Perlu disadari bahwa Nusantara atau Kepulauan Indonesia merupakan kepulauan yang sangat kaya dan indah. Bagaikan “mutiara dari timur” sehingga menjadi perburuan dan perebutan hegemoni bangsa Barat atau Eropa.
Tanah Nusantara memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam, hasil dan persediaan tambang ada di mana-mana, hasil pertanian pun melimpah, begitu juga hasil perkebunan seperti rempah-rempah selalu menggugah selera. Datangnya bangsa barat ke Indonesia.
Hegemoni menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mempunyai arti pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan, dan sebagainya suatu negara atas negara lain (atau negara bagian).
Lantas buat apa Bangsa Barat datang jauh-jauh ke Indonesia, kalau bukan karena motivasi, nafsu, dan untuk kejayaan Eropa.
Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan samudra. Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk menemukan dunia baru.
Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak terlepas dari motivasi dan keinginannya untuk bertahan hidup, memenuhi kepuasan dan kejayaan dalam kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar motivasi, tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu demi memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik.
Pertanyaannya adalah daerah mana yang dimaksud dunia baru itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah timur (timurnya Eropa). Wilayah itu sebagai penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan digemari oleh bangsa-bangsa Eropa. Bahan-bahan yang
dimaksudkan itu adalah rempah-rempah seperti cengkih, lada, dan pala.
Mengapa orang-orang Eropa sangat memerlukan rempah-rempah? Orang-orang Eropa berusaha sekuat tenaga untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Rempah-rempah ini menjadi komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa. Rempah-rempah ini sangat diperlukan untuk bumbu masak dan bahan minuman yang dapat menghangatkan badan.
Hal ini sangat cocok untuk orang-orang Eropa yang memang tinggal di daerah dingin. Kemudian dari mana asal rempah-rempah itu?
Daerah yang menghasilkan rempah-rempah itu tidak lain adalah Kepulauan Nusantara. Orang-orang Eropa menyebut daerah itu dengan nama Hindia. Bagaikan “memburu mutiara dari timur”, orang-orang Eropa berusaha datang ke Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah. Dalam konteks penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara, tetapi juga daerah-daerah lain yang ditemukan orang-orang Eropa pada periode penjelajahan samudra, misalnya Amerika dan daerah-daerah lain di Asia.
Sejarah umat manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa sejarah di suatu tempat sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak dari peristiwa lain yang terjadi di tempat yang cukup jauh. Perkembangan ini sudah sangat nyata seiring dengan semakin ramainya perdagangan melalui “Jalur Sutera”.
Mengutip kompas.com, jalur Sutra adalah jalur perdagangan yang menghubungkan rute dari Asia Timur hingga Eropa. Tak heran rute ini menjadi kekuatan yang sangat berpengaruh di dunia modern.
Rute itu ada dari sekitar 1.500 tahun, dari abad kedua SM hingga pertengahan abad ke-15 M. Makin menarik lantaran bukan hanya barang yang diangkut di sepanjang rute ini tetapi juga ide, orang, dan penyakit.
Sedangkan jalur rempah adalah jalur perdagangan dan budaya dengan rempah-rempah sebagai komoditas utamanya.
Jalur rempah merupakan istilah yang dianggap tepat karena menggambarkan identitas kenusantaraan Indonesia.
Dapat dikatakan demikian karena lokasi Indonesia menempati wilayah dan lingkungan khas, yaitu daerah tropis yang kaya akan keanekaragaman flora dan faunanya.
Adapun beberapa kekayaan rempah-rempah yang dimiliki Indonesia adalah cengkeh, pala, kemiri, dan lada.
Memasuki abad pertengahan, jalur sutra yang menjadi jalur perdagangan lambat laun semakin sepi. Hal ini disebabkan adanya jalur baru, yakni jalur rempah. Jalur rempah atau disebut juga spice road adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jalur perdagangan dan budaya bagi nenek moyang bangsa Indonesia untuk menjalin hubungan antar-suku dan bangsa dengan rempah-rempah sebagai komoditas utama.
Jalur rempah ini menghubungkan dari timur Asia hingga ke arah Barat Eropa, yang terhubung dengan Benua Amerika, Afrika, dan Australia.
Menurut pengalaman Tome Pires selama berada di Nusantara pada awal abad ke-16. Nusantara pada masa itu sangat terkenal sehingga tidak heran apabila disebut sebagai negeri tumbuh suburnya keanekaragaman hayati dunia.
Oleh sebab itu, jalur rempah dijadikan julukan spesifik oleh para ahli dan sejarawan Indonesia untuk mendeskripsikan, merekonstruksi, dan melacak kembali perjalanan para pedagang di masa lampau.
Sebab, berkat jalur rempah ini terbentuk aktivitas perdagangan global. Disebut sebagai jalur rempah karena untuk memberi pemahaman atau ideologi bahwa sebenarnya yang lebih dulu membentuk jalur tersebut adalah daya tarik rempah-rempah Nusantara.
Kehidupan global semakin berkembang dengan maraknya penjelajahan samudera orang-orang Eropa ke dunia Timur. Begitu juga peristiwa kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, telah ikut meningkatkan kehidupan global. Peristiwa dilatarbelakangi oleh peristiwa Indonesia, yang jauh dari misalnya peristiwa jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah pada tahun 1453.
Serangkaian penemuan di bidang teknologi juga merupakan faktor penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan Nusantara. Sementara itu semangat dan dorongan untuk melanjutkan Perang Salib disebut-sebut
juga ikut mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.
Sumber:
A. Sejarah Indonesia-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2017.
B. Kompas.com