Memuaskan rasa bagi seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mendengarkan musik romantis yang mendayu-dayu menggetarkan rasa, nonton film kesayangan di bioskop, membaca puisi dan novel bagi orang yang lagi rindu dan kasmaran, traveling ke destinasi wisata yang indah bagi yang ingin membaur dengan alam,menyatukan rasa, menikmati ciptaanNya, shopping barang-barang branded bagi yang tidak mau ketinggalan fashion. 

Lalu, bagaimana dengan orang yang rasanya pengen makan terus. Setiap menyaksikan acara kuliner di stasiun-stasiun televisi, atau membaca status-status yang diposting teman yang laris manis jualan kulinernya, pasti selalu ngiler. Ujung-ujungnya langsung mencari asal muasal kuliner itu demi memuaskan rasa yang sudah tak tertahankan.

Nah..begitu juga dengan aku. Wisata rasa yang paling aku suka adalah wisata kuliner dengan menu dari mie.  Aku paling doyan itu. Coba tanya aku dimana tempat yang menjual mie goreng dengan rasa seperti mie goreng  di hotel berbintang lima? Pasti dengan senang hati aku akan menunjukkan dengan sedetail-detailnya.

Kalau bakso bulat seperti bola ping pong, jangan ditanya lagi. Mau tahu tempatnya, rasanya, ciri khasnya, aku akan membawa kalian kemana saja untuk mencicipinya. Mau yang pentolan dengan rasa pedasnya yang menggigit, bakso tenes yang beranak pinak, bakso urat, semuanya pasti akan membuat selera makan kalian terpuaskan.

Tapi aku punya satu langganan bakso yang pasti membuat kalian tambah ngiler. Tempatnya memang jauh. Ada di Kabupaten Sidrap. Aku rela nyebrang ke kabupaten lain demi memuaskan rasa tuk mencicipinya. Bakso Mas Slamet ini sudah eksis sejak jaman aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Dulu Mas Slamet jualan di lingkungan sekolah SMPN 2 Rappang. Lama sekali ,sampai beberapa generasi yang tamat di sekolah itu. Setiap jam istirahat Mas Slamet dikerumuni siswa-siswa maupun para tenaga pendidik di sekolah itu. Pentolan dengan sambal pedasnya terasa menggigit lidah. Membuat keringat jatuh manis.

Ada ciri khas dari bakso Mas Slamet ini. Mienya begitu lembut, putih, beda dengan mie bakso yang dijual di daerah asalku. Mas Slamet kini sudah tidak menjual lagi di tempat semula yang sudah ditempatinya selama berpuluh-puluh tahun. Mungkin karena faktor usia hingga ia memutuskan untuk membuka warung di rumahnya sendiri. Tapi itu tidak menghalangi pelanggannya untuk tetap menikmati sensasi rasa baksonya. Malah warungnya semakin laris manis. Pokoknya, jika ingin menikmati sensasi rasa bakso yang luar biasa, aku siap jadi guide kulinernya.  Hmm…jadi ngiler nih…

Sehat selalu Mas Slamet. Semoga selalu menjadi favorit pemuas rasa. Semoga tambah laris manis.

Watansoppeng, 4 Agustus 2021

(Visited 147 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: