“Mbak, boleh tidak saya minta tanda tangannya?” pinta salah satu sahabat.
“Boleh!” jawab saya.
Jangan kalian bertanya bagaimana perasaan saya saat itu, yang pasti semua rasa bercampur jadi satu. Tidak perlu dijelaskan secara detail karena saya sendiri pun tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk menggambarkannya.
Inilah pertama kalinya saya diminta untuk tanda tangan di sebuah buku, di mana buku tersebut adalah buku hasil karya saya sendiri. Saya sedikit bingung dan grogi. Saya sama sekali tidak menyangka kalau akan ada yang mau meminta tanda tangan saya. Antara ingin tertawa dan menangis. Saya merasa sangat terharu dengan semuanya.
Sebenarnya saya sama sekali tidak ada niatan untuk menjual buku saya tersebut karena memang sedari awal buku saya cetak untuk suvernir di acara keluarga. Akan tetapi, buku yang kebanyakan berkisah tentang perjalanan dan pengalaman saya selama bekerja di Hong Kong, yang kemudian pada akhirnya
membawa saya untuk memutuskan bahwa buku yang sudah selesai cetak itu pun dikirimkan saja ke Hong Kong.
Setelah kurang lebih tiga hari menempuh perjalanan dari Indonesia-Hong Kong, buku yang berjudul “Kata Doa Cinta: Merangkai Asa untuk Orang Tua, Keluarga ,dan Sahabat seperjuangan” akhirnya sampai juga ke tangan saya.
Masih belum percaya saja kalau buku yang sedang saya pegang, buku yang sedang saya baca adalah buku hasil karya saya sendiri. Perasaan saya melayang-layang berkelana jauh, berseliweran kisah-kisah hidup yang pernah hinggap mengisi relung hati
Sejenak saya terdiam memikirkan mau diapakan dan dikemanakan buku-buku sebanyak ini. Mau dijual ataukah dibagi-bagikan saja ke teman-teman saya yang berada di Hong Kong. Perasaan tidak percaya diri begitu berdesakan di dalam hati. Apakah mungkin akan ada yang tertarik dan mau untuk membeli buku saya? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul menyelinap di sanubari.
Saya hanya tidak ingin buku yang saya tulis dengan perjuangan dan linangan air mata akan berakhir begitu saja tanpa membawa manfaat apa pun. Saya tak ingin buku saya tergeletak sia-sia.
Dan tidak ada yang mustahil bagi Allah karena memang semua sudah diatur dengan sangat baik dan rapi. Skenario Allah memang tidak bisa ditebak. Allah sudah menyiapkan semuanya. Tinggal berusaha dan berdoa.
Beberapa dari buku tersebut saya donasikan ke salah satu masjid di Hong Kong di mana hasil dari penjualannya akan disalurkan ke Palestina. Alhamdulillah semua berjalan dengan sangat lancar dan baik.
Pun ketika ada sebuah event pengajian di Hong Kong. Saya selipkan buku saya dengan niatan untuk menggalang dana demi kemanusiaan. Tak disangka ternyata buku saya disambut dengan sangat baik dan hangat pula. Haru biru perasaan saya dibuatnya.
Buku saya habis dengan akhir yang baik. Beberapa sisa dari buku tersebut saya sumbangkan ke perpustakaan masjid dan perpustakaan Hong Kong. Kini, buku-buku saya sudah bertuan. Buku-buku saya sudah berada ditempat yang aman.




Terima kasih yang tiada terhingga saya ucapkan kepada para sahabat yang telah bersedia membeli dan membaca buku saya. Memberi masukan yang membangun di setiap lembarnya. Meskipun terkesan masih sangat sederhana sekali semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian. []