Suatu hari ya kembali memberikan kabar ke aku jika istrinya telah kembali ke kampung. Aku jawab ya tidak apa-apa yang penting sudah sehat. Tak lama kemudian Graz berkata lagi ke aku lewat call. Art apakah aku bisa meminta satu hal dari kamu? Hmm apa permintaannyan? Maaf sebelumnya tapi agak sensitif dan aku harap kamu jangan marah ya? Apa maksud kamu Graz. Begini aku seorang suami atau seorang pria normal coba Art pikir gimana kalau aku sendirian. Terus apa maksudnya kamu minta bantuan lalu kamu jelaskan lagi arti sensitif ke aku Graz, ujar aku.
Aku mau katakan tapi kamu janji tidak bakalan marah ya? Okey tergantung bentuk pertanyaan kamu Graz. Okey aku jujur sejak awal terkadang aku melihat foto-fotomu dari facebook aku merasa teransang sendiri di kamar entah mengapa. Lho kok bisa kan fotoku kenapa kamu yang teransang? Ya itulah masalahnya Art makanya aku mau tanya ke kamu kenapa ini bisa terjadi ke aku? Sebenarnya aku tidak mau open shii tapi aku emang sudah jujur kalau aku simpati berat sama kamu. Hari ini aku open karena sudah terlalu lama aku memendam sendiri perasaan ini Art.
Graz apakah kalau kita di lahirkan jadi orang baik harus seperti ini? Maksudnya apa Art. Ya aku belajar banyak hal dari kamu sejak kita chat pertama kali, dari kisah kehidupanmu, dari karakter fisikmu juga psikismu Graz. Ketika kamu open sejak awal hingga detik ini aku selalu bilang aku mengerti sangat mengerti bahkan aku kadang pikir dalam hati apakah orang baik akan selalu jadi korban penghianatan itu, maksud aku Graz.
Lho kenapa kamu berkata demikian Art ! Apakah kamu marah? Tidak jika kamu tahu arti marah harusnya kamu paham sejak awal aku marah kamu bahkan blok kamu jangan kamu pakai nomor teman bahkan kantor untuk mengancam aku Graz. Namun aku pikir kamu tidak paham arti marah itu sendiri. Terus kenapa sampai kamu berkata demikian Art jika kamu tidak marah sama akunku, tidak marah karena marah bukan solusi bagi masalah kamu yang sedang kita bahas ini. Hanya aku pikir kenapa kita sudah terlalu akrab begini sampai tak mengenal batasan? Mengapa aku sudah kasih hati aku tapi kamu masih saja minta jantungku Graz, ujarku pada Graz. Aku juga tidak mau hidup tersiksa karena apa yang aku rasakan itu yang aku open ke kamu Art . Aku tidak tahu melihat saja fotomu juga aku menelang ludah makanya aku tak boleh diam terus.
Graz setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan dan masing-masing juga memiliki porsinya tak ada yang melarang kamu membuka diri kamu ke aku karena kita sudah bersahat meskipun tak saling kenal dari dunia real. Kejujuran seseorang itu amat bermakna dan itu hak kamu Graz apapun pikiran kamu tentang aku adalah hal wajar dan nornal Graz. Aku sadar semua manusia memliki dua sisi yakni kekurangan dan kelebihan jadi apapun itu tentu aku salut padamu. Hal seperti itu terkadang sebuah pelajaran berharga juga buat aku agar aku lebih berhati-hati memilih pakaian.
Terkadang aku kepedean Graz dengan dengan styleku. Tak peduli biss membuat orang penasaran akan postur tubuhku jadi aku justru berterima kasih sama kamu Graz, ujarku padanya. Aku sering tersiksa sendiri apabila kita video call sebab komunikasi kita memang lewat jalur internet tapi yang aku bayanngi justru seolah kamu telah berada di sisiku Art.
Makanya hindari khayalan yang bisa merugikan imeg kita sebagai seorang anggota militar agar tidak boleh merasa dirugikan oleh pihak-pihak tertentu Graz. Aku sadar karena kita bukan lagi anak remaja melainkan kita adalah orang-orang dewasa yang harusnya menjadi panutan bagi masyarakat lainnya karena itu aku juga tak lupa ucapkan berlimpah terima kasih atas keterbukaan kamu padaku.
bersambung…