Buku : Jenderal M. Yusuf, Panglima Para Prajurit
Penulis : Atmadji Sumarkidjo
Penerbit : Kata Hasta Pustaka
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2006
Jumlah Halaman : xxx + 458 hal.
Ukuran : 15 x 23 cm
ISBN : 979-99473-7-5
Buku ini adalah yang paling lengkap membahas tentang kisah pejuangan dan karir Jenderal M. Yusuf. Buku yang digagas penerbitannya oleh Jusuf Kalla, Mar’ie Muhammad dan A.M. Fatwa ini diterbitkan 2 tahun setelah wafatnya Jenderal M. Yusuf pada 7 September 2004. Mar’ie Muhammad sebagai ketua Panitia Penerbitan buku ini dan sebagai penulis adalah Atmadji Sumarkidjo, seorang wartawan Hankam yang selama bertahun tahun mengikuti perjalanan dan kunjungan Jenderal M. Yusuf ke berbagai daerah di Indonesia.
Ucapan terimakasih dari Penulis, dan Pengantar dari Jusuf Kalla mengawali buku ini. Selanjutnya ada Sekapur Sirih dari ketua penerbitan buku, Mar’ie Muhammad, mantan Menteri Keuangan, dan Prakata dari A.M. Fatwa, Wakil Ketua MPR RI waktu itu. Juga ada sambutan dari Penerbit.
Buku setebal 458 halaman ini dibagi menjadi 9 bab, dimana setiap bab dibagi lagi menjadi beberapa sub bab atau sub bagian.

Bab pertama berjudul “Penerbangan Terakhir Sang Panglima” dimana dikisahkan tentang penerbangan sang Jenderal saat kunjungan kerja ke berbagai daerah, kesehatannya, dan momen ketika M. Yusuf mengunjungi makam para sahabatnya di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta. Pada bagian pertama ini juga ada kisah tentang pembangunan Masjid terbesar di kawasan timur Indonesia, Masjid Al-Markaz Al-Islami di Makassar.
Masa masa ketika Jenderal M. Yusuf bertugas di Makassar diuraikan dalam bab kedua dengan judul “Panglima Militer di Kampung Sendiri”. Ada kisah tentang suasana Sulawesi Selatan pada masa itu yang masih rawan pemberontakan. Ada pemberontakan Abdul Qahhar Mudzakkar, ada konflik dengan Andi Selle, dan penandatangangan Piagam Permesta.

Bab bab selanjutnya diuraikan tentang “cetak biru” Industri Nasional saat M. Yusuf diangkat menjadi Menteri perindustrian pada masa Orde Baru. Gaya kepemimpinan sang Jenderal saat memimpin Departemen Perindustrian. Bagian yang menarik lainnya adalah Bab 4 yag membahas khusus tentang Surat Perintah 11 Maret 1966 yang sering menjadi polemik terutama saat menjelang atau sesudah tanggal 11 Maret. Bagi pembaca yang ingin mencari rujukan atau referensi tentang ‘Supersemar’ maka bagian ini sangat pantas dijadikan bahan referensi.
Masa masa jabatan M. Yusuf sebagai Menteri Perindustrian lalu kemudian menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan / Panglima Angkatan Bersenjata (Menhankam Pangab) diuraikan dibagian lain. Termasuk juga saat memperkenalkan istilah “Kemanunggalan ABRI dan Rakyat”.
Topik pembahasan lainnya, adalah issu issu sensitif dalam pemilihan Kepala Staf Angkatan Darat, Kesejahteraan Prajurit, Pembangunan di Timor Timur sebelum lepas dari NKRI, kunjungan beliau ke Luar Negeri, masa masa menjabat sebagai Ketua Bepeka (Badan Pemeriksa Keuangan), kebiasaan beliau yang selalu sederhana.

Membaca buku membawa kita seakan akan mengikuti jejak jejak langkah Jenderal M. Yusuf dalam menapaki karir di TNI sampai menjabat Menteri dan masa masa terakhir beliau. Banyak hal hal penting diuraikan dalam buku ini, namun juga banyak kisah kisah lucu dan humor yang menyertai kegiatan sehari hari sang Panglima.
Buku ini juga dilengkapi dengan sejumlah foto dokumentasi hitam putih kegiatan Jenderal M. Yusuf. Sebagian foto tersebut sudah agak buram, namun sebagian masih jelas.
Bagian akhir di lampirkan daftar kepustakaan dan Indeks. Indeks digunakan untuk mencari topik tertentu yang dilengkapi dengan halaman tempat topik yang kita inginkan.
Buku ini sangat menyenangkan dibaca.
Buku Koleksi Pribadi.
