Oleh: Elvira Pereira Ximenes
Air mata berdamailah denganku
Berhentilah mengalir membasahi wajahku
Cukup sudah membanjiri raut wajahku
Di malam sunyi seperti ini
Hatiku perih pertanda alam pun ikut bersedih
Kumemandang ke atas langit
Kelihatan kabut kehitaman
Pertanda akan turunnya hujan
Aku bertobat atas kelalaianku
Aku mohon maafkan diriku
Aku bersujud kepada sang pencipta
Aku berserah diri padaNYA
Aku bersyukur dalam kegelapan
Untung aku diterangi oleh sebuah bola lampu
Terpasang di halaman rumah 🏡
Menerangi aku sepanjang malam
Setetes air menetes dari mulut kerang
Memberi aku sinyal
Pelan tapi pasti
Sebuah hikmah yang terkandung misteri
Bunyi tetesan air mengingatkan aku
Kalau aku sedang tidak sendirian
Ada berbagai macam elemen di alam ini merajalela menemaniku malam ini
Aneh tapi nyata
Perjalanan hidup sungguh indah nan bervariasi
Tak selamanya melewati jalan tol
Kurasakan kasihNYA begitu indah
Aku bersyukur
Aku telah diabaikan
Aku berbahagia
Aku telah dihina
Saat aku duduk sengsara
Kau tak bisa tidur nyenyak
Saat kau menutup hati
Mata Tuhan terbuka lebar bagiku
Ketika bola mataku berkaca-kaca
Wajahku mulai dibasahi air mata lagi
Hatiku berdukacita
Inilah pertanda malam terakhirku di tempat ini
Perut mulai terasa lapar
Pertanda lambung minta diisi
Aku harus menahan lapar
Tak ada sesuap nasi saat ini
Di mana letak hatimu
Kau biarkan aku merana
Di malam sunyi sepi seperti ini
Beratapkan langit terbuka
Oh penciptaku
Aku bersyukur
Kau izinkan aku mampu melewati ziarah hidup
Semanis ini sepanjang malam.