Oleh : Elsi Gita Anggraini*

Sebenarnya apa arti dari sebuah kehidupan? Apa yang menjadi latar belakang sebuah kehidupan itu diartikan? Kenapa setiap orang berpacu untuk menjadikan kehidupan mereka menjadi lebih baik? Apakah kehidupan sama artinya dengan hidup? Dan masih berderet pertanyaan antri yang berkaitan dengan kehidupan selama ini dalam pikiranku.

Hari ini seorang dosen sekaligus inspirator dan penggerak kelas nasional bernama Bapak Ruslan Ismail Mage telah menjawabnya dengan singkat, padat, rinci, dan jelas. Setiap pertanyaan yang terbersit di pikiranku itu telah ada jawabannya. Bahwa hidup berkaitan dengan diri sendiri, sementara kehidupan berkaitan dengan diri sendiri dan orang lain. Orang sombong, angkuh, cuek mengurus hidup dan cenderung mengabaikan kehidupan. Sementara orang bijak mengurus hidup dan juga mengurus kehidupan.

Menurut Bapak Ruslan, kalau dianalogikan, hidup dan kehidupan itu ibaratkan dengan dua botol mineral. Satu berisi penuh air, dan satunya kosong. Botol mineral yang penuh dengan air pasti susah untuk dikempeskan, diplintir, dipencet, diremukkan, atau dicampakkan. Dan yang pasti akan disimpan karena masih penuh dengan air. Sementara botol mineral yang sudah kosong airnya, pasti sangat gampang dikempeskan, sangat mudah diplintir, dan diremukkan, dicampakkan, bahkan diinjak dan ditendang karena sudah menjadi sampah.

Walau hanya kurang lebih 30 menit berdiri di depan kelas, tetapi terasa ilmu yang diberikan gaungnya tiga tahun lamanya bahkan bisa menjadi seumur hidup. Berdasarkan analogi dua botol mineral di atas, Pak Ruslan menjelaskan, “Dalam mengurus hidup dan memuliakan kehidupan, maka mumpung masih mahasiswa isilah kepalamu sebanyak mungkin dengan ilmu pengetahuan, dan penuhi jiwamu dengan iman. InsyaAllah tidak mudah dipermainkan oleh masa depan. Sebaliknya jika kepala kosong ilmu, jiwa kosong iman dan taqwa, maka mudah diombang-ambingkan gelombang kehidupan. Bahkan dianggap tidak bernilai yang gampang disingkiran.

Artinya jika tidak memiliki kemampuan apa pun, maka kita tidak akan bisa bertahan hidup, sedangkan dengan memiliki kemampuan, kita bisa menghidupi diri kita, contohnya seperti bekerja. Tidak ada orang yang ingin hidupnya menjadi susah, semuanya pasti ingin hidupnya menjadi lebih baik. Karena itu, kita harus memiliki skill atau kemampuan dan memotivasi diri sendiri agar menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk orang lain. Terima kasih Bapak Ruslan Ismail Mage, 30 menit menginspirasi tiga tahun menggema dalam jiwa.

*Mahasiswi Ilmu Komunikasi Unes

(Visited 55 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Inspirasi Daerah

Inspirasi Daerah memuat narasi pemerintahan daerah seluruh Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: