Indonesia membuka mata dunia. Melalui sebuah lagu yang berjudul Tanah Airku, masyarakat internasional terutama pemerhati olahraga terhipnotis dengan irama dan melodi, makna yang terkandung di dalamnya, serta pengaruh yang dipertontonkan oleh suporter olahraga tanah air.
Lagu yang diciptakan oleh Ibu Soed pada tahun 1927 ini sejatinya terinspirasi dari para pemuda-pemudi Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) yang sedang berada di luar negeri. Artinya, lagu ini adalah produk Indonesia yang ber-DNA mancanegara.
Dalam perjalanannya yang sudah hampir 1 abad, selain lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu Tanah Airku tetap sebagai lagu populer di kalangan Warga Negara Indonesia (WNI), melebihi lagu lain. Bahkan sering kali dinobatkan sebagai lagu wajib di kegiatan-kegiatan sosial dan acara-acara seremoni di kalangan WNI, baik di kalangan permanent residents, mahasiswa, sampai tenaga kerja musiman seperti TKI dan TKW.
Salah satu contoh di Melbourne Australia, ada Radio Komunitas yang bernama 3ZZZ dengan siaran Bahasa Indonesia setiap malam Jumat menjadikan lagu Tanah Airku sebagai lagu penutup di setiap siaran. Di mana, lagu pembukanya adalah Ayo Mama dari Maluku ciptaan Huang Hulian.
Kini, lagu Tanah Airku ‘semakin mendunia’ setelah suporter Tim Nasional menyanyikannya bersama pemain di setiap akhir laga, baik kala menang seperti saat Indonesia mengalahkan Arab Saudi 2-0, maupun kalah seperti saat ditaklukkan Jepang 0-4. Seolah menjadi lagu wajib suporter, suasana stadion dipenuhi keakraban yang luar biasa. Ada emosi, ada kebersamaan, ada kekeluargaan. Dan yang terpenting, dukungan terhadap tim Merah Putih, apapun hasil di lapangan.
Lambat laun suasana yang tercipta dari lagu ini menjadi sakral. Suporter Indonesia yang menyanyikan lagu ini pun menarik perhatian dunia. Pemain tim nasional sepakbola Indonesia, yang kini banyak dari naturalusasi dan berkewarganegaraan Belanda, memiliki rasa déjà vu. Teringat leluhur mereka yang pada tahun 1927 masih berada di Indonesia.
Lalu video-video yang menayangkan lagu ini di stadion menyebar di berbagai media dan mendapat jutaan penonton. Media sosial kemudian memberitakan, banyak warga negara asing yang terkesima dengan lagu Tanah Airku. Snack video misalnya, menyebutkan bahwa tuan rumah Piala Dunia 2026 mengusulkan lagu Tanah Airku diputar di Piala Dunia. Meski demikian tidak disebutkan secara spesifik negara mana yang mengusulkan, apakah Canada, Meksiko, atau Amerika Serikat.
So, apakah terlalu jauh (baca: berani) bermimpi, jika Tanah Airku disejajarkan dengan beberapa lagu yang sudah lebih dulu mondial di dunia olahraga, seperti milik tim Premier League Liverpool, yaitu You’ll Never Walk Alone, atau lagu Hero yang biasa dinyanyikan di Paralympic. Bisa juga We will Rock You, dan We are the Champion.
Jika demikian adanya, maka Indonesia patut berbangga hati, karena lewat lagu bisa go international. Dan penciptanya, ibu Soed dengan nama lengkap Saridjah Niung Bintang Soedibjo layak mendapatkan pahala jariyah, sepanjang masa.
Paser-Kaltim, 21 November 2024