Oleh: Muhammad Sadar*
Ikasemtani adalah akronim dari Ikatan Alumni Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Teknologi dan Pertanian yang sekretariatnya beralamat di Ciro-CiroE Kabupaten Sidrap, tempat di mana sekolah tersebut berada. Sejak awal pendirian sekolah ini tahun 1983 dengan statuta Sekolah Menengah Teknologi Pertanian Negeri Sidrap (SMT Pertanian) telah menamatkan siswanya untuk pertama kalinya tahun 1986 hingga sekarang dan memiliki alumni hingga ribuan yang tersebar di seluruh pelosok negeri dengan berbagai profesi dan keahlian.
Pada awal didirikan, SMT Pertanian Negeri Sidrap di bawah pembinaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Namun, seiring dengan adanya kebijakan pemerintah sejak berlakunya UU Otonomi Daerah tahun 1999 maka nomenklatur SMT Pertanian Negeri Sidrap beralih menjadi SMK Negeri 1 Watang Pulu dibawah kendali Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidrap. Selanjutnya dengan bergesernya paradigma penyelenggaraan lembaga pendidikan menengah atas, maka pada tahun 2016 hingga sekarang, untuk yang ketiga kalinya sekolah tersebut berubah nama lagi menjadi UPT SMK Negeri 3 Sidrap dibawah kewenangan Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan transformasi beberapa kali nama sekolah tersebut, esensinya tetap menjadi sekolah kejuruan kelompok teknologi dan pertanian yang melahirkan alumni berkualitas ekspert pertanian dan teknis industri. Dengan segala macam metamorfosisnya, branding ilmu pertanian dan teknologi industri tetap menjadi ikon sekolah tersebut.
Dari sekian kali perubahannya justru menciptakan sekolah ini menjadi lebih kompetitif lagi dalam melahirkan alumni yang siap memasuki pasaran dunia kerja di bidang keahlian pertanian dan industri. Mutasi nama sekolah tersebut tidak mempengaruhi eksistensinya sebagai sekolah kelompok teknologi dan pertanian yang memiliki sejarah pendirian diawal sebagai sekolah pertanian berbasis ilmu agama Islam.
Dalam ranah dunia pendidikan masa kini, Sekolah Pertanian Sidrap (penulis lazim menyebutnya demikian) telah dipimpin oleh tujuh orang kepala sekolah secara berurut yaitu Suprapto, Ir. Muhammad Basri Padapi, Drs.Suyatman, Drs.Hamzi, Drs. Sultan Laobo, M.Si, La Onding, M.Si, Drs.Guntur Gau, M.Si, dan Rahmat Ahmad, S.Pd., M.Pd.
Kepemimpinan sekolah tersebut saat ini dimata penulis sungguh sangat prestisius, suatu kebanggaan, kemuliaan, dan kehormatan di mana sekolah tersebut dipimpin oleh salah satu guru yang pernah mengabdi sebelumnya di sekolah tersebut, yaitu Rahmat Ahmad, S.Pd., M.Pd. Di bawah kepemimpinan saudara Rahmat Ahmad,S.Pd., M.Pd yang telah menakhodai UPT SMK Negeri 3 Sidrap sejak dilantik pada 06 Juni 2023 oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, mengelola sekolah tersebut pada program studi dan kompetensi keahlian antara lain Agribisnis Tanaman meliputi pangan, hortikultura, dan perkebunan, Agribisnis Ternak yaitu agribisnis ternak unggas, kesehatan hewan, dan ruminansia, Teknik Otomotif meliputi teknik kendaraan ringan, dan teknik sepeda motor, Teknik pengelasan dan fabrikasi logam, serta Teknik instalasi tenaga listrik.
Dalam penyelenggaraan pengajaran didukung oleh tenaga kependidikan guru sebanyak 62 orang, dibantu 10 orang tenaga penata usahaan dan berbagai sarana dan fasilitas pendidikan lainnya. Areal sekolah seluas 29,7 hektar yang dijajal oleh siswa sebanyak 214 orang yang dilengkapi dengan infrastruktur kebun/lahan praktik budidaya tanaman dan pakan ternak, ruang laboratorium dan multimedia, perpustakaan sekolah, kandang ternak dan veteriner, serta sarana bengkel industri dan sarana olah raga.
Visi utama penyelenggaraan pendidikan UPT SMK Negeri 3 Sidrap yaitu menjadi SMK yang unggul berkarakter profil pelajar Pancasila dalam mengisi peluang kerja di era 4.0. Untuk mencapai visi tersebut maka beberapa poin dukungan kegiatan pembelajaran meliputi intrakulikuler dan kukurikuler yaitu study tour, rekreasi, dan camp. Selanjutnya kegiatan ekstrakurikuler yakni OSIS, PMR, Pramuka, Rohis, dan Olahraga. Pada kegiatan akselerasi siswa dalam orientasi dunia kerja, pihak sekolah memberi peluang magang siswa ke luar negeri, yaitu di Jepang dan Korea.
Adapun tujuan dari penyelenggaraan pendidikan di SMK Negeri 3 Sidrap antara lain: membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi industri dan pertanian, seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di samping itu, membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet, gigih dalam berkompetisi dan produktif serta beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya (Profil SMK Negeri 3 Sidrap, 2024).
Kini, pada masa liburan sekolah dan berakhirnya kepengurusan Ikasemtani periode 2019-2022, oleh pihak pengurus alumni yang berkolaborasi dengan pihak UPT SMK Negeri 3 Sidrap, OSIS, dan Pramuka menginisiasi penyelenggaraan reuni akbar dan musyawarah besar alumni untuk suksesi kepemimpinan Ikasemtani periode kepengurusan pada masa berikutnya, akan dirangkaikan dengan kegiatan yang bertajuk Out Camp Ikasemtani.
Pelaksanaan out camp selama dua hari mulai 22-23 Juni 2024 di lapangan sepak bola UPT SMK Negeri 3 Sidrap. Langkah awal kegiatan reuni dan musyawarah besar ikasemtani dilakukan serangkaian rapat dan konsolidasi lintas alumni serta diputuskan beberapa poin, yaitu: pembentukan steering comite dan organizing comite yang selanjutnya akan bertugas merencanakan dan mengatur event ini mulai dari persiapan tempat dan keputusan alokasi waktu yang sesuai, kebutuhan anggaran,sarana dan penyusunan materi/agenda camp, pemanfaatan ruang publik, promosi, serta penggalangan partisipasi dan kontribusi maupun kehadiran alumni.
Kreativitas panitia pelaksana adalah dengan membagi slot waktu acara menjadi dua hari, yaitu dibawah pancaran cahaya rembulan pada malam 16 Dzulhijjah dilakukan open ceremony yang bertempat di lokasi area camp dengan menyuguhkan tabligh akbar yang diisi oleh salah seorang pengurus MUI Kabupaten Sidrap ustadz Jamaluddin Suhufi, S.P., M.Pd. Masih pada medan camping, dilanjutkan malam ramah-tamah yang berkonten perjalanan organisasi Ikasemtani, sambutan-sambutan (Kepala SMK Negeri 3 Sidrap dan Ketua Umum Ikasemtani), Persembahan OSIS berupa OSONG atau puisi berbahasa Bugis yang melambangkan keteguhan hati orang Bugis dalam prinsip toddopuli temma lara, penerimaan secara simbolis alumni tahun 2024, dan tari padduppa. Hiburan lain yang tak kalah menariknya adalah penampilan tari kreasi lintas alumni yang didesain oleh koreografer Ikasemtani di mana para generasi alumni tersebut beraksi dancing yang memukau para peserta camp dengan tema lagu “Anak Sekolah” by Chrisye. Dengan formasi berbanjar dipandu cheerleader dance, Kak Wati Yunus berseragam putih abu-abu menghipnotis para peserta camp dan larut dalam kesejukan malam purnama.
Setelah dilakukan sesi pembukaan dengan segala pernik-perniknya, di tempat yang lain diselenggarakan Musyawarah Besar VII Ikasemtani. Para pesertanya terdiri atas representasi alumni pertama hingga terakhir. Berdasarkan AD/ART Ikasemtani bahwa agenda acaranya setiap berakhir masa kepengurusan akan dilakukan sidang paripurna meminta pertanggungjawaban pengurus periode lama dan dinyatakan demisioner selanjutnya memilih pengurus baru Ikasemtani pada periode kepengurusan yang akan datang.
Pada masa liburan dan setelah ujian anak sekolah tahun ini yang dirangkaikan dengan out camp Ikasemtani yang bertema ” Bersama Kita Kuat” sepertinya sebuah surprise bagi segenap alumni yang akan menghadiri event tersebut. Event kolaboratif yang akan membawa makna kebersamaan alumni dengan mengingat masa-masa sekolah dulu. Anggota Ikasemtani dengan berbagai latar belakang profesi dan daerah asal akan dipertemukan dalam satu acara reunian berpaket out camp Ikasemtani. Menurut catatan registrasi panitia, jumlah peserta camp yang hadir sebanyak 310 orang dengan tenda camp yang terpasang berjumlah 87 buah dari berbagai brand dan kapasitas.
Kejutan lain yang dirasakan para alumni adalah event reuni turut diramaikan oleh siswa siswi SMP se- Kabupaten Sidrap dalam arena kompetisi sepak bola mini dan bola voli putri. Pagelaran olahraga tersebut diselenggarakan oleh manajemen UPT SMK Negeri 3 Sidrap sebagai salah satu strategi menarik minat calon siswa untuk bersekolah di SMK Negeri 3 Sidrap. Upaya ini dilakukan untuk menjaga hubungan silaturahmi antar sekolah di samping tentunya mengisi liburan anak sekolah dengan menanamkan nilai-nilai sportivitas dalam berkompetisi.
Bagi segenap sahabat alumni, hal yang paling menarik dari agenda reuni dengan out camp kali ini adalah penyampaian materi dakwah Islamiyah melalui tabligh akbar di mana moment tersebut mengingatkan para alumni ketika masa-masa sekolah dulu. Kegiatan dakwah tersebut merupakan bagian pencerahan jiwa para alumni dan menjadi kultur pembinaan spiritual siswa pada masa sekolah di Ciro-Ciroe. Pada masa itu, para siswa menyebutnya pengajian ba’da salat Magrib berjamaah dan oleh para ulama salaf dan pasca salaf disebut sebagai halaqah (budaya orang Bugis menyebutnya Mangngaji Tudang). Pada pengajian rutin tersebut, setiap hari para siswa dibimbing oleh para guru-guru yang memiliki latar belakang pendidikan agama Islam disamping ilmu pertanian yang dikuasainya.
Metode pengajian inilah ternyata meletakkan pondasi awal akar akidah Islam, fikih, dan muamalah lainnya pada siswa-siswi pertanian. Proses tarbiyah yang diterapkan pada masa itu merupakan bagian dari hidayah dan petunjuk bagi siswa dalam pembentukan karakter keislaman bagi pribadi siswa pada masa sekolah. Tak kurang alumninya hingga saat ini istikamah dalam melanjutkan model tarbiyah tersebut dan menjadi penggiat dakwah Islam di samping sebagai tenaga ahli di bidang ilmu pertanian dan teknologi industri.
Profil para alumni menggambarkan sebagai muslim yang taat dan paling tidak, telah memiliki pengetahuan dasar Islam yang mumpuni. Karena itu, di sekolah tersebut muncul anekdot bahwa sekolah pertanian rasa pesantren karena pola pembinaannya laksana terkesan model pesantren karena para siswa dipondokkan, baik di asrama sekolah maupun siswa yang bermukim di kolong rumah penduduk.
Salah satu tempat bermukim para guru-guru kami di kompleks sekolah yang cukup menarik bagi penulis dan masih terkenang hingga sekarang adalah asrama yang bertuliskan pondok BUMI JANDA. Diksi tersebut ternyata akronim dari Bugis, Minangkabau, Jawa, dan Sunda. Alhasil guru-guru kami yang menetap di pondok tersebut beretnis nama-nama suku di negeri ini. Begitu heterogennya penghuni SMT Pertanian Sidrap kala itu, termasuk siswa-siswinya yang berasal dari berbagai bahasa dan budaya se-antero Sulawesi Selatan.
Baru kemudian kami sadari bahwa maksud dan tujuan para guru-guru kami yang bermukim di pondok Bumi Janda yang nyaris setiap malam hari kerap kali melakukan aksi patroli senyap di pondokan para siswa di rumah-rumah penduduk kampung Ciro-Ciroe adalah untuk mencegah dan mengantisipasi akhlak para siswa agar terjaga dari pergaulan bebas. Metode pengawasan melekat para guru tersebut ternyata sangat berpengaruh nyata dan mampu meredam gejolak jiwa para muda siswa-siswi yang hidup di rantau pendidikan dan tak terpantau oleh para orang tua di kampung. Pembinaan spiritual pengajian bisa mengendalikan aktivitas para siswa yang wajar dan guru-guru kami di pondok Bumi Janda sangat fokus dalam pembinaan tersebut. [bersambung]
Ciro-Ciroe Kabupaten Sidrap,22-23 Juni 2024
*Warga Bengkel Narasi Indonesia, Jakarta