Saya mengenal Dinda (Ndik) Andi Ichsan atau ACIP sudah cukup lama. Betul apa yang ditulis oleh Bapak Ruslan Ismail Mage (RIM) dalam kata pengantar buku ini, Dinda Andi Ichsan memang multilatenta. Halaman rumahnya penuh dengan tanaman. Begitu pula dengan kebunnya, penuh dengan pohon kakao. Namun bukan hanya itu, warga Kolaka Utara mengenalnya sebagai salah seorang instruktur senam yang andal.
Sebagai salah satu anggota, saya mendapat banyak manfaat dengan mengikuti kegiatan senam di sanggarnya. Di tengah kesibukan sehari-hari, saya selalu rindu untuk segera datang ke sanggar senam. Badan terasa segar dan fit jika rutin mengikuti kegiatan senam. Karena Dinda Andi Ichsan sangat bisa diandalkan, kami pun mempercayakan koreografi Senam Patowonua kepada beliau.
Beberapa bulan ke belakang, saya mulai mendengar tentang komunitas pemelajar literasi membaca dan menulis bernama Bengkel Narasi. Bahkan, komunitas lokal Bengkel Narasi di Kolaka Utara pun sudah terbentuk. Saya tidak menyangka bahwa Dinda Andi Ichsan tergabung di dalamnya. Tanpa banyak bicara, ternyata Dinda Andi Ichsan berkolaborasi dengan Dinda Kuspriyanto untuk menerjemahkan konsep “Senam Jiwa” secara tertulis. Keduanya saling melengkapi satu sama lain hingga terwujudlah produk literasi berupa buku “Senam Jiwa” yang sangat menarik untuk dibaca.
Mens sana in corpore sano. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Buku ini menerjemahkan konsep tersebut secara rinci dan mudah dimengerti. Keseimbangan sehat raga dan sehat jiwa/mental tentunya sangat penting, apalagi di masa pandemi COVID-19 saat ini yang belum bisa dikatakan berakhir.
Isi buku ini sangat edukatif dan aplikatif, terutama bagaimana kita mengupayakan kesehatan jiwa/mental dengan mengoptimalkan fungsi keluarga sebagai pendukung utama. Di sini, peran kader PKK tentunya sangat penting, terutama kader PKK yang juga aktif sebagai kader kesehatan di masyarakat.
Dra. Hj. A. Nurhayani Nur Rahman
Upaya-upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) merupakan hal penting guna mencegah masalah kesehatan jiwa. Keduanya bisa dilakukan melalui keterlibatan (intervensi) berbasis keluarga. Keluarga sebagai lingkungan terdekat memiliki peranan sangat penting dalam mendidik dan membentuk generasi kuat dan sehat.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah mengupayakan kesehatan jiwa/mental berdasarkan perspektif agama, khususnya Islam. Pada bagian ketiga buku ini, semua dibahas tuntas. Di sini, keluarga pun memiliki peran staregis. Orang tua harus menjadi teladan bagi putra-putrinya agar terhindar dari kerusakan diri dan tatanan sosial.
Akhir kata, saya ucapkan selamat atas terbitnya buku “Senam Jiwa” . Sebagai warga Kolaka Utara, saya berharap kehadiran buku “Senam Jiwa” ini bisa menjadi daya dukung untuk mewujudkan visi Kabupaten Kolaka Utara yang Madani.
Melalui “Senam Jiwa”, diharapkan masyarakat Kolaka Utara dapat saling bekerja sama membangun ikatan sosial, jaringan produktif, solidaritas kemanusiaan, persatuan dan integrasi sosial. Semua didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan.
20 November 2021
Dra. Hj. A. Nurhayani Nur Rahman
Ketua TP-PKK Kabupaten Kolaka Utara