Guru Hebat Unggul di Era Artificial Intellengence (AI) Kecerdasan Buatan.
Guru biasa hanya memberitahu.
Guru baik menjelaskan.
Guru yang sangat baik menunjukkan.
Guru hebat menginspirasi.
William A. Ward (Penulis, 1921-1994).
A. Sekilas tentang Guru
Memahami dan memaknai guru sangat perlu untuk diketahui arti secara etimologi Guru berasal dari bahasa Sansekerta Gu (gelap gulita) dan Ru (cahaya).
Gabungan kedua kata itu akhirnya membentuk sebuah makna bahwa guru adalah orang yang mampu membawa cahaya dalam kegelapan.
Maksudnya, guru ini dianggap sebagai orang yang memiliki pengetahuan akan suatu hal dan memberikannya ke orang lain.
Kemudian pengetahuan tersebut digunakan untuk menghempaskan kebodohan yang ada.
Pada dasarnya setiap manusia berawal dari kegelapan dan tidak memiliki pengetahuan yang direpresentasikan dengan kata Gu.
Kemudian manusia akan berkembang dan menempuh pendidikan yang membuat mereka bercahaya, memiliki pengetahuan atau juga disebut dengan Ru.
Oleh karena itu, kata guru disebut sebagai proses mengubah kegelapan menuju cahaya.
Juga mengutip pendapat ahli bahasa Belanda, J.E.C. Gericke dan T. Roorda, guru berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya berat, besar, penting, baik sekali,terhormat, dan pengajar,”.
Selanjutnya dipertegas dalam UU. No. 14 Tahun 2015, Guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Tentu masih banyak definisi dan arti makna guru dari pakar dan ahli.
B. Tentang hari lahir Guru Nasional.
Sebelum membahas hari lahir Guru Nasional, sebaiknya kita bahas dulu hari lahir guru Internasional.
Menurut situs UNESCO, sejarah Hari Guru Sedunia adalah untuk memperingati diadopsinya Rekomendasi ILO/UNESCO 1966 tentang Status Guru. Ini menetapkan tolok ukur mengenai hak dan tanggung jawab guru, dan standar untuk persiapan awal mereka dan pendidikan lebih lanjut, rekrutmen, pekerjaan, dan kondisi belajar mengajar.
Kemudian rekomendasi mengenai Status Tenaga Pengajar Pendidikan Tinggi diadopsi pada tahun 1997 untuk melengkapi Rekomendasi 1966 dengan mencakup tenaga pengajar di pendidikan tinggi.
Hari Guru Sedunia telah diperingati sejak tahun 1994.
Hari Guru Sedunia adalah hari untuk merayakan bagaimana guru mengubah pendidikan tetapi juga untuk merefleksikan dukungan yang mereka butuhkan untuk sepenuhnya menyebarkan bakat dan panggilan mereka, dan untuk memikirkan kembali jalan ke depan untuk profesi secara global.
Peringatan Hari Guru Sedunia setiap tanggal 5 Oktober diselenggarakan bersama dalam kemitraan dengan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), UNICEF dan Education International (EI).
Sejarah hari lahirnya hari guru nasional.
Kongres I Persatuan Guru Indonesia (PGI) berubah menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), diselenggarakan di Surakarta, pada Tanggal 24-25 November 1945.
Pada kongres inilah yang menjadi awal mula lahirnya Peringatan Hari Guru di Indonesia, pada 25 November 1945.
Penetapan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) diatur berdasarkan penetapan Keputusan Presiden (KEPRES) Nomor. 78 Tahun 1994 oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Soeharto.
Dalam kepres tersebut dijelaskan bahwa tanggal 25 November Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Iindonesia (PGRI) sebagai penghormatan kepada guru Indonesia.
Perbedaan hari lahir guru Internasional dan Nasional
untuk membedakan dapat di jelaskan sebagai berikut (detikbews)
Meski memiliki perbedaan, kedua peringatan tersebut sama-sama merayakan peran guru. Perbedaan Hari Guru Nasional dan Hari Guru Sedunia adalah pada tanggal peringatannya. Hari Guru Nasional diperingati pada tanggal 25 November setiap tahunnya. Sedangkan Hari Guru Sedunia diperingati pada tanggal 5 Oktober setiap tahunnya.
Tanggal peringatan Hari Guru Nasional setiap 25 November adalah berdasarkan tanggal berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Sementara tanggal peringatan Hari Guru Sedunia setiap 5 Oktober adalah berdasarkan diadopsinya Rekomendasi ILO/UNESCO 1966 tentang Status Guru.
Perbedaan Tujuan Hari Guru Nasional dan SeduniaDikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Peringatan Hari Guru Nasional juga bertepatan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI). Sedangkan tujuan Hari Guru Sedunia adalah untuk memusatkan perhatian atas kontribusi dan prestasi guru, juga untuk menyoroti keprihatinan serta prioritas guru dalam hal pendidikan. Makna peringatan Hari Guru Sedunia tidak sekadar merayakan peran guru sebagai sosok yang memiliki peran dalam perkembangan pendidikan, tetapi juga sebagai dukungan kepada guru-guru di seluruh dunia agar semakin semangat dalam memberikan ilmunya.
Perbedaan Sejarah Hari Guru Nasional dan SeduniaMerujuk situs Kemendikbud, sejarah Hari Guru Nasional adalah berdasarkan lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November 1945. Sebelumnya, pada tahun 1912, bernama PGHB (Persatuan Guru Hindia Belanda). Anggotanya berisikan kepala sekolah, guru desa, guru bantu, hingga perangkat sekolah lainnya.Pada tahun 1932, PGHB mengubah namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).Pada saat itu, Belanda tidak menerima unsur nama “Indonesia” dalam PGI karena dianggap sebagai ancaman. Dengan mengubah namanya, PGI menjadi semakin nasionalis dan perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat bersama guru.Namun, pada masa penjajahan Jepang, aktivitas PGI dilarang. Kemudian setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, PGI menggelar Kongres Guru Indonesia yang pertama pada tanggal 24-25 November 1945 yang digelar di Surakarta, Jawa Tengah (Jateng).
Pada kongres tersebut menghasilkan keputusan, salah satunya adalah menghapuskan perbedaan suku, ras, agama, politik, dan lainnya agar bergabung menjadi Indonesia seutuhnya dalam wadah PGRI. Selanjutnya, melalui Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1994 ditetapkan tanggal 25 Menurut situs UNESCO, sejarah Hari Guru Sedunia adalah untuk memperingati diadopsinya Rekomendasi ILO/UNESCO 1966 tentang Status Guru. Ini menetapkan tolok ukur mengenai hak dan tanggung jawab guru, dan standar untuk persiapan awal mereka dan pendidikan lebih lanjut, rekrutmen, pekerjaan, dan kondisi belajar mengajar.Kemudian rekomendasi mengenai Status Tenaga Pengajar Pendidikan Tinggi diadopsi pada tahun 1997 untuk melengkapi Rekomendasi 1966 dengan mencakup tenaga pengajar di pendidikan tinggi. Hari Guru Sedunia telah diperingati sejak tahun 1994.
Hari Guru Sedunia adalah hari untuk merayakan bagaimana guru mengubah pendidikan tetapi juga untuk merefleksikan dukungan yang mereka butuhkan untuk sepenuhnya menyebarkan bakat dan panggilan mereka, dan untuk memikirkan kembali jalan ke depan untuk profesi secara global.
Peringatan Hari Guru Sedunia setiap tanggal 5 Oktober diselenggarakan bersama dalam kemitraan dengan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), UNICEF dan Education International (EI).
Demikian sejarah hari lahir guru (internasional dan nasional).
Peringatan Hari Guru Nasional menjadi momentum untuk menjaga semangat, kreativitas, dan inovasi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
C. Guru hebat Unggul dari Artificial Intellegence (AI)
Pendidikan sejatinya adalah tentang manusia. Meskipun teknologi (AI) kecerdasan buatan telah menciptakan peran penting dalam penyediaan informasi dan sumber belajar, guru tetap menjadi faktor kunci dalam mengajar dan membentuk karakter peserta didik bukan teknologi.
Guru adalah pribadi yang dapat merespons kebutuhan individual peserta didik, memberikan panduan, motivasi, dan dukungan yang tidak dapat dihasilkan oleh teknologi semata.
Ada beberapa keunggulan guru dari AI(Artificial Intellegence);
(1). Meski dapat memberikan akses kepada seluruh informasi yang diperlukan, teknologi tidak dapat berkomunikasi dua arah dengan peserta didik layaknya guru. Guru tetap sebagai pengajar terbaik
(2).Komunikasi dari hati ke hati yang diberikan oleh guru ketika melaksanakan pembelajaran di kelas menjadi suatu hal yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun.
(3). Respek dan perhatian yang diberikan oleh guru kepada peserta didik menjadi sebuah pelengkap dalam pembelajaran.
(4). Meskipun dapat memberikan informasi, teknologi tidak dapat mengajarkan peserta didik cara mengelola dan menganalisis informasi tersebut dengan benar.
(5). Sementara, guru dapat merangsang pertanyaan, memotivasi diskusi, dan mengajarkan peserta didik untuk berpikir secara out of the box.
Kemampuan tersebut tidak hanya melibatkan penyampaian informasi, tetapi juga mendidik peserta didik untuk menjadi pemikir independen yang mampu menghadapi tantangan dan permasalahan yang kompleks.
(6). Guru adalah model peran yang dapat memberikan contoh perilaku etis, nilai-nilai moral, dan etika kerja. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, pemahaman akan etika dalam penggunaan teknologi menjadi semakin penting.
(7). Guru dapat membimbing peserta didik tentang penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan bijaksana.
(8). Guru mengenal peserta didik secara pribadi, mengidentifikasi masalah, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan.
Peserta didik dapat merasa aman dan berkembang secara positif jika didukung dalam lingkungan kelas yang baik.
(9). Meski dapat memberikan banyak informasi, teknologi tidak dapat . menggantikan dukungan emosional yang diberikan oleh seorang guru. Secara afektif perasaan dan emosional guru masih terbaik.
(10). Guru menciptakan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya, berkolaborasi dalam kelompok, dan mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal.
Hal tersebut adalah aspek penting dalam pendidikan yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
(11). Walaupun teknologi dapat memfasilitasi komunikasi jarak jauh, pengembangan kemampuan sosial masih sangat bergantung pada interaksi manusia yang nyata.
(12). Guru dapat memahami kekuatan dan kelemahan individu peserta didik sehingga dapat merancang perangkat pembelajaran yang sesuai.
Meski dapat memberikan tes secara otomatis, teknologi tidak dapat menggantikan penilaian holistik yang dilakukan oleh guru.
(13). Guru memiliki pengetahuan tentang budaya dan konteks lokal peserta didik.
Mereka dapat mengintegrasikan budaya dan pengalaman peserta didik ke dalam pembelajaran.
Meski dapat memberikan materi pembelajaran, teknologi tidak dapat secara efektif menggantikan kemampuan guru untuk membawa konteks budaya dan lokal ke dalam pembelajaran.
(14). Guru yang kompeten tidak hanya memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan terus belajar.
Mereka dapat mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran dan membantu peserta didik untuk menjadi lebih kompeten dalam menggunakannya.
Guru adalah agen perubahan yang penting dalam dunia pendidikan yang terus berubah.
Kesimpulan
AI, atau kecerdasan buatan pada dasarnya adalah inovasi teknologi yang telah mendekati kemampuan manusia.
Dengan memanfaatkannya secara bijaksana, AI akan membantu memudahkan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi pekerjaan Guru dalam berbagai aspek kehidupan.
Mari sambut era kecerdasan buatan dengan bijak.
Bagi guru seluruh nusantara. Selamat meneruskan pengabdian mulia, selamat menginspirasi, dan Selamat Hari Guru Nasional (HGN) ke-78 |2023.
|Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar|
Makassar, 25|November 2023.
Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si.
Dosen :
*Sosiologi Pendidikan
*Filsafat Pendidikan
*Micro Teaching
Kereen