Oleh : Elvira Pereira Ximenes

Pagi-pagi terpanggil ke puncak
Tiada angin tiada hujan
Tak sengaja
Terdampar di bibir pantai

Sepi dalam diam
Hembusan angin manyapaku
Menemani ku dibawah langit biru
Membalut tubuh terasa kedinginan

Sambil menanti datangnya ombak
Mendekati diriku
Dalam penantian
Sang Surya pun memancarkan cahayanya

Oh aku tak sendirian
Butiran pasir menyapaku
Melalui percikan putih kekilauan
Mengoda mataku menarik perhatian

Waktu berlari bagai maraton
Tanpa sadar sejam telah berlalu
Yang ku tunggu belum nampak
Aku tak putus asa

Sejauh mata memandang
Si ombak menghampiri diriku
Sambil berseru suka cita
Dihempas angin mengeluarkan busa putih

Pertanda ketulusan cintanya
Seputih salju
Walau di kenai panas sang surya
Tak peduli berubah wujud

Bunyi gemuruh bagaikan drumbend
Menyambut diriku seorang diri
Bagaikan ratu disambut pangeran berkuda
Di istana kerajaan

Dialah cinta sejatiku
Menjemput aku di bibir pantai
Mengantar aku pulang
Ke samudera raya nan luas

Bukan kau hai perahu
Sebesar apa pun badanmu
Kau hanya berlayar di atas permukaan
Yang kubutuhkan adalah ketulusan hati

Siombaklah cinta sejatiku
Membawa aku masuk ke dalam jantung samudra
Menembusi lapisan demi lapisan perairan
Masuk ke dalam dan lebih dalam lagi

(Visited 24 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.