Oleh: Artati Latif*

Padi sebagai komoditas pangan utama masyarakat di benua Asia termasuk Indonesia dan sebagai sumber karbohidrat penting bagi sebagian penduduk dunia sehingga usaha budi dayanya sangat diperhatikan dan diberi jaminan perlindungan usaha seperti asuransi usahatani padi, subsidi pupuk dan benih,kendali harga serta bantuan infrastruktur pertanian lainnya.

Seiring dengan memasuki masa panen padi musim tanam pertama 2023/2024, atau biasa disebut musim padi rendengan di Desa Lalabata telah dimulai pergerakan awal panen padi ditandai dengan kegiatan survei ubinan pusat subround I 2024. Kegiatan survei diorganisir bersama, kolaborasi antara Dinas Pertanian dan BPS yang diawali dari rangkaian penetapan sampel pada 6 bulan terakhir. Monitoring pertanaman padi dilakukan sejak olah tanah, penanaman, fase pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman padi hingga eksekusi ubinan sampel panen. Rangkaian kegiatan tersebut ditetapkan dalam lokasi Kerangka Sampel Area(KSA) yang akan menjadi spot pemantauan secara periodik dan survei ubinan.

Penetapan jumlah sampel ubinan di Desa Lalabata berdasarkan luas tanam padi sawah MT.Oktober-Maret 2023/2024 seluas 207 hektare. Penarikan sampel sebanyak 2 plot ubinan sebagai representasi dari total luas tanam dengan proporsi 1 sampel per 100 hektare.Eksekusi ubinan dilakukan pada sampel petak terpilih melalui perhitungan acak pada tabel angka random atau melalui aplikasi BPS.

Dari hasil pengukuran dalam plot ubinan 2,5 m × 2,5 m diperoleh rumpun padi yang akan ditebas dengan cara petani. Berdasarkan SOP ubinan bahwa,para petugas survei ubinan dilarang melakukan intervensi terhadap pekerjaan petani dalam menebas tanaman padinya,
cukup diberikan petunjuk pekerjaan dari luar arena plot ubinan.Hal ini bertujuan agar hasil ubinan benar-benar obyektif dari profesionalitas pekerjaan petani tanpa campur tangan petugas.

Jenis padi yang diubin pada masa panen saat ini adalah padi inbrida bervarietas mekongga dari hasil bantuan benih pemerintah tahun 2023 di Desa Lalabata seluas 70 hektare yang diterima oleh 3 kelompok tani penerima manfaat. Angka timbang ubinan dihasilkan 5,5 kilogram yang setara dengan 8,8 ton per hektare. Sedangkan jenis varietas kedua adalah ciliwung dengan berat timbangan ubinan 3,4 kilogram equivalen dengan 5,4 ton per hektare.

Melihat fenomena produktivitas antar varietas mekongga dan ciliwung memang berbeda nyata dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain penggunaan benih sumber.Varietas mekongga yang notabene berasal dari alokasi bantuan pemerintah memiliki jaminan mutu benih bersertifikat varietas unggul bermutu sedangkan varietas ciliwung yang berasal dari pengadaan mandiri petani walaupun bersertifikat benih unggul namun intensitas dan jumlah pemberian pupuk kurang optimal karena ketersediaannya terbatas.Kelemahan lainnya adalah adanya gangguan hama penggerek batang yang merusak tanaman yang menyebabkan pertumbuhan padi tidak maksimal.

Namun demikian mesin produksi padi di tingkat lokal petani dipastikan tetap berlangsung.
Dengan segala keterbatasan pekerjaan tanam dan panen padi,petani tetap giat melakukan upaya produksi padi secara optimal. Survei ubinan merupakan bagian dari pendugaan produksi untuk mengetahui lebih awal mengenai estimasi produktivitas yang dihasilkan petani. Proyeksi tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai komponen lingkungan agroekosistem dan perlakuan budidaya yang dilakukan petani, termasuk didalamnya adalah item sumber benih, sistem tanam dan olah tanah, jenis dan jumlah penggunaan pupuk, indikator serangan OPT (ringan,sedang atau berat),kecukupan air, DPI (Dampak Perubahan Iklim, kategori ringan, sedang atau berat), cara panen,pakai alas atau tanpa alas maupun ukuran alas.

Kini,pada musim tanam padi rendengan,petani di Desa Lalabata telah mulai melakukan aktivasi panen padi,baik dengan cara manual maupun menggunakan alsintan panen berupa mesin combine harvester, menuai hasil kerja keras selama 4 bulan.
Dengan peluh dan keringat, petani akan tetap menikmati dan memperoleh hasil panen padi yang cukup memadai. Komoditas padi ini sebagai salah satu tanaman ikonik pendukung kemakmuran rakyat dengan jaminan keterpenuhan bahan pangan utama untuk kelangsungan usaha pertanian berikutnya. Walaupun ditengah gejolak harga gabah di tingkat lapang tidak sesuai ekspektasi petani, komoditas padi ini akan tetap eksis untuk dipanen dengan cara apapun jika waktunya telah tiba.

Dengan demikian, geliat panen padi di Desa Lalabata akan menutup musim panen padi rendengan tahun ini dan akan terus berlanjut pada musim tanam padi gadu periode April-September 2024.Pada masa tanam tersebut diperlukan perencanaan dan langkah konkrit di lapangan sebagai bagian dari strategi antisipasi kelemahan yang terjadi di musim lalu sekiranya tidak terjadi pada musim yang akan datang.

Peran pembinaan, pengawalan dan pendampingan dari para aparat pertanian lapangan sangat dibutuhkan di dalam memberi atensi dan pencerahan bagi para pelaku utama pertanian di lapangan. Hal ini bertujuan agar menuai padi pada musim yang dihadapi di Lalabata memberi garansi terhadap proyeksi pertumbuhan dan produktivitas padi menjadi berganda.

Lalabata,25 April 2024

*PPL Lalabata
Warga Bengkel Narasi Indonesia, Jakarta

(Visited 38 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.