Dalam keimanan katolik bahwa, Tuhan yang Maha Esa memiliki tiga pribadi yaitu, Bapa, Putra dan Roh Kudus. Bapa adalah pribadi pertama yang bertugas menciptakan langit dan bumi beserta isinya, Putra adalah pribadi kedua, yang bertugas sebagai penyelamat manusia, dan menjadi jembatan antara manusia dengan Allah, dan Roh Kudus adalah pribadi ketiga, yang bertugas untuk menguatkan, menghidupan dan menumbuhkan iman kita akan Allah.
Roh Kudus ini turun ke dunia karena diutus oleh Allah Bapa melalui PutraNya Yesus Kristus. Dimana S.Yohanes Paulus II menyebutNya (Roh Kudus) sebagai Kasih (Gal.5:22) dan Karunia (Yoh.3:34, Kis.2:38). Roh Kudus itu selalu ada bersama dengan Allah Bapa dan Allah Putera (Yesus Kristus), yang tak terpisahkan. Maka selanjutnya marilah kita memahami dan belajar Kasih Karunia yang dimiliki oleh Roh Kudus.
Ketujuh Karunia Roh Kudus ini kita lihat dalam (Yes. 11:2-3a) bahwa, “Roh Tuhan akan ada padaNya, Roh hikmat dan pengertian, Roh nasihat dan keperkasaan, Roh pengenalan dan takut akan Tuhan”.
Tujuh Karunia Roh Kudus antara lain:
- Hikmat/Kebijaksanaan
- Pengertian
- Pengenalan
- Nasehat
- Keperkasaan
- Kesalehan
- Rasa Takut akan Allah
Selajutnya marilah kita mengikuti penjelasannya:
1. Hikmat/Kebijaksanaan
Adalah karunia untuk manusia mengalami pengenalan akan Tuhan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Karunia ini berhubungan erat dengan kasih sehingga karunia bukan hanya pengetahuan belaka, tetapi suatu pengalaman ilahi, yang dikaruniakan ilahi kepada kita melalui kasih. Karunia ini membuat kita mampu melihat sesuatu dari kacamata Tuhan, maka orang ini dapat menimbang segala sesuatunya dengan tepat dan segala sesuatu yang terjadi itu dengan baik. Dia juga selalu berusaha bersukacita di dalam setiap penderitaan yang dialaminya.
Karunia ini bermanifestasi dalam kehidupan kita sehari-hari dalam bentuk yang berbeda-beda seperti: saling mengoreksi, mengatakan kebenaran, menurut kehendak hukum Tauratnya, dan mencintai Tuhan lebih dari segala sesuatu. Karunia ini yang membawa kita kepada kekudusan, sikap mengikuti Tuhan menjadi orang kudus di dunia ini (Yak.3:14-17). Buah dari karunia ini dalam kehidupan kita yang akan membawa kita untuk membuat segala sesuatu bersyukur pada Tuhan dalam segala kesempatan kehidupan kita, menyuburkan iman kita sehari-hari. Buah-buah roh ita kita dapat dalam bacaan (Yak.3:13).
2. Karunia Pengertian
Adalah karunia yang membuat sesorang untuk mengetahui kedalaman misteri iman. Jadi karunia ini membuat manusia dapat memahami jalan Kristus yang berada dalam Kitab Suci. Raja Daud memahami karunia ini sehingga dengan penuh pengharapan ia berkata dalam (Mazmur,119:34) bahwa, “buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati”. Dengan karunia ini selalu mendorong kita untuk mengarahkan seluruh hidup kita ke surga, kita akan mengusahakan segalanya pikiran, perkataan dan perbuatan kita itu selaras dengan perintah Tuhan sendiri.
Karunia ini membantu kita untuk “mengetahui lebih dalam tentang kehendak Tuhan” (1Kor.2:10). Kita mendapat kesempatan untuk menginterpretasikan tanda-tanda jaman dan tanda-tanda Tuhan sekarang dan masa depan. Karunia ini juga membuat kita mengetahui lebih dalam keinginan Tuhan, melalui realitas kehidupan dan segala situasi kita.
3. Karunia Pengenalan
Karunia ini memberikan kemampuan pada seseorang untuk mampu menilai segala ciptaan dengan semestinya dan melihat kaitannya dengan sang pencipta. Karunia pengenalan kepada Allah memberikan kita pengertian akan makna dari ciptaan dengan mengacu pada sang pencipta yaitu Tuhan. Dengan karunia ini, kita dapat mengenal akan Allah setiap hari dengan mengangkatnya ke tempat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan pengudusan. Semua pekerjaan kita lakukan dengan jujur, dengan sungguh-sungguh, dengan motivasi untuk mengasih Allah dapat menjadi cara bagi kita untuk bertumbuh di dalam kekudusan.
Karunia ini juga membantu kita, untuk mencintai Tuhan yang merupakan sumber cinta dan Mahatahu, karena ketika kita ada pengetahuan dan kekayaan, tetapi kita tidak dengan cinta menunjukkan bahwa iman kita mengambang, dengan menyembah lagi apa yang tidak berharga. Cinta Tuhan selalu mengembangkan pengetahuan kita yang ada, untuk membantu kita dan memberikan kita nilai positif dalam kehidupan kita.
4. Karunia Nasehat
Karunia ini, kita dapat melihat dalam (Mazmur 32:8) bahwa, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mataKu tertuju kepadamu”. Allah menunjukkan jalan kepada kita melalui Roh Kudusnya yaitu karunia nasehat. Karunia ini menunjuk kepada kita mengenai jalan mana yang harus kita tempuh dalam hidup ini. Karunia ini selalu menerangi kita agar kita dapat memutuskan segala sesuatu dengan baik dan tepat. Karunia ini menerangi kita agar kita mendengar suara Tuhan dengan sungguh-sungguh. Bagaimana caranya mendengar suara Roh Kudus?
Pada saat dimana kita menerimaNya dan menemani hati kita Roh Kudus segera memulainya, kita merasakan suaraNya yang menarik pikiran kita, perasaan kita, dan beraneka-macam intensi menurut Hati Kudus Tuhan (Sal.16:17). Contohnya: Sta.Terezinha do Menino Jesus, dalam bukunya “Sotry of soul” mengatakan bahwa, “Yesus tidak membutuhkan buku-buku supaya guru dapat mengajar para jiwa, karena Dialah yang Guru bagi semua guru, mengajar tidak hanya dengan kata-kata, melainkan disertai dengan aksi perbuatan”.

5. Karunia Keperkasaan
Adalah karunia keberanian untuk mengajar yang baik dan tidak takut dalam menghadapi kesulitan yang menghalangi tercapainya kebaikan itu. Dalam hal ini Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk yakin dan percaya, bersandar pada kekuatan Allah dan bukan bersandar pada kekuatan diri sendiri. Melalui karunia ini kita tidak merasa takut dalam segala sesuatu, bukan begitu, tetapi kita mengatasi rasa takut karena kita percaya kepada Allah yang bisa melakukan segala sesuatu dengan baik dalam hidup kita.
Kebajikan ini kita hanya dapat sedikit saja dalam masyarakat dimana keinginannya dalam relasi ekonomi, social dan politik. Karunia ini yang memberikan impulse supernatural untuk menguatkan jiwa, bukan hanya dalam masa-masa kesulitan dramatik martir, tetapi dalam kesulitan sehari-hari, bertahan dalam pergumulan dan serangan ketidakadilan, dalam kegigihan keberanian, antara ketidaktahuan dan permusuhan, pada jalan kebenaran dan kejujuran. Memberikan inspirasi bagi kita dengan keputusan dan keberanian, keteguhan dan keuletan, keteguhan dan koherensi.
6. Roh Kesalehan
Roh Kesalehan ini adalah karunia yang membentuk hubungan dengan Allah, seperti hubugan seorang anak dengan ayahnya dan pada saat yang sama juga membentuk hubungan persaudaraan yang baik kita dengan sesama manusia. Karunia ini memberikan kita kepercayaan kepada Allah yang penuh kasih sama seperti seorang anak yang selalu percaya kepada kasih dari ayahnya. Hal ini memungkinkan kita, karena ternyata kita telah menerima roh yang menjadi kita anak-anak Allah, sehingga kita berseru, “ya Abba, ya Bapa!” (Roma.8:15).
Karunia ini membakar jiwa kita dengan membawa kita pada doa dan selebrasi ekaristi. Karunia ini yang membuat kita sabar, tenang, sabar dan damai dalam Tuhan dengan membuat kita semangat untuk melayani pada sesama kita dengan hati yang tulus.(Rom.8:14-15).
7. Karunia Takut Akan Allah
Dalam hal ini ada dua ketakutan yaitu, “ketakutan yang buruk dan ketakutan yang baik”. Ketakutan yang buruk, misalnya seseorang menghalang imannya untuk mendapatkan posisi tertentu, tetapi ia tidak takut meninggalkan imannya. Ketakutan ini membawa ketakutannya dalam penderitaan abadi di neraka. Karena ia telah meninggalkan imannya akan Kristus yang sudah diketahuinya.
Ketakutan yang baik, adalah takut akan Tuhan. Santa Teresa dari Avila mengatakan bahwa, “Tuhan telah memberikan obat bagi manusia untuk menghindari dosa, yaitu takut akan Tuhan dan takut akan Kasih”. Takut akan Tuhan, karena takut akan penghukuman Tuhan, takut bahwa dia akan terpisah dengan Tuhan, maka ketakutan seperti ini yang selalu menghantar manusia pada pertobatan.
Karunia takut akan Tuhan ini, membantu kita untuk: menyadari akan kebesaran Tuhan bahwa, Tuhanlah yang menjadi tuan atas jagat raya ini semua; menjauhi diri dari dosa, dengan takut akan Allah dengan mengikuti hukum tauratNya, bukan karena terpaksa melainka karena cinta padaNya; hidup dengan rendah hati, berarti rendah hati pada Tuhan karena menyadari kebahagiaan dan menyerahkan diri pada CintaNya; Percaya pada Tuhan, berarti Tuhan melihat dan bertindak dengan adil.
Kesimpulan:
Inilah ketujuh karunia Roh Kudus yang selalu kita ingin dapatkan dalam hidup ini. Tujuh karunia ini sekaligus menjadi keutamaan kita sebagai murid-murid Kristus. Oleh karena itu sebagai pengikut Kristus, kita harus selalu akrab dengan gerakannya, menuju ke point gerakan-gerakan Roh Kudus. Bekerja dari hati adalah sarana untuk itu, bekerja dalam hal ini, dalam segala tindakan, perbuatan, perkataan, imajinasi atau pikiran kita. Sehingga kalau kita selalu bekerja dari hati karena tujuh karunia roh kudus ini, maka apa saja yang kita (kerjakan, katakan, pikirkan) pasti akan selalu sesuai dengan kehendak Allah.
Sebenarnya semua orang Kristen, entah itu Protestan atau Katolik telah mempunyai Roh Kudus, dan Ketujuh KaruniaNya. Sebab karunia Roh Kudus itu telah kita dapatkan saat kita dibaptis dan itu dikuatkan saat kita menerima sakramen Krisma. Tapi apakah Karunia Roh Kudus ini kita sadari? Oleh karena itu marilah kita bekerja sama dengan ketujuh karunia Roh Kudus ini, agar segala sesuatu yang kita lakukan itu menghasilkan buah yang baik, bagi diri kita sendiri, bagi sesama kita, dan juga bagi Allah. Sebab, buah-buah Roh Kudus inilah yang menjadi bekal bagi kita untuk mencapai tujuan akhir dari hidup kita ini yaitu: SURGA.
Sumber: Teologi 7 Karunia Roh Kudus dan Katekese Diosis Baucau
By Prof. EdoSantos’25
************************************
Versaun Tetum
Koinese Espiritu Santu ho Nia Dom Hitu
Iha fiar Katolika katak, Maromak mesak ida deit ne’e iha privadu tolu mak, Aman, Oan, no Espiritu Santu. Aman mak privadu dahuluk ne’be kria ona lalehan no rai ho buat nebe iha; Oan mak privadu daruak, nebe sai Salvador ita ema nian, no sai ponte entre ita ema ho Aman Maromak, no Espiritu Santu mak, privadu datoluk ne’ebe fo forsa, fo moris, no hamoris ita nia fiar ba Maromak.
Espiritu Santo ida ne’e tuun mai iha mundu tamba Aman Maromak mak haruka mai liu husi Nia Oan Jesus Kristu. Iha ne’ebe S.João Paulo II hanaran nia (Espiritu Santu), nu’udar Domin (Gal.5:22) no Dom (Jo.3:34, Act.2:38). Espiritu Santu ida ne’e sempre hamutuk nafatin ho Aman Maromak no Oan Maromak (Jesus Kristu), nunka hafahe-an. Tan ne’e tuir mai ita atu komprende no aprende Dom Domin ne’ebe Espiritu Santu iha.
Dom Hitu Espiritu Santu nian ida ne’e it abele hare iha (Is.11:2-3a) katak, “Nai nia Espiritu sei iha Nia, Espiritu matenek no entendimentu, Espiritu konsellu no Fortaleza, Espiritu piedade no hamtauk Maromak”.
Dom Hitu Espiritu Santu nian mak:
- Sabedoria (Sapiênsia)
- Entendimentu
- Siensia
- Konsellu
- Fortaleza
- Piedade
- Hamta’uk Maromak
Tuir mai ita akompaina nia explikasaun:
1. Dom Sabedoria (Sapiênsia)
Mak Dom ida ba ita ema atu senti no koinese Maromak, no buat hotu ne’ebe iha ligasaun ho Maromak. Dom ida ne’e iha ligasaun metin ho domin, tan ne’e dom ida ne’e la’os deit matenek deit, maibe experiensia divinu, ne’ebe dom ida ne’e fo mai ita liu husi domin. Dom ida ne’e mak halo ita bele haré buat ruma liu husi Maromak nia oklu, tan ne’e mak ema ida ne’e bele tetu buat hotu liu ho serteza no buat hotu ne’ebe akontese ne’e ho diak. Nia mos sempre esforsu–an atu haksolok nafatin iha susar no terus hotu ne’ebe nia hetan.
Dom ida ne’e manifesta iha ita nia moris ho forma oi-oin hanesan: kuriji malu, kualia lia los, halo tuir Maromak nia ukun-fuan sira, no hadomi Maromak liu sasan hotu-hotu. Dom ida ne’e mak lori ita ba santidade nian, attitude tuir Maromak sai ema santu iha mundo ida ne’e (Tiago.3:14-17). Fruto dom ida ne’e iha ita nia moris mak lori ita atu hili buat hotu nebe agrada Maromak iha momentu hotu-hotu iha ita nia moris, haburas ita nia fiar lor-loron. Fruto sira ne’e ita bele haree iha (Tiago.3:13).
2. Dom Entendimentu
Mak dom ida ne’e ne’ebe halo ema ida atu hatene kle’an liu kona ba mistériu fiar nian. Tan ne’e dom ida ne’e halo ema bele komprende dalan Kristu nia ne’ebe diferente iha Sagrada Eskritura. Liurai David komprende dom ida ne’e, tan ne’e mak ho esperansa boot nia dehan iha (Salmo, 119:34) katak, “halo hau komprende mak hau sei kaer metin Ita nia ukun-fuan; hau sei kuida nia ho hau nia fuan tomak”. Ho dom ida ne’e mak sempre dudu ita atu diriji ita nia moris tomak ba lalehan, ita sei esforsu-an ho fuan tomak, ita nia koalia no hahalok tuir Na’i nia ukun-fuan ne’e rasik.
Dom ida ne’e ajuda ita atu “hatene klean liu Maromak nia hakarak” (1Cor.2:10). Ita hetan posibilidade atu interpreta sinal do tempu no sinal Maromak nian ohin loron no futuru nian. Halo ita hetene klean liu Maromak nia hanoin no hakarak, liu husi ita ema nia realidade no situasaun hotu-hotu.
3. Dom Siensia
Dom ida ne’e fo abilidade ba ema ida atu bele fo valor ba kriasaun tomak ho apropriadu no haré nia relasaun ho kriador. Dom siensia ida ne’e, atu ita koinese diak liu tan Maromak, liu husi Nia mak fo mai ita koinesimentu ba signifikadu husi kriasaun ne’e hodi refere ba Nai kriador mak Maromak. Ho dom ida ne’e, ita bele koinese diak liu tan Maromak lor-loron hodi foti Nia ba fatin ida ne’ebe a’as liu, mak sai nu’udar dalan santu nian. Ita nia kna’ar tomak ne’ebe ita halo ho justu, ho loloos, ho motivasaun atu hadomi Nai, mak sai mata dalan ba ita atu ita moris iha santidade.
Dom ida ne’e mos ajuda ita ema, atu hadomi Maromak nebe hadomi Nain no hatene buat hotu, tamba wainhita ita iha koinesimentu no riku iha buat hotu, maibe ita la ho domin nee hatudu ita nia fiar namlele, hodi adora fali buat nebe laiha folin. Maromak nia domin dezenvolve nafatin siensia nebe ita iha, atu bele ajuda ita no fo valor positivu iha ita nia moris.
4. Dom Konsellu
Dom ida ne’e, ita bele haré iha (Salmo, 32:8) katak, “Hau hakarak hanorin no hatudu ba o dalan ne’ebe o sei liu ba; Hau sei fo konselu, Hau nia matan sei hateke ba o”. Na’i hatudu dalan ba ita liu husi Nia Espiritu Santu mak dom konsellu. Dom ida ne’e hatudu ba ita kona ba dalan ida ne’ebe mak ita tenki liu iha moris ida ne’e. Dom ida ne’e sempre fo roman mai ita atu ita bele deside buat hotu ho diak no serteza. Dom ida ne’e fo roman mai ita atu ita rona Na’i nia lian ho firmeza.
Oinsa mak ita bele rona Espiritu Santu Nia lian? Iha momentu ne’ebe ita simu nia no hamaluk ita nia fuan Espiritu Santu hahu halo kedas ita sente nia lian hodi dada ita nia hanoin, ita nia sentimentu, no intensaun sira tuir Maromak nia fuan santu. (Salmo, 16:7). Exemplu: Sta.Terezinha do Menino Jesus, iha nia livru “Story of soul”, dehan katak, “Jesus la presiza livru sira atu mestri hanorin klamar sira, tamba Nia mak Mestri ba Mestri hotu-hotu, hanorin la ho liafuan deit, maibe ho asaun konkreta”.
5. Dom Fortaleza
Mak dom aten brani nian atu hanorin buat diak no la tauk hasoru situasaun difisil sira ne’ebe taka dalan atu atinji buat diak ne’e. Iha ne’e mak Espiritu Santu fo forsa mai ita atu konfia no fiar, sadere ba Nai nia kbiit no la’os sadere fali ita nia forsa. Liu husi dom ida ne’e mak ita la senti tauk iha buat hotu, la’os hanesan ne’e, maibe ita supera sentimentu tauk ida ne’e tamba ita fiar ba Maromak ne’ebe bele halo buat hotu ho diak iha ita nia moris.
Virtude ida ne’e hetan fatin uitoan deit iha sosiedade ne’ebe hakarak domina iha relasaun ekonomia, social no polítika. Dom ida ne’e mak fo impulsu sobrenatural fo kbiit ba klamar, la’os iha momentu difisil dramátiku martiriu nian, maibe iha difikuldade lor-loron nian, reziste iha ofensa no ataka injusto, iha perseveransa korajoza, entre inkomprensaun no hostilidade, iha dalan verdade no honestidade. Fo inspirasaun mai ita ho desizaun no korajen, konstansia no tenasidade, perseveransa no koerensia.
6. Dom Piedade
Dom piedade ida ne’e mak, dom ida ne’ebe mak forma relasaun ho Maromak, hanesan relasaun labarik ida ho nia aman, no iha momentu nebe hanesan mos forma relasaun familiar diak ida entre ita ho ita maluk sira seluk. Dom ida ne’e mak fo fiar ba Nai nebe nakonu ho domin, hanesan labarik ida nebe sempre tau konfiansa ba nia aman nia domin. Buat ne’e mak fasilita ita, tamba ita simu ona espiritu ida nebe halo ita sai Maromak nia oan, tan ne’e mak ita hatete, “Abba, katak Aman” (Rom.8:15).
Dom ida ne’e mak hamanas ita fuan hodi lori ita ba orasaun no selebrasaun eukaristia. Dom ida ne’e mak halo ita sai laran maus, hakmatek, pasiensia no damen iha Maromak hodi halo ita badinas servi maluk sira ho laran mamar.(Rom.8:14-15).
7. Dom Hamta’uk Maromak
Dom ida ne’e iha tipu tauk rua mak, “tauk ba buat aat no tauk ba buat diak”. Tauk ne’ebe aat (negativu), hanesan, ema ida nebe impede nia fiar atu hetan pozisaun balun, maibe nia la tauk husik nia fiar. Tauk ida ne’e mak lori nia tamba tauk terus permanente iha ahi inferno laran. Tamba nia husik ona nia fiar ba Kristu nebe nia koinese ona.
Tauk ba buat diak (pozitivu), mak tauk ba Maromak. Hanesan Santa Teresa de Avila dehan katak, “Na’i fo ona aimorukba ita ema atu ita hadook-an husi sala, mak hamta’uk Maromak no ba nia domin”. Hamta’uk Maromak, tamba tauk Maromak nia kastigu, tauk katak nia sei haketak-an husi Nai, mak tauk ida hanesan ne’e mak sempre lori ema ba arependimentu/hakribit salan.
Dom hamtauk Na’i ne’e, ajuda ita atu: konsiente Maromak nia grandeza katak, Maromak mak ukun-nain ba universu tomak; hasees-an husi sala, hodi hamtauk Maromak tuir nia ukun fuan, la’os tamba obriga maibe tamba domin ba Nia; moris ho haraik-an, katak haraik-an ba Nai tamba senti ksolok no saran-an iha Nai nia domin; Fiar Maromak, katak Maromak haree no atua ho justisa.
Rezumidu:
Ida ne’e mak Dom Hitu Espiritu Santu nian nebe sempre hakarak hetan iha ita nia moris. Dom hitu ida ne’e mak sai ita nia prinsipiu fundamental nu’udar Kristu nia eskolante sira. Tamba ne’e mak nu’udar Kristu nia eskolante ita tenki amizade nafatin ho nia movimentu, tuir movimentasaun Espiritu Santu nian. Servisu husi fuan mak sai meius ba ida ne’e, servisu ida ne’e mak, iha asaun hotu-hotu, hahalok, liafuan, imajinasaun ou ita nia hanoin sira. Tan ne’e wainhira ita servisu nafatin husi fuan tamba dom hitu Espiritu Santu nian ne’e, mak saida deit mak ita halo, koalia, hanoin, no sei tuir nafatin Maromak nia hakarak.
Tuir lolos katak, ema kristaun hotu, Protestan ou Katolika simu tiha ona Espiritu Santu, ho nia Dom hitu ne’e hotu ona. Tan ne’e mak dom Espiritu Santu ida ne’e ita hetan tiha ona wainhira ita simu baptism no haforsa liu tan wainhira ita simu tan sakramentu Krisma. Maibe ita senti kalae dom Espiritu Santu ida ne’e? Tamba ne’e mak mai ita kolabora hamutuk ho dom hitu Espiritu Santu ida ne’e, atu buat hotu nebe ita halo atu hetan fruto nebe diak, ba ita nia-an rasik, no ba ita nia maluk sira seluk, no mos ba Maromak. Tambam fruto ka fuan husi Espiritu Santu ida ne’e mak sai bukae mai ita atu hetan objetivu final ita nia moris nian mak: LALEHAN.
Fonte: Teologia 7 Dons Espiritu Santu no Katekeze Diocese Baucau
By Prof. EdoSantos’25