Usai kerja Graz selalu menyisihkan waktunya buat aku melalui jaringan virtual atau video call. Kami jarang chat kayak pertama kali. Ada waktu hanya video vall saling menyapa satu sama lain. Aku awalnya tak berani menatap wajah Graz karena aku tahu jika ada sesuatu energi yang bisa menarik aku tulus mencintai Graz. Jadi ketika video call aku selalu membawa pikirannya ke kondisi istrinya yang sedang berada di karantina.
Ia mengalihkan pembicaraanku kala aku bertanya kondisi istri dan anak-anaknya. Sambil bertanya gimana kondisiku baik atau tidak, sudah makan atau belum? Jadi kami pasti bahas lagi yang Graz tanyakan.
Waktu terus berjalan, pada akhirnya suatu hari ia lasih kabar melalui chat jika istrinya sudah keluar dari karantina dan akan pergi ke kampung halaman hingga pulang apabila usai masa pandemia Covid-19.
Hubungan persahabatan kami lewat dunia maya internet sudah masuk ke tujuh bulan. Graz tidak pernah lupa sama aku. Setiap bangun pagi selalu uacapin selamat dan bertanya kabarku begitu juga aku. Kami benar-benar telah tengelam di dunia yang kami bangun sendiri. Suatu hari Graz video call wajahnya pucat lalu aku bertanya apakah kamu baik-baik saja? Ia jawab Art aku kayak mau sakit. Okey minum obat dan jangan chat atau video call untuk sementara waktu, ujar aku pada Graz.
Tidak aku tidak apa-apa Art aku baik-baik saja. Aku merasa Graz menyembunyikan sesuatu dari aku. Graz apa yang kau sembunyikan dari aku, kok kamu kelihatan tidak semangat Graz, ujarku padanya. Terus saja diam menatapku ketika kami video call. Kamu kenapa Graz sakit? Tidak. Okey aku tanya kamu bilang tidak apa-apa ya sudah, berati tidak ada yang butuh kita bahas Graz.
Art aku mau jujur sama kamu jika aku sudah benar-benar menyukai kamu Art. Graz stop. Kamu butuh jawaban kan, aku sudah terlanjur menyukai kamu Art, ujar Graz.
Aku sudah jujur jauh sebelum kita video call Art bahkan pada hari pertama. Tidak Graz jangan berani nodai hubungan persahabatan ini Graz. Aku bersumpah Art aku bahkan telah mencintai kamu dan akan selalu mencintai kamu itu adalah janjiku.
Graz aku memiliki suami yang mencintai diriku melebihi dirinya sendiri, bagaimana mungkin ada pria lain yang akan mencintaiku seperti suamiku mencintaiku Graz. Aku juga tidak tahu tapi aku harus jujur selama mengenal kamu aku menyadari banyak hal Art tentang makna kehidupan. Semua itulah yang telah membuatku mencintai kamu meskipun awal aku hanya bilang aku menyukai kamu. Tidak Graz tarik kata-kata kamu dan kita hanya akan jadi sebatas teman tidak lebih Graz.
Jika aku berjuang untuk memenangkan rasa apa yang akan kau perbuat untukku? Tidak, aku hanya bilang bahwa jangan berharap lebih, aku hanya ingin kita saling membantu layaknya teman tidak lebih Graz.
Aku sadar kala kamu begitu peduli bahkan perhatian terkadang aku merasakan hal yang sama. Namun aku berjuang untuk menghindarinya hanya demi relasi persahabatan kita Graz. Okey itu kamu Art kalau aku tidak.
Aku bukan wanita yang mudah terbawa suasana, aku hanya memastikan rumah tanggamu baik-baik saja dan itu adalah doaku bagimu. Selebihnya serahkan saja pada Tuhan yang nyentin Graz.
Graz Tetap tidak mau menerima kenyataan yang aku ungkapkan. Tidak Art Jangan begitu dan aku setuju serahkan saja pada Tuhan yang nyentuin, jika aku atau kamu yang jadi pemenannya ujar Graz.
Apapun yang aku lakukan bagi Graz itu bukan karena aku mengharapkan imbalan. Aku melakukan dengan tulus tanpa berpikir imbalan apa-apa.
Sebagai teman aku mengakui jika hububungan persahabat Graz dan aku memang luar biasa melebihi hubungan persahabatan yang terjaling antara aku dan yang teman yang lain di dunia nyata.
Aku sadar ketika kita benar-benar ada di masa sulit, bukan $1.00 melainkan $0.25 cent saja kita terkadang emang susah kita peroleh. Semua keadaan itu sudah aku alami hingga bertahun-tahun sebelum aku menjadi diriku, jadi aku melakukan kerena aku pun pernah merasa tidak punya apa-apa.
Graz suami orang dilihat dari status pribadi, namun dilihat dari status pekerjaannya adalah seorang anggota militer. Mengapa tanpa pertanyaan aku akhirnya membantu Graz ketika dibutuhkan sesuatu yang aku merasa ada dan lebih? Karena kehidupan Graz mengingatkan aku pada kehidupan almarhum ayahku.
Ia tidak pernah menutupi kekurangannya dan ia benar-benar menunjukkan bahwa dia adalah dirinya tidak gensi karena seorang Militer. Mungkin kemiripan Graz dilihat dari segi sejarah kehidupan dan karakternya yang mirip dengan ayahku yang telah menghipnotis pikiranku terhadap dia. Sejak bantuan itu, aku tidak segan-segan membantunya di kala ia membutuhkan bantuanku.
Aku kembali teringat akan karakter ayahku. Meskipun seorang militer namun dia tidak hanya melihat dirinya juga keluarganya sendiri. Ia selalu membuka hati pada keluarga maupun orang lain yang membutuhkan bantuannya baik sandang maupun pangan. Di balik rasa sosialnya terkadang kami juga mengalami kebutuhan ekonomi yang pasang surut hingga makanan yang di terima oleh ayahpun tidak sampai sebulan dan ayah harus berhutang demi kami juga sanak saudara yang tinggal bersama kami. Semua itulah yang mungkin membuatku terus mengasihi Graz dalam keadaan apa saja.
Graz kadang jujur ke aku, dia malu ketika meminta bantuan ke aku tapi aku berkata kenapa harus malu jika awalnya aku sudah memblok kamu berkali-kali. Anggap saja niat kamu sukses menjaling hubungan persahabatan dengan aku.
bersambung….