Oleh : Ruslan Ismail Mage*

“Semua orang yang berjasa di Republik ini seperti pejuang termasuk guru dibebaskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) nol rupiah”

“Seorang aktivis tidak semata-mata hanya berdemo, tetapi harus memiliki basis riset-riset kuat yang menjadi ciri masyarakat kampus”

“Yang membawa kalian sampai di sini adalah idenya, bukan anak siapa, statusnya apa, darimana, dan memiliki apa, tapi ide dan gagasan kalianlah membawanya kesini, karena sesungguhnya negara besar ini dibangun oleh ide dan gagasan tentang masa depan”

“Semua fitnah, nyinyiran, sampai hinaan tidak diladeni dengan kata-kata, tetapi dengan kerja nyata dan karya fakta yang tidak bisa terbantahkan”

“Dalam menjalankan pemerintahan berpeganglah pada regulasi peraturan perundang-undangan, dan berlindunglah kepada Allah Swt, karena sebaik-baik dan sekuat-kuat pelindung adalah Allah Swt”

“Karier harus mencerminkan prestasinya, bukan mencerminkan koneksi. Inilah jalan terbaik menciptakan iklim kerja yang produktif”

“Ketika prestasi berakhir di karier, maka yang terbaik akan mendapatkan kesempatan. Kalau yang terbaik mendapat kesempatan, rakyat juga akan mendapatkan kebaikan”

“Begitu bicara ke depan dan menerapkan prinsip yang baik, Insya Allah perjalanan akan baik juga”

“Jangan pernah coba-coba rupiahkan otoritas ini. Otoritas ini tidak untuk dirupiahkan, dan saya tidak ada rencana berkompromi dengan rupiah”

“Berapa pun besarnya ukuran anda bila tidak taat aturan saya akan hadapi dan disiplinkan. Saya diberi amanah oleh rakyat untuk tidak gentar melawan kekuatan uang”

“Negara itu mempunyai dua tangan, satu namanya birokrasi seperti kementerian atau dinas, yang satu namanya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) atau di tingkat daerah namanya BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). Dua-duanya adalah tangan negara yang bertugas meningkatkan kesejahteraan dan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

“Fungsi BUMN dan BUMD itu bukan mengejar keuntungan. Kalau mengejar keuntungan itu berarti menjadi private entity saja”

“Ketika Anda regulator, Anda bukan pemain pasar. Jika Anda pemain pasar jangan menjadi regulator”

“Tujuan negara adalah meningkatkan kesejahteraan dan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

“Jangan melawan kejelekan dengan kejelekan, karena yang menjelekkan biasanya sedang jelek. Jangan lawan fitnah dengan fitnah, karena yang gemar memfitnah itu bisa jadi cerminan dirinya. Jangan menghina orang yang menghina, karena orang yang sering menghina bisa jadi dirinya sudah hina”

“Dalam kondisi apa pun tetap pancarkan aura positif agar bisa menarik hal-hal positif”

“Saya tidak khawatir apa yang ditulis di sosial media hari ini, karena dua minggu kemudian orang sudah lupa. Saya lebih khawatir apa yang ditulis sejarawan nanti dengan data dan fakta yang valid, karena itu yang saya akan pertanggungjawabkan kepada anak dan generasiku, termasuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa”

“Pancasila harus ditumbuhkan bukan ditanamkan. Jika ditanam bisa dicabut atau lepas dari akarnya. Itulah yang selama ini terjadi, ditanamkan lewat penataran makanya tidak tumbuh”

“Penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa, akan terealisasi bilamana sila kelima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” terwujud. Begitu keadilan tercapai, muncul kedamaian, persatuan tercipta agar suasana kemanusiaan yang beradab bisa kita lakukan”

“Persatuan harus diwujudkan untuk meruntuhkan sekat-sekat antara ruang yang berkemampuan ekonomi dan yang tidak”

“Negara harus dengarkan kata rakyat untuk menghadirkan kesepakatan, karena dalam kesepakatan itu terdapat kebermanfaatan”

“Sebuah mimpi itu bisa dicapai lewat kerja keras, lewat kerja tuntas. Mimpi yang oleh sebagian orang ditanggapi dengan pesimis. Mohon maaf, terpaksa kami sampaikan bahwa kami telah mengecewakan mereka yang pesimis”

“Mahakarya Jakarta International Stadium (JIS) ini adalah 100 persen dibangun oleh anak-anak bangsa dari keringat orang-orang Indonesia, yang dilahirkan dari rahim-rahim ibu Indonesia”

“Tidak ada diksi mayoritas dan minoritas dalam konstitusi Indonesia. Para pendiri republik ini menyusun konstitusi sebagai pondasi kuat berdirinya bangsa tidak pernah memakai diksi mayoritas dan minoritas dalam mengatur republik ini”

“Republik yang kita cintai bernama Indonesia ini tidak didirikan untuk mayoritas, tidak didirikan untuk minoritas, tetapi untuk seluruh anak bangsa tanpa terkecuali”

“Republik ini tidak didirikan untuk melindungi mayoritas atau minoritas, tetapi untuk melindungi seluruh anak-anak bangsa tanpa melihat latar belakangnya”

“Bukan mengecilkan yang sudah besar karena sudah berperan membangun Indonesia, tetapi membesarkan yang kecil agar terjadi pemerataan dalam mengurangi ketimpangan”

“Jika ingin jalan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun, tetapi jalan itu tidak akan mengantar mencapai puncak manapun. Namun jika kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap bagi semua orang yang pernah melakukan pendakian gunung di malam hari, tetapi kita sadar hanya dengan jalan mendaki yang bisa mengantarkan kita sampai ke puncak”

“Suatu kehormatan untuk bisa berjalan bersama, dalam perjalanan mendaki yang mungkin terjal, belum ada peta rutenya, namun perjalanan ini adalah perjalanan yang akan dicatat dalam sejarah Indonesia”

*Penulis buku Anies : “Sintesis Sang Pembaharu”

(Visited 18 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: