Oleh: Muhammad Sadar*
Tahun masehi 2024 sisa menghitung hari kedepan akan berakhir. Kalender tahun 2024 ini telah berlangsung berbagai peristiwa penting yang tak luput dari catatan perjalanan history kegiatan. Kaleidoskop tahun 2024 merangkum segenap rangkaian epik jurnalisme pertanian yang kerap terjadi setiap musim tanam.
Pada musim tanam rendengan tahun 2024/2025 atau pada dasarian ketiga bulan desember yang terhitung sejak tanggal 21 Desember 2024, sektor barat Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Barru, telah terjadi hujan sangat lebat hingga ekstrem yang berdampak banjir dan genangan air di wilayah ini untuk beberapa waktu lamanya. Sebagaimana prakiraan cuaca BMKG bahwa pada bulan Desember 2024 akan terjadi intensitas curah hujan tinggi sampai diatas normal dari rata-ratanya di Kabupaten Barru.
Menurut laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru pada tanggal 22 Desember 2024 bahwa dampak kerusakan banjir di sektor pertanian meliputi pesemaian dan pertanaman padi masing-masing seluas 396,85 hektare dan 1.034 hektare, pupuk urea sebesar 22,150 ton, dan pupuk NPK sebanyak 17,200 ton. Sedangkan hewan ternak yang mati berupa sapi dan kambing sebanyak 16 ekor termasuk kerusakan atau kehilangan kandang ternak dan lahan pakan ternak yang rusak akibat aliran arus air deras.
Jika dihitung secara cermat, kerugian fisik akibat banjir yang terjadi pada sektor hajat hidup petani ini antara lain kerusakan alat dan mesin pertanian di lokasi sawah terdampak, jalan usaha tani yang terputus dan tertimbun lumpur, jebolnya saluran air irigasi, dan rusaknya bangunan air seperti pintu air maupun kehilangan biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi.
Sarana produksi yang paling menentukan dalam budidaya padi diantaranya adalah benih. Penyediaan benih padi yang tersebar dalam berbagai varietas unggul baru (VUB) sebagai bahan tanam memerlukan suatu penilaian efektivitas dan kesesuaian lahan maupun musim. Adaptasi varietas padi terhadap agroklimat pada wilayah pengembangan benar-benar harus berdasarkan lingkungan tumbuh dan sikap penerimaan petaninya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian melaporkan hingga tahun 2022 telah melepas 497 jenis varietas padi yang memiliki berbagai sifat dan karakter unggul maupun spesifik lokasi, namun tidak semua varietas tersebut dikembangkan petani karena tergantung pada pilihan petani,selera konsumen, dan segmentasi pasar, produktivitas yang dihasilkan, serta aras ketahanan terhadap hama dan penyakit maupun cekaman habitat lainnya.
Dalam deskripsi varietas unggul baru padi 2022, VUB Padjajaran Agritan sebagai salah satu varietas unggul padi yang dilepas pemerintah sejak tahun 2018 silam telah berkembang dikalangan petani. Varietas Padjajaran merupakan produk blasteran antara Inpari 5 dengan IR 66 yang memiliki kapasitas potensi hasil 11,0 ton/hektare GKG, namun capaian rata-rata hasil sebesar 7,8 ton/hektare GKG. Keunggulan fisik Padjajaran lainnya meliputi umur tanaman selama 105 hari pasca semai, bentuk tanaman tegak, kerontokan dan kerebahan tergolong sedang-toleran. Sifat tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 20,6 persen.
Karakter biofisik lain varietas Padjajaran adalah ketahanan terhadap hama, utamanya wereng batang coklat (WBC) biotipe 1 dan biotipe 2 termasuk agak tahan serta agak rentan terhadap WBC biotipe 3. Sedangkan ketahanan terhadap penyakit seperti hawar daun bakteri strain III tergolong agak tahan dan rentan kepada strain IV dan strain VIII. Untuk rekomendasi anjuran tanam yang sesuai yaitu baik ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah hingga 600 meter di atas permukaan laut.
Pengembangan perdana varietas Padjajaran di Kabupaten Barru dilaksanakan pada musim tanam gadu April-September 2024 dalam rangkaian kerjasama pengabdian masyarakat dan penelitian Tim Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin dengan kelompok tani Cenrana II di Batubessi. Benih sumber Padjajaran berasal dari BSIP Padi Sukamandi berkelas benih penjenis yang berlabel kuning. Pola kerjasama ini didesain sebagai ujicoba penangkaran VUB pada lahan seluas 0,5 hektare dalam metode demplot untuk menghasilkan kelas benih dasar bervarietas Padjajaran.
Melalui pemenuhan sarana produksi yang lengkap terhadap kebutuhan tanaman seperti pupuk urea non subsidi, pupuk biokompos, dan beberapa jenis sarana perlindungan tanaman, pertumbuhan Padjajaran sangat optimal dan didukung oleh syarat tumbuh yang sesuai. Selain kecukupan nutrisi tanaman dan dukungan agroklimat, hal penting yang harus dicatat adalah sikap petani didalam menerapkan anjuran perlakuan teknologi terhadap Padjajaran pada fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman hingga masa panen.
Dengan nama besar Padjajaran yang disandangnya dan diartikan secara filosofis yang bermakna kekuatan, ketahanan dan keberhasilan, varietas padi Padjajaran sebagai ras padi dengan keunggulan genetiknya mampu menghasilkan produktivitas gabah kering panen sebesar 4,03 ton pada luas lahan 0,5 hektare. Produksi tersebut dinilai tinggi karena hasilnya adalah calon benih dasar dan bukan gabah untuk konsumsi.
Setelah sukses berkibar, bertumbuh dan berkembang pada kegiatan ujicoba varietas Padjajaran di Batubessi, maka pada akhir tahun 2024 kembali dilakukan ujicoba yang sama di lokasi persawahan BPP Mallusetasi seluas 5,0 hektare. Melalui serangkaian proses seleksi dan perlakuan benih serta pesemaian padi sistem dapog sejak tanggal 09 Desember 2024 dengan dinamika rendaman air beberapa waktu lalu maka dilakukan percobaan tanam menggunakan rice transplanter machine pada hari Selasa,24 Desember 2024. Waktu tanam akan memerlukan beberapa hari kedepan hingga 31 Desember 2024 atau final tanam pada pekan pertama Januari 2025 karena tantangan kondisi fisik dan struktur lahan yang berlumpur masif pasca diterjang banjir.
Untuk pertama kalinya, VUB Padjajaran Agritan didesiminasikan di wilayah kerja BPP Mallusetasi yang berkelas benih dasar/BD atau foundation seed/FS berlabel putih dan dikelola oleh petani militan sebanyak 13 orang adalah habitat yang baru untuk kedua kalinya di Kabupaten Barru. Keunggulan lain varietas Padjajaran jika dinilai dari sisi umur vegetatif dan generatif hingga masa panen tergolong varietas padi umur genjah, sehingga penggunaan waktu efektif memungkinkan untuk keberlanjutan budidaya pada musim tanam kedua yang akan datang pada lahan yang sama.
Display varietas baru seperti Padjajaran yang diperkenalkan kepada petani sebagai pengguna hasil inovasi dan dilakukan melalui metode demonstrasi farm area pada intinya adalah agar petani memiliki sikap dalam menaruh minat dan berkehendak untuk berubah dalam menggunakan bahan tanam/benih padi varietas terbaru. Kegiatan ujicoba VUB juga dimaksudkan agar petani memastikan pilihan varietas yang mampu memberi garansi produksi yang tinggi.
VUB Padjajaran Agritan yang telah berlegalitas sebagai varietas recomended oleh pemerintah memiliki jaminan potensi kemampuan genetik untuk menghasilkan produktivitas tinggi sepanjang petani mampu melakukan petunjuk teknis pengelolaan tanaman yang disertai dukungan lingkungan tumbuh yang optimal.
Refleksi VUB Padjajaran Agritan pada musim tanam 2024/2025 menjadi petunjuk untuk pengembangan varietas yang lebih luas lagi. Mengakhiri tahun masehi 2024 dengan praktek budidaya yang baik terhadap varietas unggul baru padi berharap untuk memberikan hasil terbaik dengan dukungan sumber daya tanpa anomali iklim yang berarti. Menutup tahun 2024 dengan mengantar VUB Padjajaran Agritan pada ekologi barunya semoga berkesesuaian bersama potensi-potensinya dengan keluhuran namanya PADJAJARAN.
BPP Mallusetasi,
24 Desember 2024
*Warga Bengkel Narasi Indonesia, Jakarta