Negeri buaya yang berfantasi ingin berdikari untuk mendirikan sebuah rumah tangga bernama negara Timor-Leste, selepas dari rumah Indo. Telah memasuki usianya yang ke-XX tahun, namun masih banyak kendala dan problem yang belum teratasi. Anggaran yang dialokasikan jauh melebihi populasinya, tapi infrastrukturnya masih jalan di tempat. Apakah kurang memadainya kualitas kerja SDM di birokrasi? Ataukah korupsi yang masih merajalela di negeri ini?

Timor-Leste bagian timur yang merupakan gudang negara di masa perang, mendistribusikan pasokan makanan, amunisi persenjataan, menyumbangkan sumber daya manusia yang berkualitas pada negara, tempat bersemayang para geriliawan, di masa okupasi negara tetangga, masih alami dan belum dijamah. Meskipun ada segelintir proyek lokal yang berkarya di bumi persada Lorosa’e-Lospalos, tapi belum menunjukkan gigi yang signifikan. Terbentur dengan minimnya dana yang dialokasikan di daerah ini, dari PT kecil-kecilan yang keuangannya sangat tergantung pada anggaran pemerintah, ditambah dengan para buruh kasarnya yang kerjanya lamban, menghambat pembangunan infrastruktur di segala bidang untuk maju.

Salah satu infrastruktur yang masih sangat minim adalah jalan raya, tempat berlalu-lalang kendaraan beroda dua, tiga dan empat, yang merupakan sisa-sisa peninggalan Ode Baru Indonesia yang mendiami negeri buaya ini. Sebenarnya masih layak dipakai, tetapi pada tahun 2016 pemerintah pusat merayakan HUT Proklamasi Kemerdekaan Timor-Leste 28 november di kota Lospalos inilah, yang membongkar jalan raya sisa-sisa asgor (aspal goreng) peninggalan Indo yang masih layak dipakai dan menggantikannya dengan tanah putih akhirnya jadi tagor (tahu goreng).

Pada saat musim kemarau berdebu, di musim hujan berlumpur (“tahu”-dalam bahasa lokal), sehingga jalan ini dijuluki jalanku bertahu goreng. Bayangkan semua kendaraan beroda dua, tiga dan empat yang memakai fasilitas jalan ini untuk beraktifitas melekat dan macet di tengah jalan apa yang akan dilakukan? Start dari rumah bersih dan siap untuk bekerja di tempat kerjanya masing-masing, namun sesampainya di kantor bagaikan baru pulang dari sawah.

Sebenarnya waktu itu pemerintah pusat telah menyediakan anggaran untuk memperbaiki jalan ini, namun terbentur dengan kelalaian birokrasi dari birokrat akhirnya diberhentikan. Silih bergantinya pemimpin negeri ini, pemimpin yang mampu menggerakkan roda pemerintahan dan pembangunan di bumi Lorosa’e-Lospalos ini, sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya, tetapi belum semaksimal mungkin yang diharapkan oleh pemakai jalan.

Sudah ada tanda-tanda untuk memperbaikinya dari Perusahaan Internasional yang telah mengukurnya berulang kali, tapi belum ada tanda-tanda perbaikan. Mereka masih bernegosiasi dengan birokrasi dan birokrat lokal, nasional dan internasional, untuk mendirikan tempat peristirahatan sementara (basekamp) untuk memulai misi mereka, menyulapi jalan bertahu goreng menjadi aspal goreng. Sementara dana pembangunan jalan raya itu sendiri sudah ada pinjaman dari ADB (Asia Development Bank) dan siap untuk diluncurkan.

Kita sabar menunggu sampai tahun depan pasti sudah mulai berkarya di bumi Lorosa’e-Lospalos. Semoga impian kita semua dari jalan bertahu goreng menjadi beraspal goreng dapat terwujud segera di tahun depan 2023 di bulan april-juni sudah turun ke lapangan untuk mengeksekusinya. Agar bumi Lorosa’e yang dulunya merupakan gudang negara, bisa menikmati pembangunan di negeri Lorosa’e yang menginjak masa remajanya.

By Prof Aldo Jlm’22

Edisi 07072022

(Visited 25 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Aldo Jlm

Elemen KPKers-Lospalos,Timor Leste, Penulis, Editor & Kontributor Bengkel Narasi sejak 2021 hingga kini telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan ke BN, berupa cerpen, puisi, opini, dan berita, dari negeri Buaya ke negeri Pancasila, dengan motonya 3S-Santai, Serius dan Sukses. Sebagai penulis, pianis dan guru, selalu bergumul dengan literasi dunia keabadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.