Aku pikir Dav benar-benar keterlaluan, memperoleh nomor HPku saja ia sudah berbohong sama adikku apalagi ungkapannya tentang kisah kami berdua masa silam. Intinya aku tidak mau chat sama dia titik, pikirku dalam hati.

Dev aku mau bertemu kamu face to face, soalnya aku tak bisa memindahkan bayangan kamu dari setiap pemikiran aku sejak melihat kamu hadir di lokasi itu Dev, pinta Dav lagi.

Aku tidak ada waktu Dav…Bohong Dev kamu bohong kerja hanya lima hari kan? Free kita cari waktu. Tidak Dav aku tidak mau. Oke kalau kamu tidak mau biar aku kerumahmu saja, ok.

Jangan Dav kamu mau bahas apa dengan aku. Aku mau bilang jika aku merindukan kamu sejak dulu hingga sekarang Dev. Gombal, buktinya mana perjuanganmu ke aku Dav, sejak 25 tahun lalu ke aku, tidak kan!

Dev karena waktu 25 tahun kita terus diam tanpa sebuah penjelasan inilah aku mau mengajak kamu untuk face to face Dev. Dav aku tidak mau karena aku tak ingin ada kesalah-pahaman terjadi. Tidak Dev, jika kamu keras kepala dan tidak mendengarkan aku maka aku akan cari waktu kerumahmu, paham.


Dav kamu kenapa, sakit jiwa ya! Habis kamu keras kepala Dev, ujar Dav. Ia langsung call aku ketakutan ya ini orang tidak ada kapoknya terus ganggu hidup orang, pikir aku dalam hati.

Hello Dav mau kamu apa pagi-pagi sudah gangguin hidup orang serta ketenangan orang Dav. Dev percaya atau tidak percaya lihat saja nanti, apabila aku sudah muncul di rumahmu ujar Dav. Itu kita orang gila namanya Dav. Kamu pikir aku akan percaya kamu dengan mudah Dav, mana coba perjuangan kamu untuk aku. Dev emosi langsung akhiri panggilan.

Melalui chat Dav mulai menjelaskan alasan dia diam selama 24 tahun silam. Dev kamu mau tahu alasan aku diam dengan 1000 bahasa? Aku kamu bukannya tidak kenal, mungkin dari ragamu bisa menyipu aku Dev, tapi dari hati kecilmu kamu tidak akan mampu menipu dirimu, untuk berpura-pura tidak mengenal aku Dav, cowok yang menjadi cinta pertamamu.

Okey maaf Dav sudahlah jangan dijelasin lagi biar bagaimana pun kamu adalah Cinta Pertamaku Dav, mungkin karena aku kecapean makanyanya melayani chat kamu tidak sesuai dengan kehendak kamu jadi Dev minta maaf, ujarku untuk menyenangkan hati Dav.


Tidak sikapmu yang sombong itu membuat aku harus memberitahukan kamu tentang alasanku selama 24 tahun yang telah berlalu Dev. Sejujurnya aku adalah pria satu-satunya yang berharap kelak dewasa, jadi pendamping hidupmu seutuhnya. Jadi pria pertama yang ingin menciummu, memelukmu bahkan mengecup keningmu di setiap kesempatan dan selalu berada di sisimu adalah harapanku tentang cintaku padamu. Namun saat aku menjelaskan padamu aku yakin kamu tidak bakalan percaya Dev. Tapi inilah saatnya aku open ke kamu, jika tidak kamu akan beranggapan aku adalah pria munafik atau pria pecundang.


Alasan aku diam selama kita kecil sesungguhnya kamu yang jauh lebih mengetahui dari pada diriku sendiri. Dev buka baik-baik mata kamu dan baca satu persatu tentang diamku selama 24 tahun.

Kamu tahukan? Kehidupan aku di masa kecil kayak apa. Kehidupan aku dan kamu bagai langit dan bumi Dev kala itu. Kehidupan kamu bagai langit sedangkan aku bagai bumi bagaimana kita bisa bersatu jika tanpa keterbukaan dikala kita masih kecil. Coba kamu bayangi saja gimana rasanya jika kita bertukar posisi kamu ada di posisi aku dan aku ada di posisi kamu menjadi anak seorang ABRI Dev, ujar Dav.

Stop Dav jangan bahas lagi hal itu. Apakah dengan membahas masa lalu ini, kita bahkan terjung lagi ke waktu 24 tahun yang lalu? Tidak kan? Dav aku sudah paham arti penjelasan kamu jadi tolong jangan bahas lagi persoalan ini. Kita bukan lagi anak kecil sperti dulu Dav, camkan itu. Kita sudah besar, sudah dewasa, dan masing-masing telah mengapai cita maupun cinta, semua rasa yang telah berlalu tak bakalan terulang kembali Dav.

Setidaknya berikan aku kesempatan agar aku bisa menjelaskan segalanya secara face to face Dev, ujar Dav. Hmmm aku tidak janji Dav, karena aku banyak pekerjaan. Okey kamu harus janji jika tidak aku akan kerumahmu. Dasar keras kepala Dav, apa urusannya masa kecil kita dengan rumahku?


Ada, jadi Dev kamu juga jangan egois please! Semua sudah jelas karena kamu tidak bisa berjuang bukan? Kamu hanya pikir aku putri seorang ABRI, orang ternama pada jamannya, orang yang kau anggap bagai surga jadi sudah Dav, aku sudah mengerti dan bagiku kamu bukan target pilihanku. Maksudnya begini Dev tahukan? Aku dulu anak yang tak punya ayah, hidup di asrama yatim piatu terus kamu anak seorang ABRI ditambah kita saling menyukai tapi kamu saja terus diam. Kamu tidak pernah tanya, apa isi hatiku kala itu ya aku merasa minder melihat gaya hidup kamu Dev.

bersambung…

(Visited 18 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.