Oleh : Ruslan Ismail Mage*

Minggu (25/6) pukul 09.00 pagi, bersama seorang tetangga berboncengan ke pasar tradisional yang didominasi oleh para pedagang ikan bernama pasar pagi Pasir Jambak, berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Padang, Sumatera Barat. Para pemburu ikan berebut menawar onggokan ikan yang baru turun dari perahu nelayan.

Kesempatan langkah itu dimanfaatkan untuk membuang pandangan ke bentangan laut lepas tak bertepi. Pemandangan indah birunya laut laksana lantai dansa tempat perahu-perahu nelayan bergoyang-goyang mengikuti irama gelombang. Tidak jauh dari perahu nelayan, nampak sebuah benda bulat di hempaskan ombak ke tepi. Benda itu hilang timbul setiap ada hempasan ombak yang mengantarnya mendekat ke bibir pantai. Semakin dekat semakin jelas kalau ternyata sebuah bola plastik berwarna merah.

Sebagai seorang penulis buku-buku motivasi, tiba-tiba dalam pikiran menghubungkan bola plastik itu dengan hakekat kebenaran. Seakan bola plastik itu menyampaikan pesan, “Sekeras apa pun ombak ingin menenggelamkanku, aku akan selalu menggeliat muncul ke permukaan”. Terbayang sebuah kebenaran yang selalu ditutupi dan berkata juga kepadaku, “Sekuat apa pun ingin menenggelamkanku, aku laksana bola karet itu yang akan selalu menggeliat muncul ke permukaan”.

Sebagaimana kata Buddha, pemimpin spiritual Siddharta Gautama, “Tiga hal tidak bisa lama disembunyikan, yaitu matahari, bulan, dan kebenaran”. Bisa jadi ini yang diyakini Tan Malaka sampai mengatakan, “Berapa pun cepatnya kebohongan itu, namun kebenaran akan mengejarnya juga”. Inilah yang melatarbelakangi ungkapan klasik yang diyakini hampir semua orang bahwa, “Kebenaran pasti menang”. Terlebih kalau semesta sudah mulai bekerja.

Lalu bagaimana ciri-ciri kalau semesta sudah mulai bekerja? Paling tidak ada dua isyarat yang menyampaikan pesan semesta sudah bekerja. Pertama, ketika semakin banyak orang yang berada dibawah tekanan, sudah berani bepihak kepada suara kebenaran. Kedua, ketika muncul satu persatu orang-orang yang berada dalam lingkaran persekongkolan jahat, memilih keluar dari zona nyaman dan mulai berani melawan arus deras.

Munculnya arus perlawanan beberapa pengurus DPD Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan DPD Partai Amanat Nasional (PAN) yang bertolak belakang dengan keputusan DPP tentang dukungan capres. Munculnya konglomerat yang mulai menyukai cara kerja Anies Rasyid Baswedan ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang diprediksi akan memberi dukungan finansial menuju Pilpres 2024. Munculnya kasus pelecehan seksual seorang isteri tahanan KPK yang kemudian memicu terkuaknya pungli di rutan KPK yang mencapai Rp 4 Miliar di tengah isu pentersangkaan Anies oleh KPK. Kasus ini tentu membuka mata publik tentang eksistensi KPK yang di tubuhnya sendiri terjadi korupsi, bagaimana bisa adil dalam pengusutan korupsi di tubuh orang lain.

Ketiga contoh di atas, sesungguhnya isyarat semesta telah bekerja. Tinggal bagaimana para pejuang kebenaran dan keadilan melanjutkan kerja semesta itu. Pers yang kembali memilih jalan penghormatan etika jurnalistiknya terus membongkar kebohongan, kelompok orang terdidik yang memuliakan ilmunya tak gentar menyuarakan kebenaran, dan mahasiswa menyadari dirinya kembali sebagai agent of change yang tak terkalahkan sepanjang sejarah perubahan.

Kalau tiga aktor utama civil society ini kembali bersatu padu mengawal demokrasi Indonesia menuju 2024, Insya Allah rakyat akan tersenyum menyambut pemimpinnya yang dikirim semesta. Seorang pemimpin yang memeluk kemanusiaan, merangkul keadilan, dan mengurus kehidupan bernegara rakyatnya. Menurut Socrates, “Hanya kepada orang yang halus perasaannya, keindahan dan rahasia kekuatan alam dibukakan Tuhan untuknya”. Sementara novelis, penyair, jurnalis, dan penulis drama terkemuka di zamannya, kelahiran Amerika 29 Juli 1878 bernama Donald Robert Perry Marquis mengatakan, “Alam semesta tidak bersahabat dengan orang-orang tolol, mereka semua cepat atau lambat akan hancur”.

*Inspirator dan penggerak, penulis buku-buku motivasi dan politik

(Visited 73 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.