Pada bulan Maret 2025 Yano selalu saja mampir ke ruumah Art. Entah mengapa ketika Yano mulai lanjut kuliah ia justru berharap agar Art selalu memotivasinya. Apabila ada masalah menyangkut mata kuliah ia selalu datang ke rumah Art untuk bertanya kabar Art dan anak-anaknya sambil berbagi cerita baru pulang ke Asrama.
Terkadang kita tidak tahu bahkan tak bisa menebaknya karena semua manusia memiliki pola pikir yang berbeda-beda.
Art sering menatap Yano kala mereka duduk berdua. Yano mengapa sampai kamu harus melakukan hal ini pada aku? Mengaoa kamu terus-terusan berjuang untuk datang, bahkan ketika aku mencoba dengan segenap kemampuan untuk melupakan dirimu Yano. Apa sebenarnya yang kau harapkan dari aku?
Yano hanya menunduk dan terdiam sejenak. Art sudah ratusan kali, aku jelaskan padamu bahwa aku tidak akan bisa meninggalkan hubungan ini hingga maut memisahkan kita apalagi melupakan, itu mustahil Art, ujar Yano.
Kamu harusnya sadar kalau aku adalah orang terbaik dan jika aku adalah orang terbaik menurut versimu maka setialah pada istrimu, serta sayang pada anak-anakmu. Bukan segenap waktu kau alihkan buatku.
Tidak Art kehendakmu tapi aku tidak akan meninggalkan dirimu sampai ajal menjemputku dan kata-kata ini sudah aku katakan sejak aku masih berkenalanmu lewat dunia maya.
Sudah aku jujur aku punya istri bahkan aku punya keluarga tapi aku menyukaimu pada pandangan pertama Art, jadi jangan pikir aku akan melepaskan dirimu begitu saja. Hmm keras kepala, ujar Art.
Ok Art, buatin aku capuchino, mau minum nhii apa bisa? Ya tapi aku capek, kata Art. Hmm kok buatin buat aku kamu capek, ujar Yano.
Yano karena itu aku bilang aku capek banyak kerjaan tahu….Art manja. Yano langsung berkata yuk aku pijitin badanya siapa tahu bisa lega. Stop jangan kayak gitu, malu sama orang. Sadis kok sama aku kamu bicara kayak gitu Art. Habis kamu memiliki pasangan. Ya kamu juga pasangan, jawab Yano.
Art lalu beranjak ke dapur dan membuat Capuchino buat Yano, sambil mengajak Yano training komputer karena Yano merasa ia mengalami perubahan sejak berhubungan dengan Art.
Hari demi hari terus saja hubungan mereka seperti itu. Hubungan yang dijalani oleh Yano dan Art benar-benar tidak diketahui oleh siapapun. Bagi Art dan Yano cinta tidak harus dipamerkan ke publik karena antara Yano dan Art tentu memiliki masa lalu. Andai Yano adalah suami setia mengapa ia harus mengejar Art, bahkan Art berjuang selama berkali-kali melepaskan dirinya.
Sedangkan Art juga sadar, jika cinta Yano entah secara sadar atau tidak sadar, yang jelas adalah peralihan benih yang di tanam oleh mantan suami di luar, dengan wanita-wanita lain di luar sana, karena ia pikir aku sudah berjuang memberikan nasehat agar ia menjauhiku, bahkan mengakhiri hubungan ini. Namun yang terjadi makin hari makin romantis.
Jadi menurut agama katolik apabila ketika sudah melangsungkan pernikahan di Gereja pasangan itu bukan lagi dua melainkan satu, entah karena bersatu atas fisik atau keyakinan karena cinta jadi tentu perasaan dan cinta Yano ke Art sudah tentu hasil perbuatan mantan suami, jadi jika disalahkan maka siapa yang salah? Apakah Yano atau mantannya ataukah Tuhan?
Terus jika Tuhan tahu kalau Yano adalah pasangan sesama wanitaku mengapa juga ia harus berjuang mendekatiku? Jika Tuhan tahu aku adalah seorang wanita yang baru membebaskan diri dari belunggu penipuan kenapa harus Yano yang menyukai diriku bukan pria duda atau single, jika bukan pekerjaan karma! Art bingung menatap Yano dengan berjuta pertanyaan dalam benakku ujar Art.
Waktu terus berjalan hubungan Yano dan Art benar-benar berjalan mulus selama lima tahun hingga menjelang enam tahun. Yano dan Art merasa menikmati hubungan yang mereka jaling tanpa peduli apa kata dunia, karena semua yang terjadi bukan pilihan, akan tetapi takdir Allah.
Sudah sekian kali Art mencoba sadar dan menyadarkan Yano, agar balik pada keluarganya, karena Art tidak ingin keluarga Yano hancur seperti apa yang Art alami, tapi Yano terus menolak permintaan Art.
Yano merasa baik-baik saja tak ada halangan yang bakalan terjadi, tapi Art justru berjuang untuk terus menghindari di saat itulah ia sadar dengan sendiri bahwa tidak akan bisa keputusan di ambil sepihak. Pada akhir bulan Maret Yano datang ke rumah Art. Art melihat kedatangan Yano dari balik jendela. Art langsung membukakan pintu. Yano tersenyum menatap Art.
Eh ngak ada rumah kok, langsung datang ke sini, ujar Art. Hmm aku mau cerita jika aku sudah kuliah. Baiklah lanjutkan pendidikanmu Yano, aku sadar kadang aku jengkel tapi apalah daya jika aku hanya jengkel seorang diri lalu reda dengan sendirinya.
Ceritakan gimana kuliahnya. Ok thx ya Art, kuliah sudah berjalan hanya kami harus ikut kursus terlebih dahulu baru lanjut kuliah. No problem apabila itu sebuah kesempatan tapi jangan juga nyuri jam kuliah, ujar Art. Tidak tahu tapi aturan seperti itu makanya, jawab Yano.
Sambil berbagi cerita Yano tiba-tiba mengatakan bahwa ingin sekali belajar lagi bagaimana menulis ide yang baik, akhirnya Art pun mengajari Yano. Usai belajar Art mengajak Yano makan dan saat itu Yano tidak ingin balik ke Markas ia ingin ngbrol sampai malam.
Pada larut malam Yano mulai mengantuk akhirnya Art mempersilahkan Yano untuk istirahat tanpa syarat, karena Yano bukan lagi orang asing dalam kehidupan Art. Usai kunjungan Yano pun pulang ke Asrama. Art terus melanjutkan kehidupannya. Entah mengapa ketika tersadar untuk melepaskan Yano seutuhnya justru bertolak belakang dangan perasaan Art, Yano pasti datang.
Art terus melanjutkan kehidupannya dan tak ingin terus berpikir akan Yano, di mana ia ingin hubungan mereka tetap jadi teman baik.
Yano justru menolaknya bahwa mereka akan terus memiliki hubungan special hingga maut memisahkan mereka bedua. Entah jenuh atau karena sadar, Art tak ingin lagi ada relasi lain selain teman. Konsentrasi dan terus berkarya dengan kondisi jatuh bangun. Art benar-benar telah move on karena ia tak ingin keluarga Yano hancur, hanya karena hubungan yang mereka jaling.
Namun, sebagai manusia Art pun tetap beranggapan jika Yano adalah sahabat terbaiknya. Pada tanggal 05/04/2025 menjelang malam pukul 20:00, Yano chat bahwa ia ingin ke rumah Art. Art membalas dengan tegas, tidak Yano, kamu tidak boleh ke rumahku, karena aku tidak ingin kamu jadi penyebab orang-orang menduga, hal yang bukan-bukan, pungkas Art .
Art aku tidak peduli ok, sama anggapan orang luar yang tidak ada sangkut pautnya dengan kita berdua, aku lagi ada di kampus dan sebenar malam aku ke rumahmu, paham itu.
bersambung….