Oleh: Muhammad Sadar*
Isu pangan seolah tiada selesainya untuk dibahas oleh berbagai elit dan kalangan. Nyaris semua pemerintahan dan lembaga di dunia, komoditas pangan selalu menjadi domain utama pembicaraan di level diskusi, rapat koordinasi, seminar, workshop maupun konferensi dan sejenisnya. Leading sector ekonomi dan kebutuhan hidup konsumsi sehari-hari adalah pangan sebagai penggerak utamanya. Bahkan, tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) menjadikan keterpenuhan pangan yang cukup dan aman sebagai sebuah indikator pencapaian kesejahteraan umat manusia.
Komoditas pangan utama yang sangat strategis dan penting dibahas adalah beras sebagai output dari hasil budidaya padi, baik di lahan sawah, lahan kering, atau lahan rawa. Lahan sawah merupakan media utama produksi padi dengan produktivitas yang relatif lebih baik dari pada jenis lahan lain. Saat ini, produktivitas padi sawah di Indonesia menduduki peringkat ke-10 dari 30 negara utama penghasil beras dunia dan peringkat ke-3 di Asia setelah Cina dan Vietnam. Sementara negara penghasil beras terbesar di dunia saat ini, Indonesia peringkat ke-4 Dunia dan benua Asia setelah Cina,India dan Bangladesh serta peringkat ke-1 di kawasan ASEAN.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (2022) telah melepas lebih dari 100 Varietas Unggul Baru (VUB) padi spesifik lokasi sejak 2007-2020 untuk semua agroekosistem.
Pelepasan VUB telah melalui berbagai serangkaian proses penelitian, uji adaptasi, dan penyebaran tanam multilokasi untuk memperoleh kelayakan dan kesesuaian lahan serta tingkat penerimaan petani sebagai pengguna produk penelitian.
Dalam diseminasi VUB padi secara luas di lapangan, beberapa metode dilakukan antara lain demonstrasi cara, demonstrasi area, dan demonstrasi farm (usahatani) dalam skala besar. Tujuan demonstrasi lapangan dilakukan adalah sebagai sebuah strategi sosialisasi hasil penelitian padi yang ditujukan kepada petani agar memiliki sikap untuk melihat, menyadari, menerima, dan mampu melakukan dan menerapkan sebuah hasil riset padi.
Pada hari Kamis, 28 Desember 2023 di lokasi persawahan Balai Penyuluhan Pertanian Mallusetasi-Dinas Pertanian dan Ketahanan Kabupaten Barru, dilakukan demonstrasi penanaman VUB Padi Cakrabuana. Selain memperkenalkan Cakrabuana sebagai sebuah VUB padi hasil inovasi baru, demonstrasi lain yang akan diperkenalkan adalah cara bercocok tanam menggunakan rice transplanter machine. Teknik tanam tersebut akan membentuk alur tanam padi jajar legowo. Sebuah pola menanam yang dianggap ruwet dan merepotkan bagi petani sehingga pekerjaan tanam yang dilakukan saat ini melalui pendekatan mekanis yang akan meringankan dalam penggunaan tenaga kerja.
Penanaman Cakrabuana sebagai VUB padi dikalangan petani memang selayaknya harus dilakukan melalui cara budidaya modern seperti perbaikan jarak tanam, penghematan dalam penggunaan sarana benih, serta tenaga kerja yang lebih efisien. Kerapatan tanam merupakan salah satu komponen penting dalam teknologi budidaya untuk memanipulasi tanaman dan mengoptimalkan produksi. Penerapan sistem jajar legowo 2:1 adalah sistem tanam pindah antara dua barisan tanaman terdapat lorong kosong memanjang sejajar dengan barisan tanaman dan dalam barisan menjadi setengah jarak tanam antar baris.
Pemberlakuan sistem jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam 25 cm × 12,5 cm × 50 cm menggandakan populasi tanaman menjadi 213.333 rumpun per hektare atau meningkat 33,3 persen dibandingkan dengan sistem tanam tegel 25 × 25 cm dengan populasi hanya 160.000 rumpun per hektare. Sistem tanam jajar legowo bertujuan untuk memperbanyak jumlah populasi tanaman per satuan luas,
perluasan pengaruh barisan tanaman pinggir (border effect), dan mempermudah pemeliharaan tanaman (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2019).
Beberapa manfaat dan kelebihan cara tanam jajar legowo antara lain:
- Memberikan produksi gabah lebih tinggi;
- Tanaman padi pada tahap awal lebih terang, kondisi demikian ternyata tidak memberikan ruang bagi hama tikus untuk berkembang, sehingga gangguan tikus pada pertanaman bisa dihindari;
- Memudahkan dalam pekerjaan penyulaman, penyiangan, dan pemupukan karena sudah terbentuk barisan lorong tanaman yang longgar;
- Efisiensi pemberian pupuk lebih besar karena sebaran pupuk hanya pada barisan tanaman;
- Pada fase pengeringan bulir padi, daun bendera masih tegak sementara bulir padi pada malai sudah merunduk, keadaan demikian tidak kondusif dan tidak disenangi oleh burung, sehingga pertanaman jajar legowo terhindar dari serangan burung; dan
- Ketika terjadi hujan lebat pada fase pertumbuhan dan pengeringan biji, relatif lebih tahan terhadap kerebahan tanaman.
Untuk pertama kalinya VUB Padi Cakrabuana diperkenalkan di Kabupaten Barru dan didemonstrasikan melalui cara tanam mekanis. Persiapan dilakukan lebih awal seperti biasanya dalam rangkaian tanam dengan model Pendekatan Tanaman Terpadu (PTT Padi) seperti penyiapan lahan dan persemaian sistem dapog, yaitu: seleksi benih, perendaman dan pemeraman benih padi masing-masing selama 24 jam kemudian ditiriskan, lalu benih dicampur dengan pupuk hayati dengan takaran 500 gram per 25 kilogram benih. Benih disebar pada media tanah yang berkompos dalam kotak dapog berukuran 18 cm × 56 cm dengan jumlah benih 100-125 gram per kotak. Ketika umur bibit telah mencapai 14-15 hari setelah semai atau tanaman sudah tumbuh dengan tinggi 10-15 cm dan memiliki 2-4 helai daun, bibit dari persemaian dapog ditanam disawah menggunakan alat mesin indojarwo rice transplanter.
Aksi tanam perdana Cakrabuana dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru, Ir. Ahmad, M.M. yang mengawali penanaman. Aksi tanam tersebut dihadiri oleh Dan Ramil 1405-5 Palanro, Kapolsek Palanro, Lurah Mallawa, Babinsa Mallawa, Para PPL se-wilayah kerja Kecamatan Mallusetasi, dan kelompok tani Kelurahan Mallawa. Sebelum aksi tanam dilakukan, Kepala Dinas Pertanian menyampaikan orasinya.
“Kegiatan tanam VUB Padi Cakrabuana dan varietas unggul lainnya penting dilakukan untuk mendukung akselerasi dan target tanam padi untuk mewujudkan pencapaian swasembada pangan di negara kita.”
Dengan sigap dan lancar, Kepala Dinas memainkan pedal gas rice transplanter machine melakukan aksi tanam bibit padi cakrabuana yang telah berumur 14 hari pasca semai, dengan bentukan jajar legowo 2:1, Kepala Dinas menyelesaikan satu barisan alur tanam sistem jajar legowo secara sempurna dan dilanjutkan pergerakan aksi tanam berikutnya oleh Babinsa Mallawa di atas hamparan sawah seluas 1,0 hektare.
Perencanaan aksi dikomandoi oleh A. Bahtiar, S.TP., M.P. selaku koordinator lapangan BPP Mallusetasi,
sementara pengaturan dan pengelolaan mulai persemaian, operasional alat, hingga panen dikemudian hari diorkestrasi oleh komandan brigade alsintan Mallusetasi, farmer Ruslan.
Tindakan pendampingan dan pemeliharaan pertanaman akan dikawal oleh PPL setempat dan para SDM petani di lingkungan BPP Mallusetasi. Tenaga fungsional khusus Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan/POPT yang akan bertugas secara teknis mem-back up perlindungan tanaman hingga akhir musim bersama dengan sarana pengendalinya.
Penulis sebagai salah satu tenaga penguji perbenihan bertindak selaku mediator yang memfasilitasi penyiapan benih sumber berkelas ES (Ekstension Seed) berlabel biru hasil kolaborasi CoE Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin bersama Taiwan ICDF.
Sebagai gambaran umum, VUB Cakrabuana sebagaimana tercantum dalam deskripsi varietas padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tahun 2022 dilepas Menteri Pertanian berdasarkan SK Nomor: 328/Kpts/TP.010/05/2018 Tanggal 07 Mei 2018. Cakrabuana berasal dari seleksi; Iradiasi Sinar Gamma Co60 dosis 0,1 kGy terhadap Inpari 13. Umur tanaman 104 hari setelah semai.
Postur tanaman dengan daun bendera berposisi tegak setinggi 105 cm, jumlah gabah per malai sebanyak 131 butir, bentuk gabah (panjang-ramping berwarna kuning bersih), kerontokan dan kerebahan tergolong-sedang, tekstur nasi terasa pulen dengan kadar kandungan amilosa sebesar 22,0 persen. Potensi produktivitas Cakrabuana bisa mencapai 10,2 ton per hektare gabah kering giling, dengan rata-rata hasil yang dicapai sejak dilepas lima tahun lalu sebanyak 7,5 ton per hektare gabah kering giling.
Varietas Cakrabuana agak tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3. Terhadap penyakit HDB strain III tergolong agak tahan, namun rentan terhadap strain IV dan VIII. Untuk penyakit blast ras 033 dan 173 tergolong tahan dan agak tahan terhadap tungro inokulum Purwakarta.
Anjuran VUB Cakrabuana ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah dan menengah hingga ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.









Penulis berharap pada aksi demonstrasi VUB Cakrabuana kali ini selaras dengan makna katanya yang berasal dari bahasa sansekerta berarti “roda berputar”. Artinya, melalui kegiatan tersebut agar varietas ini berkembang lebih luas penggunaannya di kalangan petani. Display Cakrabuana di lapangan agar menyebar secara menyeluruh kepada pembudidaya padi dan mengubah mindset petani agar senantiasa tidak terlalu fanatik terhadap suatu varietas yang tidak direkomendasikan serta tidak menggunakan jenis padi dalam bentuk galur yang belum resmi dilepas pemerintah sebagai sebuah varietas.
Performance Cakrabuana yang hadir dalam demonstrasi musim tanam rendengan 2023/2024, kita menaruh harapan besar untuk memberikan hasil optimal berdasarkan deskripsinya sehingga menjadikan sebuah referensi varietas yang berkualitas untuk menjamin keberlanjutan usahatani padi. Semoga aura Cakrabuana pada demonstrasi periode musim tanam saat ini mampu memancarkan pengaruh, menumbuhkan minat-perhatian agar bisa tertanam secara merata di hamparan sawah para pembudidayanya.
Ekspektasi tersebut tentunya tak lepas dari dukungan kesesuaian lingkungan tumbuh, penerapan komponen teknologi budidaya, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat petani. Sekiranya hal ini tercapai, maka Cakrabuana mampu berperan nyata dalam berkontribusi meningkatkan produksi untuk mengantarkan negara ini mencapai status ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan nasional.
Barru regency is classified as a small area but is to fulfill all expectation and act as a life support.
BPP Mallusetasi, 28 Desember 2023
*Penguji Perbenihan dan Perbibitan TPHBun Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru