Lembar demi lembaran terlepas dari gantungan hingga sampai di akhir lembaran kalender 2022. Di setiap detik, menit, jam, hari dan bulan waktu terus bergulir. Tak terasa besok adalah tanggal 29 Desember. Hari istimewa yang Tuhan berikan kepada keluarga kecil dengan lahirnya seorang putri mungil yang sudah sebulan lebih kehadirannya ditunggu-tunggu. Kata mamaku, aku sangat betah tinggal di rahimnya hingga molor hampir dua bulan lamanya. Beliau bahkan berfikir aku sudah tumbuh gigi saat keluar nanti. Hahaha,, ada-ada aja mamaku ini.
Katanya aku lahir tidak dalam keadaan baik-baik saja. Sejak lahir sudah sakit-sakitan bahkan ketika sedang dalam keadaan yang tidak ada harapan lagi, seorang tetua di kampung berkata bahwa sebuah keberuntungan jika sampai esok hari anak kita ini masih diberi kehidupan. Dan Alhamdulillah, Allah masih memberikan itu untukku dan bisa melanjutkan hidup sampai saat ini.
Bukan sekadar itu saja, jika pada umumnya pertumbuhan anak dimulai dari tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, berjalan dan berlari. Maka aku berbeda. Kata mama bahwa pertumbuhanku dimulai dari tengkurap, duduk, berjalan dan berlari. Jangankan untuk merangkak, duduk saja tidak tengap. Tanpa melewati fase merangkak. Bagaimana bisa merangkak jika duduk saja harus ditopak dengan bantal agar tidak jatuh ke belakang karena aku duduk dengan bagian bokong hingga punggung menyentuh tanah.
Tidak hanya sampai disitu saja. Mungkin sebagian anak di usia 2 tahun itu sudah lancar berjalan bahkan ada yang telah mampu belari tetapi aku sungguh istimewa karena di usia itu, aku baru belajar berjalan. Sungguh luar biasa si Ati kecil ini.
Oohh iya, aku lupa memperkenalkan si anak kecil lucu ini karena nama yang sekarang sudah ada perubahan. Namaku ketika kecil itu ada dua. Tapi mama lupa nama apa yang diberikan saat aku dipotongkan kambing. Karena kepercayaan orang tua dulu, kalo anak sering sakit-sakitan namanya harus diganti. Jadilah nama kecilku “Ati” tidak ada nama panjangnya hingga aku masuk SD. Ketika masuk SD, namaku bertambah hurufnya dengan menggabungkan nama mama yaitu Mardia dan Ti jadi Mardiati yang diberikan oleh om dan guruku sendiri.
Hingga waktu terus bergulir dari tahun berganti sampailah di pengujung tahun 2022. Waktu yang dilalui penuh dengan cerita kebahagian, tawa, susah, kecewa, amarah bahkan air mata.
Tak terasa besok telah sampai pada tanggal 29 Desember 2022. Hari yang akan mengganti angka usiaku. Usia yang bukan remaja lagi. Usia yang tidak lagi memikirkan diri sendiri. Jika hari ini masih 29 tahun maka, besok adalah 30 tahun. Bukan angka yang muda lagi bukan. Secara otomatis jatah usiaku berkurang satu lagi.
Di angka itu, aku belum mampu memberikan kebahagian kepada keluargaku terkhusus untuk mama. Yang aku berikan hanya kekecewaan dan air mata.
Maa…. Doakan selalu anakmu ini. Semoga di tahun berikutnya anakmu yang bandel ini, mampu memberikan kebahagian bukan lagi kekecewaan dan air mata.
Maa… Angkatkan selalu tanganmu di setiap akhir sujudmu untuk anakmu yang bawel ini agar bisa mendapatkan jodoh yang terbaik yang Allah masih sembunyikan.
Semoga di tahun 2023, di usia 30 tahun ini, aku bisa terus berkarya, mendapatkan SK PPPK 2023, menemukan sang pangeran hati untuk membangun keluarga dan mampu mandiri tanpa ada bantuan penuh lagi dari keluarga.
Happy birthday for myself

 
 