Oleh: Aldo Jlm

Apa sih lato-lato itu? siapakah penciptanya? dan darimana asalnya?  

Lato-lato adalah dua bola warna kecil yang diikatkan dengan sebuah tali lalu diayunkan sehingga saling menyentuh dan mengeluarkan bunyi atau suara.

Mainan lato-lato menjadi mainan yang tengah digandrungi oleh segala umur, dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Harga untuk sebuah mainan berupa dua buah bola kecil ini, di Timor Leste berkisar antara U$1 hingga U$2, dari ibukota Dili dan kini viral sampai di desa-desa di seluruh pelosok bumi lorosa’e, dari Tutuala hingga Oecusse.

Sekilas tidak ada hal yang menonjol dan istimewa dari dua bola kecil dengan dua tali yang kemudian diikat pada satu cincin itu. Tetapi ketika memainkannya, membuat dua bola kecil itu berbenturan, dan akan meninggalkan bunyi ‘tek-tek-tek-tek’. Untuk menimbulkan bunyi tersebut, hanya perlu menggoyangkan perlahan cincin pada talinya, agar bola beradu dan bunyi keluar. Namun, permainan ini perlu sedikit latihan, agar tidak gagal untuk menciptakan bunyi berirama itu.

Permainan itu memiliki sejarah dan pernah terkenal di Amerika Serikat dengan sebutan clackers balls atau clackers balls hingga Italia yang disebut ‘Lato’ (bahasa italia yang berarti sisi samping).

Pada awal tahun 70-an, ratusan pembuat mainan telah menjual jutaan clacker di seluruh dunia. Clacker memiliki desain yang mirip dengan boleadora, senjata pilihan untuk gaucho (koboi Argentina) yang mencoba menangkap guanaco.Maka datanglah bola clacker atau dikenal sebagai click-clack, bola atau knockers. Pada  awal 1970-an, clackers begitu populer sehingga sampai ke penduduk provinsi kecil di Italia bernama Calcinatello (populasi 12.832) yang mengadakan kompetisi tahunan untuk penggemar clacker, menurut John P Swann, seorang sejarawan FDA.

Tetap meledak dan tidak dengan cara yang baik. Mainan tersebut awal mulanya dipasarkan sebagai cara untuk mengajari anak-anak koordinasi antara tangan-mata. Tetapi fakta bahwa mainan tersebut dapat berubah menjadi proyektil yang berbahaya, hingga akhirnya permainan itu juga dilarang untuk mencegah kebutaan.

Pada 1971, FDA menyatukan kepala kolektifnya dan menetapkan standar keamanan baru untuk produsen yang mencakup pengujian preskriptif dan pencatatan yang ketat. Itu adalah hambatan besar bagi pembuat clacker, kemudian mainan itu ditarik dari pasar.

Kepopuleran permainan ini juga sampai di Indonesia pada tahun 90-an. Permainan ini tidak lagi menggunakan bahan akrilik yang berisiko pecah dan berbahaya, sebagaimana disebutkan dalam Quartz. Meskipun bentuknya masih sama, permainan ini dibuat lebih aman karena menggunakan bahan plastik polimer. Dengan cara inilah Indonesia menganggap bahwa Ken Arok yg ditengarai sebagai penemu permainan lato-lato itu.

Permainan ini sekarang banyak diminati oleh kalangan anak kecil hingga remaja, karena asyik memainkannya, sekaligus menyenangkan hati para penggunanya. Namun tak heran bahwa, kadang-kadang mereka kena getah pukulan dari lato-lato itu sendiri hingga tangan mereka terluka dan benjol pun tak peduli, mereka tetap memainkannya, karena asyik dengan bunyi yang dikeluarkannya.

Dikutip dari Jornal REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, Edisi Kamis 05 Jan 2023, tentang sejarah lato-lato

By Aldo Jlm’23

(Visited 28 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Aldo Jlm

Elemen KPKers-Lospalos,Timor Leste, Penulis, Editor & Kontributor Bengkel Narasi sejak 2021 hingga kini telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan ke BN, berupa cerpen, puisi, opini, dan berita, dari negeri Buaya ke negeri Pancasila, dengan motonya 3S-Santai, Serius dan Sukses. Sebagai penulis, pianis dan guru, selalu bergumul dengan literasi dunia keabadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.