Oleh: Ruslan Ismail Mage*
Orang bijak mengatakan, “Satu-satunya cara mendapatkan pengaruh paling dahsyat adalah menempatkan setiap orang itu penting tanpa melihat status dan latar belakangnya.” Mantan Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt telah membuktikan dengan filosofi kepemimpinannya, “Jangan pernah minta tolong kepada rakyat sebelum menyentuh hatinya.”
Filosofi kepemimpinan inilah yang diadopsi para pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai humanisme dalam kepemimpinannya. Satu di antara pemimpin itu adalah Bupati Pesisir Selatan Drs. Rusma Yul Anwar M.Pd. Baginya dua tangan pemimpin memiliki fungsi berbeda tetapi saling mendukung. Tangan kanan untuk menjalankan kepemimpinan, tangan kiri untuk merangkul rakyat tanpa melihat status dan latar belakangnya.
Sang bupati menyadari benar bahwa, “Tuntutan alami setiap jiwa itu sama, mau jiwa presiden, menteri, gubernur, bupati, pengusaha, profesor, dan jiwa rakyat biasa tuntutannya sama, yaitu ingin dihargai dan dihormati.” Itulah sebabnya tidak mengenal waktu selalu datang menemui dan menyelami jiwa rakyatnya tanpa memilih kondisi jalan yang harus dilewati.
Demi menyelami jiwa rakyat di pinggiran yang akses kendaraan terbatas, tidak jarang memilih jalan kaki menenteng sepatu menyusuri jalan licin berbecek karena hujan. Melewati anak sungai yang mengharuskan lompat dari batu satu ke batu yang lain agar celana tidak basah. Kelelahan karena energi terkuras sirna seketika saat berjabat tangan dan memeluk warganya.
Mendorong mobil, lalu berjalan kaki menelusuri jalan licin, berlumpur, berkerikil, menanjak, menurun, dan kehujanan untuk menemui rakyat adalah hal biasa bagi sang bupati merakyat ini. Kondisi seperti itu dianggapnya sebagai irama alam yang menyemangati jiwanya untuk terus menjalankan pengabdiannya di Kabupaten Pesisir Selatan.
Pemimpin merakyat itu tidak bisa didesain. Di situ ada ketulusan, keikhlasan, keberpihakan, dan konsistensi dari awal sebagai karakter kepemimpinan sang bupati. Kalau tiba-tiba merakyat yang bersifat temporer itu disebut pencitraan, dan tidak sedikit pemimpin lain tiba-tiba merakyat hanya di musim pemilu. []
*Inspirator dan penggerak, penulis buku-buku motivasi dan kepemimpinan