Oleh : Elvira Pereira Ximenes

Ada seorang gadis bernama Rainha, berusia 17 tahun. Tinggal di sebuah kampung bersama dengan ibunda tercinta dan sang nenek. Rainha tidak pernah mendapat kasih sayang dari ayah kandungnya, mengenal pun tidak. Ayahnya meninggalkan ibunda tercintanya saat Rainha masih dalam kandungan. Rainha bersekolah di SMP katolik.

Tibalah saatnya tamat SMP, Rainha harus berpisah dengan ibu dan neneknya karena ingin melanjutkan
sekolah di kota, salah satu SMA favoritnya agak jauh dari kampung. Rainha memilih tinggal di asrama putri bersama teman-teman sebayanya.

Rainha masuk dalam kategori kelas unggul di jurusan IPA, karena Rainha termasuk gadis pintar, rajin dan cantik, sering mendapat juara sejak SMP. Ia sering melakukan tugas yang diberikan oleh para guru di sekolah maupun taat dan setia terhadap aturan-aturan asrama, seperti membersihkan lingkungan asrama, masak, berdoa maupun mengikuti berbagai aktivitas gereja. Tapi Rainha sering menjadi korban, ikut mendapat sanksi gara-gara kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan oleh teman-temannya.

Suatu ketika ada program perluasan gedung asrama. Maka datanglah para tukang untuk menggali lubang untuk membuat pondasi. Ternyata di dalamnya terdapat beberapa tengkorak manusia. Waktu itu Rainha pun melihat dengan mata apa yang terjadi. Maka Rainha hanya mengamati ke mana tengkorak itu akan diletakkan di tempat yang layak. Semua teman-temannya pada ketakutan dan saling menakut-nakuti satu sama lain.

Ketika malam tiba, datanglah seorang cowok berbadan besar untuk menemui pacarnya yang sedang belajar di ruang belajar. Tanpa diketahui oleh ibu asrama, si gadis itu pun melihat dari jauh dan pergi menemui cowok itu di belakang asrama. Rainha melihat ada teman yang keluar tanpa izin maka Rainha menghampiri mereka dari belakang dan mulai berpikir dalam hati, enak sekali kalian berpacaran, nanti kami semua mendapat sangsi. Maka tanpa berkompromi, Rainha mengangkat tengkorak manusia dan melemparkan ke arah mereka duduk. Pada saat itu si gadis itu pun langsung berteriak dengan ketakutan lalu menangis sampai pingsan. Semua anak asrama kaget dan ibu asrama sampai telpon polisi karena belum tahu kronologinya. Pada akhirnya, Rainha jujur pada ibu asrama bahwa sebenarnya Dia yang melempari tengkorak pada mereka yang sedang pacaran.

(Visited 40 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.