautém Forsa – Forsa Hamutuk Lautém Bele atau “Bersatu Lautém Kuat – Satukan Kekuatan Lautém Bisa”. Sebuah moto yang unik dan tepat sasaran. Dulu dipandang sesuai dengan ciri-ciri orang-orang pribumi dengan gaya bahasa dan logatnya. Namun di jaman kemerdekaan ini, hal itu tidak dipandang lagi tetapi lebih mementingkan persatuan untuk memajukan IPTEK dan Pembangunan di bumi Losquinamokos ini.
Kota Lospalos atau Losquinamokos inilah tempatku menimba ilmu, membesarkanku dan meraih cita-citaku seperti sekarang ini. Aku dibesarkan dan dididik di asrama Yatim Piatu/Orfanato Dom Bosco Lospalos, disitulah aku belajar tata krama, etika, moral, reliji, musik dan bagaimana hidup bersosialisasi dengan orang lain yang tidak sepadan dan sependapat dengan kita. Kadang suka dan duka silih berganti tapi tetap kubertahan dan kulalui hingga menyelesaikan studiku di jenjang SMA.
Darimulah aku kini jadi berdikari membagun keluarga, dan membagi apa yang kumiliki pada anak-anak penerus bumi persada Losquinamokos ini. Ada yang mengikutinya dan ada yang menghiraukannya. Bagi yang mengikutinya kini udah bisa berdikari, namun bagi yang cuek mereka selalu tergantung pada yang digantung.
Lospalos darimulah aku belajar, aku berdikari, aku bernafkah, menghidupi keluargaku. Berbakti pada aturan yang berlaku, baik aturan dari negara maupun dari gereja, semuanya itu kujalani demi kebahagiaan keluarga, negara dan gereja. Berbaktimu dalam membagi ilmu, bagi yang membutuhkannya. Agar semua orang yang mendiami kota Losquinamokos ini bisa berdikari dan berkontribusi untuk bangsa dan negara Timles serta gereja tempat untuk mewujudkan impian kita menuju dunia lain yang kita semua nantikan bersama Tuhan.
By Prof Aldo Jlm’22
Edisi 11072022