Kucing termasuk salah satu hewan peliharaan yang paling populer di dunia. Selain tampang dan tingkah lakunya yang imut, kucing juga dikelilingi banyak mitos yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman. Jangan tertipu, cek faktanya sebelum mempercayai hal-hal kamu baca atau dengar tentang hewan peliharaan kita ini.
Kucing suka susu
Hal ini banyak menjadi adegan di film-film. Kucing sering sekali diberi susu. Tapi faktanya, kucing minum susu hanya ketika mereka masih menyusui dengan ibunya. Tetapi ketika mereka disapih dari ASI mereka, mereka berhenti memproduksi semua enzim yang mereka butuhkan untuk mencernanya.
Jadi, kebanyakan kucing tidak memiliki toleran laktosa. Laktosa susu biasanya terkumpul dalam sistem pencernaan kucing dan jika kucing meminumnya kucing akan memiliki masalah bau dalam tubuhnya, termasuk ketika ia membuang gas. Hal yang sama juga berlaku pada manusia.
Susu juga memiliki masalah lain, karena ia memiliki kandungan lemak dan kalori. Jika kita memberi kucing semangkuk susu setiap hari, kita akan membuat kucing mengalami kegemukan.
Kumis kucing bisa membantu keseimbangan
Banyak yang percaya kalau kita tidak boleh memotong kumis kucing. Karena kepercayaan populer mengatakan bahwa kumis kucing terhubung dengan keseimbangan mereka. Tapi ternyata itu mitos.
Kumis kucing terbentuk dari bahan yang sama yang membentuk tanduk binatang lain, atau yang biasa disebut keratin. Kumis yang terhubung ke wajah kucing merupakan sejumlah besar saraf, dan berguna untuk merasakan perubahan udara. Jika kita pernah memperhatikan bulu-bulu halus di atas kepala kucing atau di belakang kakinya, meskipun gak semua kucing memilikinya, itu juga disebut kumis, dan mereka bekerja dengan cara yang sama.
Jadi, jika kumis kucing itu merupakan alat keseimbangan kucing itu mitos ya? Tetapi untuk memotong kumis kucing memang tidak dianjurkan karena itu bisa membuat mereka takut dan lemah. Itu mengapa mereka menghindar ketika ingin dipotong kumisnya.
Tidak masalah jika kucing jadi vegetarian
Kucing membutuhkan sejumlah nutrisi untuk bertahan hidup, seperti taurin dan asam arakidonat yang berasal dari daging. Mereka juga membutuhkan banyak protein melebih hewan lain. Mereka tidak bisa mendapatkan semua itu dari pola makan nabati, dan jika kekurangan semua itu mereka akan menderita masalah kulit, gangguan pendengaran, dan bahkan masalah jantung dan hati.
Tentu, segelintir produsen makanan kucing vegetarian menganggap hal itu tidak ada masalah. Ya, tapi itu hanya strategi penjualan saja. Beberapa diet vegetarian memiliki versi protein buatan. Karena pada dasarnya, kucing tidak dapat memproses bahan buatan seefisien mereka memproses yang alami. Itu akan melemahkan jantung mereka dan memperpendek umur mereka. Penelitian juga menemukan bahwa kucing yang dipaksa melakukan diet vegetarian yang diterapkan di rumah, diam-diam akan mencari kebutuhan nalurinya dengan memangsa hewan liar.
Semua kucing liar sama
Kucing liar sering dianggap sebagai pengganggu, karena mereka suka mencuri makanan di dapur setiap orang yang pintu rumahnya terbuka dan suka merobohkan tong sampah untuk mencari secercah sisa makanan. Tapi sebetulnya, setiap kucing liar itu berbeda-beda dan inilah sebabnya.
Kucing-kucing liar yang dilahirkan dan dibesarkan di jalan, cenderung tidak pernah memiliki hubungan yang baik dengan manusia. Mereka biasanya takut pada manusia. Kucing liar akan sensitif jika didekati manusia. Mereka tidak memiliki sosialisasi.
Namun, ada kucing liar yang di sisi lain adalah kucing peliharaan yang tidak memiliki keadilan. Mereka mengenal orang, dan mereka tahu kalau manusia bisa bersikap baik padanya. Mereka mungkin sudah pernah mendapatkan sosialisasi. Mereka mungkin agak sedikit takut, tetapi manusia masih bisa mendapatkan kepercayaan mereka dan membuat mereka bisa dipelihara. Biasanya kucing liar jenis ini pernah dipelihara manusia hanya saja ditendang kembali karena sifat mereka yang selalu mencuri makanan, atau karena alasan lain.
Kucing mengandalkan kakinya yang kuat ketika melompat
Kucing mungkin mendarat menggunakan kaki mereka sesering yang kita lihat, tetapi faktanya tidak selalu begitu. Mereka bisa melakukannya karena ketika mereka melompat, rasa keseimbangan mereka sejajar dengan bagian depan tubuhnya, sementara tulang belakangnya beraksi dan secara refleks menyelaraskan bagian belakang untuk pendaratan yang aman dan sempurna.
Meskipun itu refleks, mereka masih butuh waktu untuk melakukannya. Kita pasti pernah melihat secara langsung atau di video ketika kucing jatuh ketika melompat dari ketinggian rendah. Nah, mereka biasanya tidak memiliki perhitungan. Bahkan, jika mereka mendarat dengan kaki mereka, mereka tidak selalu bebas dari insiden tanpa cedera. Jika mereka jatuh dari ketinggian yang lumayan dan kaki mereka tidak bisa menumpunya, maka bisa mengakibatkan hal yang mengerikan seperti patah tulang, trauma internal, dan bahkan kerusakan otak. Sekarang kita tahu bahwa kucing pun tidak sesempurna yang kita bayangkan.
Pada dasarnya kucing itu soliter
Mungkin kita sudah sering melihat ketika kucing terlihat sangat pelit dengan temannya sendiri ketika diberi makanan. Namun para peneliti mengamati bagaimana kucing berinteraksi satu sama lain, mereka menemukan bahwa kucing adalah makhluk sosial.
Kucing memang terlihat bisa bertahan hidup sendirian, karena mereka selalu berburu sendirian. Tetapi ketika mereka berkumpul dalam kelompok, ternyata mereka membentuk hubungan erat. Tidak hanya berkumpul, mereka berbagi tanggung jawab, bekerja sama dalam memelihara, dan bahkan merawat anak kucing satu sama lain. Bahkan, mereka memiliki sahabat.
Kucing yang tergabung dalam koloni liar biasanya berpasangan dan nongkrong bersama, menghabiskan banyak waktu untuk saling merawat dan saling menyapa dengan menempelkan hidung mereka. Diperkirakan bahwa semua perawatan itu bukan hanya untuk membersihkan diri, tetapi juga cara mereka untuk menyatukan aroma semua kucing menjadi bau koloni yang mengidentifikasi setiap individu sebagai bagian dari kelompok, seperti cewek-cewek yang bertukar pakaian dengan sahabatnya.
Semua kucing berbulu putih itu tuli dan bermata biru
Banyak yang percaya kalau kemungkinan kucing putih dengan mata yang gak biru memiliki peluang sekitar 20% untuk menjadi tuli, kucing putih dengan satu mata biru memiliki risiko sekitar 40%, dan dua mata biru memiliki antara 65 dan 85%. Namun, belum ada penelitian tentang hal ini.
Banyak yang menganggap bahwa kucing dengan mata biru cenderung tuli di sisi yang sama. Tapi jujur saja, kita bahkan tidak tahu apakah mereka tuli atau tidak, karena hampir semua kucing tidak pernah menengok atau menghampiri ketika kita panggil, kan?
Warna bulu dikaitkan dengan sifat-sifat kepribadian
Ada yang bilang, jika kita ingin memiliki kucing yang setia carilah kucing berwarna oranye. jika kita ingin memiliki kucing yang misterius dan menakutkan carilah kucing hitam. Kita mungkin memercayainya, bahwa warna-warna tertentu dikaitkan dengan ciri-ciri kepribadian tertentu.
Para peneliti di UC Berkeley melihat mitos itu dan tidak menemukan bukti yang mendukung teori tersebut. Namun, yang mereka temukan adalah keyakinan kuat yang tertanam dalam kesadaran kolektif, sehingga kucing berwarna terang dianggap lebih ramah, sehingga jenis itu lebih sering diadopsi. Faktanya, tidak semua kucing berbulu terang memiliki sifat yang kalem, kita bisa membuktikannya sendiri dengan memperhatikan kepribadian kucing. Ingat ya, jangan menjadi rasis terhadap kucing.
Kucing itu buta warna, tapi mereka bisa melihat dalam gelap
Ternyata kucing tidak sepenuhnya buta warna, tetapi mereka hampir buta warna dengan hijau-merah. Mata kucing disesuaikan untuk menangkap warna biru-ungu serta warna kuning kehijauan, sehingga mereka melihat dunia sama dengan orang yang buta warna merah-hijau. Cones adalah struktur mata yang bertanggung jawab untuk penglihatan warna, itu yang membuat kita percaya tentang mitos mengenai hal ini.
Jumlah tangkai di mata kucing menandakan bahwa mereka memproses informasi lebih cepat daripada manusia, itulah sebabnya mereka bisa menangkap burung yang hinggap di jalan, misalnya. Sel-sel tangkai yang bertanggung jawab atas kecepatan menakjubkan mereka juga membantu mereka melihat dalam kegelapan (dan memberi mereka sekitar 20 derajat penglihatan ke arah tepi, dibandingkan dengan manusia). Namun, mereka tidak dapat melihat dalam kegelapan secara total. Kucing masih harus membutuhkan sedikit cahaya untuk dapat melihat, tetapi dalam kondisi cahaya rendah dan senja, mereka bisa melihat beberapa mil ke depan.
Kucing itu hewan nokturnal
Siapa pun yang memelihara kucing di rumah pasti tahu kalau dia aktif di malam hari, seperti mengamati sesuatu di dapur rumahmu, atau memandangi dinding rumah untuk melihat cicak. Bahkan, hal itu mungkin terjadi begitu sering sehingga kita berpikir kalau kucing itu hewan nokturnal atau hewan yang aktif pada malam hari.
Kucing sebenarnya adalah crepuscular, yang berarti mereka cenderung caper pada jam-jam sekitar senja dan fajar. Menurut Abrams Royal Animal Clinic, jadwal aneh ini terjadi secara alami karena naluri mangsa kucing paling aktif di jam-jam itu. Gagasan bahwa kucing adalah hewan nokturnal itu mitos.
Kucing banyak tidur karena malas
Jika kita berangkat kerja di pagi hari dan melihat kucing tertidur di tempat yang sama ketika kita pulang, mungkin kita akan menganggap kalau kucing itu pemalas. Tapi nyatanya tidak.
Pola tidur kucing memang lebih rumit daripada yang kita pikirkan dan memang benar, mereka tidur selama 16 jam sehari, Cat Behavior Associates menjelaskan bahwa kucing biasanya tidak benar-benar tidur pulas. Sebagian besar waktu tidur kucing dihabiskan dengan indranya yang masih tetap waspada dan mendengarkan mangsa, predator, atau berbagai macam suara yang mengganggu.
Jika kita perhatikan, pasti pernah melihat kucing yang seolah-olah tertidur namun matanya selalu terbuka dan telinganya bergerak ketika mendengar sesuatu. Kucing akan segera bergerak atau bertindak ketika ada sesuatu yang menarik perhatiannya, meskipun dia terlihat memejamkan matanya.
Dikutip dari VetStreet, ada alasan biologis mengapa kucing membutuhkan banyak waktu senggang, yakni diet. Kucing adalah pemakan daging, dan istirahat dalam waktu lama membantu sistem pencernaan mereka mencerna semua protein itu.
Kucing menganggap makanan lebih penting daripada manusia
Sebuah penelitian dari Oregon State University yang dilansir dari Science Direct, mencoba mencari tahu apa yang disukai kucing. Mereka mengambil dua kelompok kucing, kucing peliharaan dan kucing dari tempat penampungan dan memberi mereka pilihan makanan, bersosialisasi dengan manusia, atau bermain dengan mainan. Pada akhir tes, mereka menemukan bahwa mayoritas kucing akan memilih perhatian dari manusia dibandingkan beberapa makanan yang lezat.
Mainan dan rangsangan aroma makanan bahkan tidak memiliki peluang. Meskipun ada perbedaan antara masing-masing kucing, tidak ada perbedaan statistik antara kucing peliharaan dan kucing di penampungan. Itu menunjukkan kalau kucing menginginkan kasih sayang dari seseorang.
Secara alami kucing sangat membenci air
Tidak semua kucing secara naluriah tidak suka air. Animal Planet mengamati kalau kucing di alam liar menyesuaikan pandangan mereka mengenai air tergantung pada situasi lingkungannya, seperti ada atau tidaknya predator di dalam air, itu mengapa kebanyakan dari mereka menghindarinya. Di sisi lain, beberapa kucing justru menghabiskan begitu banyak waktunya di air.
Beberapa kucing itu seperti Van Turki, Coon Maine, dan Bengal, mereka semua cenderung memiliki daya tarik pada air yang bertentangan dengan obsesif mereka, dan banyak juga kucing yang tidak takut untuk berenang. VetStreet menjelaskan jika sebagian kucing enggan dengan air karena mereka pernah memiliki pengalaman negatif dengannya. Seperti anak-anak kucing yang bermain di bak mandi tetapi harus terjatuh dan tenggelam, itu bisa menjadikannya enggan bersentuhan dengan air. Atau kucing liar yang harus diterpa hujan besar hingga membuatnya takut dengan air. Ditambah lagi sebagian dari pemilik kucing gak mau repot-repot memandikan kucing mereka, mereka menjadi gak biasa dengan air.
Mengurung kucing di dalam rumah itu kejam
Setiap orang memiliki pendapat berbeda-beda mengenai hal ini. Beberapa orang percaya bahwa kucing harus dibiarkan berkeliaran di luar, memangsa binatang lain, dan merupakan lahiriah bahwa kucing berpotensi mati dengan kematian yang mengerikan. Memelihara kucing di dalam rumah itu kejam.
Menurut ahli perilaku kucing Jane Ehrlich, kucing peliharaan harus 100% dijaga di dalam rumah. Ada banyak alasannya, terutama untuk menjaga mereka agar lebih aman. Dengan begitu, kucing rumahan tidak berisiko ditabrak mobil, ditangkap oleh predator, terjebak di suatu tempat dan sekarat di sana, atau terpapar pada sesuatu yang akan membuat mereka sakit. Mereka juga akan lebih menyesuaikan diri, secara psikologis, karena mereka tidak selalu cemas dirundung ketakutan dibandingkan kucing yang menghabiskan waktunya di luar ruangan.
Selama kucing di dalam ruangan itu memiliki akses seperti mainan, pohon kucing, tempat mereka bisa memanjat dan bersembunyi, dan lingkungan yang aman dan interaktif, mereka gak hanya saja berpotensi memiliki umur panjang, tetapi juga selalu bahagia.
Semua kucing dilahirkan sebagai pemburu
Sebuah studi pada 2013 yang dilakukan oleh Smithsonian dan Fish and Wildlife Service AS, menemukan bahwa kucing menjadi penyebab kematian burung sebanyak 3,7 miliar dan 20,7 miliar tikus setiap tahunnya. Hal itu tampaknya mendukung gagasan bahwa kucing terlahir sebagai pemburu, dan mereka adalah mesin pembunuh yang paling menggemaskan. Namun nyatanya enggak.
BBC Earth menemukan kucing besar dan kecil berhasil memburu dalam persentase yang relatif kecil. CatTime mengatakan ini tidak berlaku pada kucing rumahan, tidak semua kucing diciptakan sama. Ketika kucing pertama kali dijinakkan, mereka dibawa ke rumah untuk menjauhkan mereka dari toko makanan agar tidak mencuri makanan di sana.
Namun, seiring berjalannya waktu, manusia mulai merawat mereka, memberi mereka makan, dan mencari keuntungan dari mereka untuk mendapatkan penghasilan, seperti memasang foto mereka di Instagram agar mendapatkan endorse.
Kemampuan kucing untuk berburu tikus menurun pada kucing peliharaan, itu karena mereka tidak butuh tikus sebagai makanan utama mereka. Beda halnya dengan kucing liar yang tumbuh di jalanan yang keras, mereka masih disebut pemburu karena mereka bertahan hidup dari sana.
Kucing tidak bisa dilatih
Ini merupakan kepercayaan lama bahwa kucing lebih suka melakukan apapun semau mereka dan tidak suka diatur. Pelatihan di sini merupakan bentuk komunikasi agar bisa dipahami hewan. National Geographic mengatakan bahwa kucing pasti bisa dilatih, namun manusia salah dalam melakukannya. Contoh gampangnya seperti ketika kucing naik ke meja makan untuk mencari makanan, pasti kita akan memarahi dan meneriakinya agar dia gak naik ke sana.
Namun sayangnya, kucing tidak mendengarkan perkataan kita. Tapi fakta membuktikan hal lain, kucing sudah dilatih untuk menyadari bahwa ketika dia naik ke atas meja, dia mendapat perhatian dari kita. Manusia bisa dikatakan tidak bisa memahami konteksnya. Mikel Delgado dari School of Veterinary Medicine di University of California, mengatakan ini adalah prinsip untuk mulai melatih kucing. Bersikaplah konsisten dalam mengabaikan perilaku buruk, dan pada akhirnya kucing akan menghilangkan perilaku buruknya.
Kucing pertama kali dijinakkan di Mesir
Orang Mesir kuno dikaitakan dengan kucing. Mereka sangat mencintai kucing, menyatukan kucing dengan dewa-dewa mereka, melukis potret kucing dalam relief bangunan, membuat mumi mereka, dan mengubur kucing bersama dengan orang-orang penting di Mesir. Tetapi temuan arkeologis menunjukkan bahwa kucing sudah bergaul dengan manusia jauh sebelum mereka masuk ke hati orang Mesir.
Perkembangbiakan kucing peliharaan di Mesir mulai dibatasi sekitar 4.000 tahun yang lalu seperti yang dilansir dari Science Daily. Tetapi gambar-gambar kucing sudah ditemukan pada lukisan-lukisan Neolitikum awal, dan ketika para arkeolog di Siprus menemukan seekor kucing yang terkubur bersama manusia di situs pemakaman berusia 9.500 tahun yang lalu, membuktikan kalau kucing sudah sangat dicintai ribuan tahun yang lalu, bahkan sebelum Mesir.
Kucing mendengkur karena bahagia
Mitos ini bisa jadi sebagian benar. Sebenarnya, tidak ada yang benar-benar tahu mengapa kucing mendengkur, tetapi karena mereka sering mendengkur saat stres, seringkali saat mereka sekarat, kemungkinan ada alasan lain selain kepuasan.
Beberapa peneliti telah menemukan bahwa pola dan frekuensi mendengkur sebenarnya dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang dan mempercepat penyembuhan. Ini juga diyakini sebagai metode komunikasi antara kucing serta antara kucing dan pemiliknya.
Semua kucing belang tiga adalah betina
Kebanyakan kucing belang tiga memang betina. Itu karena pola bulu tiga warna dibawa oleh kromosom X, yang sangat mengurangi kemungkinan lahirnya kucing belang tiga jantan. Namun, kucing belang tiga jantan memang hidup dalam jumlah yang sangat kecil (1 dari 3.000 anak kucing) dan biasanya steril. Kucing belang tiga, yang sering dijuluki “kucing uang”, juga dipercaya membawa keberuntungan bagi pemiliknya.
Wanita hamil seharusnya tidak memelihara kucing
Yang benar adalah ibu hamil tetap bisa mencintai dan merawat kucingnya selama mereka berhati-hati saat mengosongkan kotak kotorannya. Toksoplasmosis adalah penyakit parasit yang menyebar melalui kotoran kucing. Ini dapat menyebabkan penyakit neurologis yang serius.
Saat seorang wanita hamil, sebaiknya minta orang lain untuk mengosongkan kotak kotorannya. Atau, jika tidak memungkinkan, pemilik yang hamil harus selalu menggunakan sarung tangan lateks sekali pakai saat mengganti pasir. Juga rajin untuk mencuci tangan dengan bersih setelah mengganti sampah sebagai tindakan pencegahan ekstra.
Secara umum, bulu kucing yang sehat tidak membahayakan ibu hamil. Bahaya bulu kucing bisa terjadi jika kucing yang kamu pelihara mengalami infeksi toksoplasmosis. Penyakit ini disebabkan parasit yang disebut Toxoplasma gondii yang terdapat pada feses (kotoran) kucing yang sudah terinfeksi. Sekitar 2–3 minggu setelah terinfeksi, kucing bisa mengeluarkan parasit pada kotorannya. Saat kucing menjilati bulunya, kemungkinan parasit akan tertinggal pada bulu kucing yang kemudian dapat berpindah pada manusia ketika membelainya
Kucing bisa membekap bayi yang baru lahir
Tidak pernah ada kematian yang tercatat dari bayi yang baru lahir karena tertahan oleh kucing. Faktanya, kebanyakan kucing menghindari bayi yang keras dan menangis. Namun, seperti semua hewan peliharaan, kucing harus diperkenalkan dengan bayi baru secara bertahap dan jangan pernah ditinggalkan tanpa pengawasan bersama anak.
Kucing menyukai kehangatan dan kenyamanan. Rebahan di samping bayi bisa jadi tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu. Walau tak berbahaya, tapi sebaiknya jangan lepaskan pengawasan kita.
Bisa jadi posisi kucing terlalu menekan wajah, kepala, leher atau dada bayi dan membuat jalan nafasnya terhambat. Sebaiknya, jauhkan kucing dari jam tidur siang bayi atau tunggu sampai anak cukup besar sebelum mengizinkannya tiduran bersama kucing di kamar yang sama.
Kucing punya penglihatan malam yang lebih baik
Banyak yang heran ketika kucing seperti melihat sesuatu, padahal kita tidak bisa melihatnya. Padahal, bisa jadi kucing melihat sesuatu seperti tikus atau pantulan hewan yang lewat yang tidak bisa dirasakan pemilik.
Kucing memiliki pengelihatan malam yang sangat baik. Namun pengelihatan kucing ada siang hari lebih buruk dari pada manusia. Hal tersebut dikarenakan manusia mampu melihat tiga warna pada siang hari. Sedangkan kucing hanya melihat dua warna pada siang hari. Mata kucing bisa berair karena benda asing masuk ke matanya. Namun ada tanda lain yang perlu diperhatikan.
Kucing dapat melihat hantu
Para ahli berpendapat, kucing yang menatap dinding kosong dengan waktu yang lama, bukan berarti ia sedang melihat hantu. Bisa jadi, kucing sedang melihat serangga kecil atau mendegar suara hewan yang sulit kita lihat atau kita dengar. Namun, mereka juga meyakini bahwa kucing mampu merasakan sebuah energi di rumahnya.
Kucing punya sembilan nyawa
Konon, mitos ini berasal dari kisah dewa Mesir di mana Atum-Ra, dewa matahari, disebut-sebut menyamar menjadi kucing untuk mengunjungi dunia lain. Bahkan 9 nyawa kucing ini juga ada dalam pepatah Inggris kuno, yang disebutkan dalam Romeo & Juliet karya Shakespeare. Mitos ini pun menempel erat pada kucing yang dianggap ajaib karena mampu mendarat dengan selamat saat jatuh dari ketinggian, tanpa luka parah.
Mitos kucing hitam
Di berbagai negara, kucing hitam dianggap dapat membawa nasib buruk. Di Jerman misalnya kucing hitam menyeberang dari kanan ke kiri dianggap membawa sial, begitu juga di sebagian besar Eropa dan Amerika. Mitos ini berasal dari anggapan kucing hitam yang dijadikan hewan peliharaan penyihir pada abad pertengahan. Terkesan seram, tapi kucing berbulu hitam tetap jadi salah satu favorit untuk dipelihara.
Kucing rumahan jarang sakit
Kucing yang menghabiskan seharian di dalam rumah bukan berarti kebal dari penyakit. Meskipun jarang menginjakkan kaki di luar rumah, para ahli di Cat Fanciers Association menyebutkan kucing dapat terpapar kuman yang menyebar di udara, dari pakaian penghuni rumah, hingga menelan serangga pembawa penyakit.
Beberapa ras kucing menyebabkan alergi dan hipoalergenik
Berita buruknya, kucing bisa menyebabkan alergi pada manusia. Kucing menghasilkan beberapa alergen yang diketahui bereaksi dengan IgE manusia: secretoglobin Fel d1, Fel d2 / albumin, Fel d3, lipocalin Fel d4 dan Fel d5.2 Fel d1 adalah yang paling banyak dikarakterisasi dan dianggap sebagai satu-satunya yang paling kuat alergen kucing. Alergen utamanya adalah Fel d1 yang dapat menginduksi asma dan alergi. Molekul Fel d1 diproduksi di kelenjar sebasea atau kelenjar minyak, saliva, dan anal. Molekul ini terdistribusikan pada bulu kucing dengan cara kucing menjilati tubuh atau bulunya.
Namun, adakah kucing yang tidak menyebabkan alergi? Ilmuwan masih berdebat mengenai hal ini, tetapi menurut Penelitian Satorina dkk yang di publikasikan di jurnal Clinical and Translational Allergy tahun 2014 menyebutkan bahwa kucing hipoallergy adalah kucing yang menghasilkan dan menyebarkan lebih sedikit Fel d1 dibandingkan kucing biasa. Jadi kucing hipoallergenic ini bisa menjadi alternatif bagi orang-orang yang mengalami atopi atau alergi terhadap kucing. Namun, penelitian ini belum bisa mendukung gagasan bahwa ada breed/ ras tertentu yang hypoallergenic.
Kucing tanpa bulu, seperti kucing Sphynx, tidak menyebabkan alergi
Sayangnya, kucing tanpa bulu seperti kucing Sphynx juga tidak hipoalergenik. Faktanya, tidak ada penelitian ilmiah untuk mendukung gagasan bahwa setiap ras menyebabkan reaksi alergi yang lebih atau kurang parah.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kucing siberia yang mendapatkan klaim dari beberapa breeders sebagai hipoalergenik pun masih bisa memicu alergi. Pada penelitian tersebut telah ditemukan dua mutasi yang terdeteksi pada gen Ch1 dan Ch2 yang mengkode alergen Fel d1. Kondisi ini yang memungkinkan mutasi ini relevan dengan alasan mengapa kucing siberia di klain sebagai kucing hipoalergenik. Namun, untuk memastikan kondisi ini masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. [dari berbagai sumber]