Karya Dev Seixas 25
Lalu keesokan harinya pada jam yang sama, Art serius dan masih mencoba berpikir tentang sikap Yano.
Tiba-tiba Yano datang pada jam yang sama seperti kemarin yang berkunjung. Entahlah namun bagaimana Art memperlakukan Yano, tapi emang sudah segitu relasi Yano dan Art, bahkan Yano selalu mengagalkan rencana Art.
Selamat sore Art, maaf menganggu aku datang tujuan mau belajar program komputer dari Art. ujar Yano. Ok silakan masuk. Art Mempesilahkan Yano. Mau belajar tentang apa? Aku diteriakin sama teman-teman, aku diteriakin komandan, jika aku orang bego jadi aku mau belajar dari Art, untuk belajar ketik.
Art yang mencoba berjuang untuk melupakan Yano Justru berurai air mata. Sudahlah jangan bahas lagi semua kata yang telah membuat kamu tersinggung Yano. Aku sudah berdoa ratusan kali dan mencoba untuk melupakan kamu bahkan meninggalkan kamu secara diam-diam, tapi semua jalan telah tertutup dengan kehadiranmu Yan. Jadi jangan bahas lagi kata-kata hina itu di hadapanku.
Masuk ke ruang kerja dan duduk jika mau belajar dari aku yang orang anggap sampah tapi kamu masih berharap aku bisa memupuki kehidupanmu, maka jangan ragu dan lupakan semua kata-kata hina itu dari benakmu. Baik Art.
Tanpa basa basi Art langsung mengajak Yano duduk di tempat kerjanya. Ok silahkan membuka sendiri Leptopnya. Art bagaimana bisa aku buka? Ujar Yano balik bertanya pada Art. Art tidak tahu, tapi Art benar-benar mencintai Yano meskipun ia mencoba melupakannya, tapi setiap kali Yano mengeluh pasti Art berjuang membuat Yano bahagia.
Ok sekarang buka Lep dan lakukan atas apa yang aku perintahkan. Yano merasa bahagia di sisi Art. Ia pun akhirnya mengikuti aba-aba dari Art, hingga mulai tahu bagaimana cara membuka Leptop dan masuk ke Word untuk mengetik.
Sambil Art mengajari Yano cara mengetik yang baik seperti apa. Art menatap Yano dengan penuh perhatian. Ia pada akhirnya bertanya, Yano mengapa kamu ngak bisa meningkatkan skill kamu? sedangkan kamu adalah anggota Militer bukan? Harusnya kerja seperti ini sudah klasik buat kamu, ujar Art.
Sambil mengetik Yano menjawab, sudah saya jelaskan mau sekolah saja saya harus dicaci maki apalagi ikut kegiatan seperti ini? Ok, jangan bahas aku keluar ya, harap selesaikan tugas dengan mengetik karena sudah aku ajari semuanya serta fungsi tombol pada Keyboard. Ok bos Yano tersenyum menatap Art. Art terima kasih. Art pun keluar dari tempat kerja agar Yano fokus mengetik.
Ada anak-anak yang datang, jadi Art mempersilahkan masuk sambil mereka bermain dan berkenalan dengan Yano. Hari sudah terasa gelap. Anak-anak itupun pulang. Tak lama Art cek tulisan sudah bagus meskipun letak tanda baca belum ada. Apa yang Yano tidak tahu ia selalu bertanya dan sudah tahu semuanya.
Art langsung memegang kedua tangan Yano dan berkata, Yano bisakah kau hanya menganggap aku sebagai teman atau sahabat? Itu tidak bisa Art, jujur aku tidak bisa untuk hal itu. Ok kamu save dulu datamu, baru aku jelaskan suatu hal. Art melepaskan tangan Yano dan mengajari Yano bagaimana cara menyimpan file. Usai Yano menyimpang File.
Art mencoba Yano duduk di sebelah sambil berkata, aku ingin membantu kamu Yano sampai kamu mengenal kemampuan kamu tapi ada satu syaratnya? Apa coba? Kata Yano. Kita harus meninggalkan hubungan Konyol itu dan kita mencoba berjuang saling membantu tanpa adanya perasaan Yano.
Aku jujur aku tidak bisa. Art jadi marah, terus kamu mau kita hidup terus menerus seperti ini tanpa sebuah nama kita hidup bersama selama bertahun-tahun? Ya sampai kita mati Art, Yano tegas. Yano kamu sudah gila atau apa? Bukan gila tapi aku memang mencintaimu lebih dari apapun, jadi aku akan selalu mencarimu Art sampai ke ujung dunia sekalipun.
Tidak boleh Yano, ujar Art. Siapa bilang tidak boleh. Aku yang bilang, kamu harus sadar karena aku tidak mau jadi tempat pelampisan nafsu, itu saja. Selama ini aku berhubungan denganmu karena cinta bukan karena nafsu paham, Yano marah.
Lebih baik stop kamu jangan bahas lagi untuk mengakhiri hubungan karena itu tidak akan terjadi, terus aku duduk begini karena aku cinta sama kamu seperti juga seorang istri, teman perempuan, juga adik dan ibuku Art. Stop silahkan lanjutkan latihannya dulu, ujar Art karena melihat kondisi Yano yang sudah marah karena tidak menerima keputusan Art.
Sudah hampir jam 9 malam, susana yang begitu sunyi. Jadi, Art bertanya agar Yano segera pulang. Yano tetap menjawab, aku mau latihan dulu, ujar Yano. Ok lanjutkan, jawab Art, sambil menuju ke kamar tidur dan mulai berbaring.
Yano memanggil karena tidak tahu cara memblok hiruf. Art terkejut dan terbangun lagi dari ranjang tidur berjalan menuju tempat kerja. Sambil mengajar Yano. Udah larut malam Yano pulanglah dulu bisa lanjut besok atau lusa atau ada waktu free.
Yano bersikap tegas tidak Ingin pulang malam itu. Art ketakutan karena harus berurusan dengan Yano jadi apapun caranya Art tidak boleh menghalangi Yano untuk pulang. Sambil ketik Yano matanya mulai berkaca-kaca entah mengapa!
Bersambung……
by Bu Dev’25