Oleh: Sabrie Mustamin

Seminar kependidikan bertema, “Menjadi Guru Tangguh di Tengah Serbuan Imprealisme Digital,” yang digagas oleh PGTKI dan PAUD di Islamic Center Masjid Agung Kolaka Utara 25 Mei 2022 lalu, berlangsung sangat sukses dengan beberapa indikator.

Pertama, dari segi jumlah peserta sampai 500 guru menjadikan seminar paling banyak pesertanya yang berlangsung di Kolaka Utara pasca Pandemi Covid-19. Kedua, seminar kependidikan ini bernilai lebih, karena sekaligus launching buku “Pandemi Cinta di Taman Literasi” karya cerdas Bunda Rosmawati. Ketiga, seminar ini menghadirkan narasumber yang menyatukan beberapa karakter dalam dirinya. Ruslan Ismail Mage (RIM) seorang akademisi, penulis buku, inspirator dan penggerak, founder Sipil Institute Jakarta, Bengkel Narasi, dan Pena Anak Indonesia.

Tulisan ini tidak bermaksud mengulas bagaimana kesuksesan acara dan antusiasme peserta mengikuti sampai selesai, karena jejak digitalnya bisa ditelusuri di google dan youtube. Bagi saya ada sisi lain yang menarik dimaknai dari narasi sang penggerak Bang RIM yang membahana mengguncang forum.

Narasinya mengatakan, “Sahabat, jika engkau ingin memaknai kehadiranku di Bumi Patampanua ini, lihatlah fungsi sebuah pensil”. Seketika saya termenung membayangkan sebuah pensil yang akan habis karena diserut untuk dipakai menulis. Pensil memang bisa habis, tetapi telah meninggalkan catatan-catatan indah tentang kehidupan, mewariskan catatan ilmu pengetahuan untuk masa depan.

Begitulah Bang RIM, lima hari membersamai kami anggota Bengkel Narasi Kolaka Utara, lalu ia pergi, pulang menjalankan tugas lain di Jakarta dan beberapa kota lain. Namun, ia telah meninggalkan gagasan-gagasan pembaharuan, pikiran-pikiran inspiratifnya yang menggerakkan jiwa, dan gerakan literasinya untuk kemajuan Kolaka Utara.

Lebih menariknya lagi, sebagai penulis buku produktif, ia membagikan beberapa buku karyanya kepada peserta seminar yang beruntung. Tidak terkecuali saya juga mendapatkan buku karya spektakulernya yang sukses dilaunching di Malaysia berjudul, “Generasi Emas (Pemikir Besar Bangsa)”.

Hadiah dan pemberian buku ini tidak ternilai harganya, karena bukunya susah didapatkan di negeri sendiri. Terlebih materinya berupa 100 tokoh bangsa yang mendesain Indonesia merdeka. Kalimat-kalimat inspiratif tokoh besar bangsa lengkap di dalamnya. Isinya mengandung pembelajaran moral, semangat patriotisme, dan cinta tanah air. Buku pemberian dan hadiah dari sahabat RIM yang tulus ini menggugah kesadaran akan pentingnya sebuah proses perjuangan untuk meraih kesuksesan. Tunggu apa lagi, kini buku generasi emas sudah di tanganku.

Kolaka Utara, 8 Juli 2022

(Visited 75 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: