Hidup itu anugrah
Tampa Sadar
Lupa daratan
Lupa disyukuri
Hidup bagai perahu di tengah Samudra
Terombang ambing arus lautan
Angin ribut
Menghantam jiwa
Tak mampu kuhadapi
Derasnya gelombang
Mengangkat tangan
Menatap langit biru
Adakah KAU di sana manatapku?
Dengarkanlah seruanku
Bukalah telingaMU
Dengarkanlah keluh kesahku
Hidup Kini bagai perahu
Hampir tenggelam
Hampirilah diriku yang Hina ini
Ampunilah Aku
Hanya Kau harapanku
Satu – satunya pertolonganku
Datanglah padaku
Selamatkan jiiwaku yang merana
Oh Tuhanku dan Allahku
Aku menanggis tersedu – sedu
Hapuslah air mataku
Hiburlah Aku
Apa yang Kau kehendaki
Aku lakukan bagiMu Saat ini
Inilah Aku hambaMu
Jadilah menurut kehendakMu
KAU tahu ketika Aku bangun
KAU izinkan semua aktivitasku
KAU Tahu Bila mana Aku tidur
Semua terjadi atas belas kasihMU
Berkati diriku
Penuhilah Aku dengan Roh Kudus
Lindungilah perjalanan hidupku
Hingga ajalku tiba
Dili, 150724
By E. Ximenes
Mantap qridamiga profa….puisimu sungguh mengugah hati….aku turut prihatin….maju trus pantang mundur…BN akan mengukir namamu di cakrawala dunia. salam literasi BN TL.