Oleh: Gugun Gunardi*

Pengantar:

Dunia kampus kembali berduka. Belum lama diberitakan bahwa UNTAD akan men-DO 900 mahasiswa angkatan 2016 pada tanggal 30 Juni 2023. Kini Polisi berhasil menangkap lima orang terduga pengedar narkoba di kalangan mahasiswa. Hal ini terjadi setelah Polisi menemukan bunker narkoba di salah satu kampus di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kejadian tersebut dibenarkan oleh kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana. Akan tetapi, Komang belum mengetahui pasti peran dan status dari kelima orang tersebut yang telah diamankan, “apakah masih berstatus mahasiswa atau alumni”.

Kepala Bagian Humas Universitas Hasanuddin Ahmad Bahar mengatakan, pihaknya tidak akan mentolerir oknum yang terlibat dalam peredaran narkoba di dalam kampus.

Pembahasan:

Selama ini kampus dianggap sebagai benteng yang kokoh di dalam pemeliharaan kebudayaan dan moral. Kampus merupakan lembaga terhormat, pencetak intelektual muda, pelestari dan pengemban kebudayaan. Oleh sebab itulah, kampus menjadi kepercayaan dan kebanggaan masyarakat dalam pembentukan dan pembinaan generasi muda yang intelek.

Jadi manakala kampus menjadi salah satu tempat penyalahgunaan narkoba, tentu masyarakat pada umumnya merasa prihatin. Lembaga yang disakralkan sebagai pencetak generasi intelek telah disusupi oleh kelompok perusak moral generasi muda. Kelompok penghancur masa depan bangsa. Mau mahasiswa, apalagi alumni, betapa mereka telah hilang rasa bertanggung jawab terhadap almamaternya, dalam mendewasakan keilmuan maupun karakter mahasiswa. Pada ke mana para dosen pembina kemahasiswaan, hingga kampus menjadi tempat berkembangnya narkoba.

Tentu saja para penggagas berbagai pelatihan soft skill mahasiswa, akan sangat prihatin mendengar berita ini. Penulis sendiri, mendapatkan pelatihan-pelatihan tersebut pada tahun 1989 (LKMM Tingkat Pra Dasar, Dasar, dan Menengah), dilanjutkan dengan pelatihan OPPEK tahun 1993, dan Pelatihan Pelatih LKMM Tingkat Lanjutan tahun 1997, serta pelatihan pelatih soft skill pada tahun 2001, dengan mendapatkan materi dari para pemandu yang andal antara lain: Prof. Dr. Enoch Markum, Dr. Iman Santoso (alm), Dr. Budi Matindas, Dr. Wilman Dahlan, Dr. Urif Mokoginta, Dr. Soeroto, Dr. A.S. Bilah, dan Dr. Ilah Sailah.

Beliau-beliau menitipkan kepada kami para pelatih, agar mahasiswa memahami dan bertanggung jawab akan keberadaannya di kampus. Kaya dengan gagasan yang tertuang di dalam program kegiatan, siap menjadi pemimpin yang baik pada lembaga kemahasiswaan, dan siap berkiprah menjadi pemimpin di level nasional, disertai karakter yang kuat. Jadi, mahasiswa tidak hanya dijejali dengan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga dipersiapkan menjadi manusia yang memiliki karakter yang kuat. Pematangan dan kesigapan mahasiswa untuk menangkal hal yang negatif dari luar kampus. Pendewasaan karakter ini juga didampjngi oleh para dosen yang bersedia menjadi pembina kemahasiswaan. Inilah gagasan yang cemerlang yang dikembangkan oleh para pakar di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Enoch Markum (pada rahun 1989 menjabat Direktur Kemahasiswaan Dikti).

Gagasan yang cerdas dari para visionir di atas, lima tahun terakhir seperti ditinggalkan oleh para pengelola perguruan tinggi. Di mana LKMM Pra Dasar, disiapkan untuk mengganti kegiatan MOS, yang kadang-kadang berbau perpeloncoan. LKMM Pra Dasar merupakan bentuk pelatihan kepada mahasiswa baru agar memahami situasi/ kondisi kampus, serta hak dan kewajiban sebagai mahasiswa, serta kesiapan menangkal hal-hal yang negatif baik intern maupun ekstern.

Hal yang kadang-kadang dianggap sulit oleh para mahasiswa adalah menuangkan gagasan untuk suatu program kegiatan. Pelatihan ini ada di dalam lingkup LKMM Tingkat Dasar, yang mana goalnya adalah mahasiswa dapat membuat suatu program kegiatan (proposal kegiatan). Kemampuan mahasiswa menyusun proposal kegiatan ini juga berdampak positif terhadap kesiapan yang bersangkutan ketika harus menyusun proposal tugas akhir. Kegiatan ini diperuntukkan bagi mahasiswa semester 3 dan 4.

Mahasiswa adalah sosok yang dipersiapkan untuk dapat memimpin masyarakat. Maka pada LKMM Tingkat Menengah, mereka dibekali dengan materi organisasi, kepemimpinan, dan bernegosiasi. Kemahiran ini sangat bermanfaat manakala mereka harus turun di masyarakat dalam lingkup materi kuliah lapangan (KKN dan KKL). Kebiasaan mengelola organisasi dan memimpin khalayak sudah terlatih melalui LKMM Tingkat Menengah. Kegiatan ini diperuntukkan bagi mahasiswa semester 5 dan 6 serta pimpinan lembaga kemahasiswaan.

Mahasiswa adalah sosok yang tidak boleh mudah terprovokasi. Pada LKMM Tingkat Lanjutan, isi materinya bersangkut dengan isu-isu nasional dan internasional. Hal yang penting yang perlu dipahami mahasiswa adalah bagaimana agar tidak mudah termakan oleh hoaks. Maka mahasiswa harus dibekali dengan pengetahuan wacana kritis, untuk mengkritisi berbagai wacana hoaks yang berkembang, sehingga di dalam menanggapi hoaks, para mahasiswa lebih bijaksana. Pelatihan ini untuk mahasiswa semester 7 dan yang akan menyelesaikan studinya.

Selain para mahasiswa, para dosen yang bersedia menjadi pembina kemahasiswaan pun dibekali dengan pelatihan OPPEK. Dengan pelatihan ini, para dosen pembina kemahasiswaan dibekali trik jitu untuk mengajak mahasiswa menjadi manusia dewasa yang memahami hak dan kewajibannya, serta bergerak bersama mengusir anasir-anasir negatif yang akan merusak nama baik kampus.

Penutup:

Jangan merasa aman dan tenang-tenang di kampus. Hati-hati, masih banyak kelompok-kelompok yang merasa tidak suka jika kampus menghasilkan pemimpin yang intelek dan visioner bagi bangsa yang besar ini. Mereka tidak suka melihat bangsa ini maju. Mereka dengan berbagai cara akan berusaha merusak ketentraman kampus.

Mari kita gali dan kita kembangkan gagasan-gagasan pelatihan bagi para mahasiswa, yang sudah disusun oleh para senior kita. Jangan lengah dengan meninggalkan gagasan yang cerdas tersebut, demi mendewasakan mahasiswa, agar siap menangkal gangguan negatif di intern kampus maupun dari ekstern kampus.

Kampus adalah benteng pelestarian dan pengembangan kebudayaan. Mari kita jaga kampus yang kita cintai.

*Penulis: Doktor dan Dosen Tetap Univ. Al Ghifari Bandung.

(Visited 28 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.