Hidup itu anugrah
Tampa Sadar
Lupa daratan
Lupa disyukuri

Hidup bagai perahu di tengah Samudra
Terombang ambing arus lautan
Angin ribut
Menghantam jiwa

Tak mampu kuhadapi
Derasnya gelombang
Mengangkat tangan
Menatap langit biru

Adakah KAU di sana manatapku?
Dengarkanlah seruanku
Bukalah telingaMU
Dengarkanlah keluh kesahku

Hidup Kini bagai perahu
Hampir tenggelam
Hampirilah diriku yang Hina ini
Ampunilah Aku

Hanya Kau harapanku
Satu – satunya pertolonganku
Datanglah padaku
Selamatkan jiiwaku yang merana

Oh Tuhanku dan Allahku
Aku menanggis tersedu – sedu
Hapuslah air mataku
Hiburlah Aku

Apa yang Kau kehendaki
Aku lakukan bagiMu Saat ini
Inilah Aku hambaMu
Jadilah menurut kehendakMu

KAU tahu ketika Aku bangun
KAU izinkan semua aktivitasku
KAU Tahu Bila mana Aku tidur
Semua terjadi atas belas kasihMU

Berkati diriku
Penuhilah Aku dengan Roh Kudus
Lindungilah perjalanan hidupku
Hingga ajalku tiba

Dili, 150724

By E. Ximenes

(Visited 57 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

One thought on “Di Tengah Ombak”
  1. Mantap qridamiga profa….puisimu sungguh mengugah hati….aku turut prihatin….maju trus pantang mundur…BN akan mengukir namamu di cakrawala dunia. salam literasi BN TL.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.