Reviewer buku :
The Second Sex (1949)
Karya De Beauvoir

Laki-laki didefinisikan sebagai manusia dan perempuan sebagai perempuan — kapan pun dia berperilaku sebagai manusia, dia dikatakan meniru laki-laki.

Simone deBeauvoir

Sekilas Profil Simone de Beauvoir
   
Simone de Beauvoir adalah tokoh feminisme modern dan ahli filsafat Perancis yang terkenal pada awal abad ke-20, dan juga merupakan pengarang novel, esai, dan drama dalam bidang politik dan ilmu sosial. Ia dikenal karena karyanya dalam politik, filsafat, eksistensialisme, dan feminisme, terutama karya LeDeuxièmeS3x3 yang diterbitkan pada tahun 1949.

credit pic google

Seseorang tidak dilahirkan, melainkan menjadi seorang wanita.Membebaskan wanita berarti menolak untuk membatasi dia pada hubungan yang dia miliki dengan pria, tidak menyangkalnya; biarkan dia memiliki eksistensi independennya dan dia akan terus eksis juga; saling mengenali satu sama lain sebagai subjek, masing-masing akan tetap untuk satu sama lain.

Beauvoir 1949

Buku tahun 1949 karya eksistensialis Simone de Beauvoir yang berjudul he Second S3x (bahasa Perancis: Le Deuxième S3x3) adalah salah satu karya Beauvoir yang paling terkenal, mengisahkan mengenai perlakuan terhadap wanita sepanjang sejarah dan sering dianggap sebagai karya utama dalam bidang filsafat feminis yang menandai dimulainya feminisme gelombang kedua.

Beauvoir meneliti dan menulis buku ini dalam waktu 14 bulan saat ia berusia 38 tahun. Ia menerbitkan buku ini dalam dua volume, dan beberapa bab pertama kali ditampilkan dalam Les Temps modernes.

Meski buku ini terkenal, Vatikan menempatkan buku ini di Daftar Buku Terlarang

Beauvoir yang lahir di Paris, 9 Januari 1908, memperoleh gelar dalam bidang filsafat dari universitas Sorbonne di Perancis, di mana ia lulus tahun 1929.

Kemudian ia mengajar di sekolah menengah di Marseille dan Rouen mulai 1931 hingga 1937, dan di Paris tahun 1938-1943.

Setelah Perang Dunia, ia muncul sebagai pejuang pergerakan eksistensialisme, bersama Jean-Paul Sartre dengan karya Les Temp Modernes.

Simone de Beauvoir meninggal di Paris, 14 April 1986 pada umur 78 tahun setelah menderita pneumonia. Ia dimakamkan di Sartre di Cimitiere du Montparnasse di Paris.

Setelah kematiannya, karyanya meninggalkan pengaruh kuat khususnya dalam pergerakan feminisme.


ULASAN BUKU THE SECOND SEX

Sumber : wikipedia

Eksistensialis lain, Sartre juga anti lembaga pernikahan. Meski hidup bersama Simon de Beuvoir. Bagi Sarte, pernikahan adalah upaya penipuan, ingin menguasai eksistensi perempuan dengan halus, dan terasa sebagai penguasaan

Unknow.

The Second Sex ( Le DeuxièmeSexe) adalah buku tahun 1949 karya Eksistensialis Simone, Buku ini adalah salah satu karya Beauvoir yang paling terkenal, membahas mengenai perlakuan terhadap wanita di sepanjang sejarah dan sering dianggap sebagai karya utama dalam bidang filsafat feminis yang menandai dimulainya Feminisme Gelombang kedua.

Beauvoir meneliti dan menulis buku ini dalam waktu 14 bulan saat ia berusia 38 tahun. Appignanesi Lisa(2005)

Beauvoir menerbitkan buku ini dalam dua volume, dan beberapa bab pertama kali ditampilkan dalam Les Temps ModernesBeauvoir, Simone (1971), Vatikan menempatkan buku ini di daftar buku terlarang.Appignanesi Lisa(2005)
The Second Sex adalah buku tahun 1949 karya eksistensialis

De Beauvoir berpendapat bahwa perempuan secara historis diperlakukan sebagai inferior – dan sekunder – dibandingkan pria karena tiga alasan:
1). untuk memenuhi kebutuhan laki-laki dan karena itulah, perempuan eksis dalam hubungannya dengan laki-laki.

2).untuk mengikuti external cues (sesuatu yang datang dari lingkungan) untuk mencari validasi nilai perempuan.

3).perempuan secara historis memiliki hak hukum yang jauh lebih sedikit, dan oleh karena itu lebih sedikit pengaruhnya ke publik.

De Beauvoir mengatakan bahwa seorang perempuan ‘diperlakukan seperti “boneka hidup“.Apa maksudnya? Boneka adalah alat identifikasi yang ampuh.

Melaluinya, perempuan belajar untuk mengidentifikasi dengan kondisi berpakaian cantik dan bersolek – tidak memiliki agensi sendiri.


Perempuan menjadi belajar untuk mengobjektifikasi dirinya sendiri, seperti bagaimana laki-laki mengobjektifikasi perempuan.

Boneka itu submisif, perannya adalah berdandan, mendengarkan rahasia pemiliknya, menghiburnya saat kesepian & berbaring di rumah saat pemiliknya di sekolah.

De Beauvoir berpendapat bahwa ketika gadis itu tumbuh besar, dia akan menemukan dirinya dalam situasi yang sama dengan boneka masa kecilnya itu.

Sebagai seorang wanita, akan menjadi perannya untuk menarik suami dengan kecantikannya, dan mempertahankannya untuk memastikan sang suami tidak tersesat, diam-diam mendengarkan masalahnya, dan menunggu suami tersebut di rumah ketika dia sedang bekerja.

De Beauvoir menyatakan bahwa bahkan jika seorang wanita tidak menikah, dia akan tetap terikat pada standar pria – melalui tekanan eksternal seperti industri kecantikan, makanan dan mode – yang semuanya terlibat dalam mengabadikan objektivitas wanita.

Untuk mencapai kebebasan, De Beauvoir percaya, wanita harus mengenali banyak dari ‘norma sosial‘ ini sebagai konstruksi.

Hanya dengan begitu, mereka akan memiliki kebebasan untuk keluar dari konteks mereka dan menentukan nasib mereka sendiri.

The Second Sex diterbitkan lima tahun setelah perempuan Prancis diberi hak untuk memilih, saat hanya sedikit wanita yang bekerja. Argumen De Beauvoir bahwa ‘seseorang tidak dilahirkan, melainkan menjadi seorang wanita’ masih relevan hingga saat ini, dalam negara ini.

Demikian sebuah utas tentang mahakarya Simone de Beauvoirs, saya merekomendasikan bukan hanya kaumnya yang mengulasnya tetapi sebaiknya pria lebih banyak menganalisanya agar paham dan tahu posisi wanita bukan BONEKA.

Sudirman Muhammadiyah

Sumber dan referensi lanjutan:
1. Analysis of Simone de Beauvoir’s The Second Sex (Rachele Dini)
2. https://t.co/j6E4IM5LqY
3. https://t.co/y7N80WKh65
4. Konten oleh @NathPribady
5. Appignanesi Lisa(2005). Simone deBeauvoir. London:ISBN1-904950-09-4.






(Visited 4,143 times, 10 visits today)
Avatar photo

By Sudirman Muhammadiyah

Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si. Dosen|Peneliti|Penulis| penggiat media sosial| HARTA|TAHTA|BUKU|

5 thoughts on “Simone de Beauvoir : The Second Sex (1949) Buku Terlarang di Vatikan”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.