Santo Yudas Tadeus adalah salah satu dari dua belas rasul yang dipilih langsung oleh Yesus. Nama “Yudas” yang berarti “terpuji” dalam bahasa Ibrani, terkadang disalahartikan dengan Yudas Iskariot, pengkhianat Yesus. Untuk menghindari kebingungan, ia sering disebut sebagai Yudas Tadeus, di mana “Tadeus” berasal dari bahasa Aram dan berarti “yang berhati lembut” atau “pemberani”. Karena ketulusan dan komitmennya kepada Yesus, Santo Yudas Tadeus dihormati sebagai santo yang teguh dan setia dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.
Kehidupan dan Karya Santo Yudas Tadeus
Santo Yudas Tadeus lahir di Galilea, Israel. Menurut tradisi, ia adalah saudara sepupu Yesus dari pihak ibu, karena ibunya, Maria, adalah saudari dari Bunda Maria. Setelah menerima panggilan sebagai salah satu murid Yesus, Yudas Tadeus mengikuti Yesus dengan setia dan menyaksikan mukjizat serta pengajaran-Nya.
Setelah kebangkitan Yesus, Yudas Tadeus menjadi seorang pengkhotbah dan menyebarkan Injil di berbagai wilayah. Dia dikabarkan berkhotbah di Mesopotamia, Libya, dan Persia. Karya misinya membawanya untuk memperkenalkan banyak orang kepada Yesus dan memimpin banyak orang untuk bertobat.
Kematian sebagai Martir Santo Yudas Tadeus akhirnya menjadi martir karena imannya yang teguh dan tidak tergoyahkan. Menurut tradisi, ia wafat di Persia bersama Santo Simon, rasul lainnya, yang juga mengorbankan nyawanya demi iman kepada Kristus. Hari raya Santo Yudas Tadeus dirayakan pada 28 Oktober bersamaan dengan Santo Simon.
Mengapa Santo Yudas Tadeus Disebut Santo Pelindung Perkara Sulit dan Tak Ada Harapan?
Santo Yudas Tadeus sering disebut sebagai “Santo Pelindung Perkara Sulit dan Tak Ada Harapan” karena reputasinya sebagai santo yang menolong orang-orang dalam situasi yang benar-benar putus asa dan ketika seolah tidak ada jalan keluar. Terdapat beberapa alasan yang mendasari perannya ini:
- Pengalamannya Menghadapi Tantangan: Yudas Tadeus menghadapi tantangan besar dalam kehidupannya saat memberitakan Injil di daerah-daerah yang belum mengenal iman Kristen. Ia menghadapi banyak ancaman, bahaya, dan kesulitan dalam mempertahankan imannya, sehingga pengalamannya menggambarkan keberanian menghadapi persoalan yang tampak tak mungkin diatasi.
- Imannya yang Tak Goyah: Dalam suratnya yang tercatat dalam Perjanjian Baru, Yudas Tadeus menunjukkan imannya yang teguh kepada Kristus dan dorongannya kepada umat beriman untuk tetap setia walau dalam situasi sulit. Tulisan ini memperlihatkan komitmennya terhadap iman dan keberaniannya menentang kejahatan dan ketidakadilan, yang menginspirasi orang-orang yang menghadapi masalah berat untuk tetap berharap.
- Devosi dan Mukjizat: Orang-orang yang menghadapi masalah sulit atau tampaknya tanpa harapan sering memohon doa perantaraan Santo Yudas Tadeus, dan banyak kesaksian yang menceritakan mukjizat atau solusi yang muncul setelah berdoa kepadanya. Devosi kepada Santo Yudas Tadeus menjadi populer di kalangan umat yang mencari bantuan ilahi dalam menghadapi persoalan hidup yang seolah mustahil diatasi.
Dalam tradisi Katolik, Santo Yudas Tadeus telah menjadi simbol harapan bagi mereka yang merasa putus asa. Orang-orang datang kepadanya dengan iman bahwa melalui perantaraan doanya, Tuhan dapat membuka jalan keluar yang tak terduga.
Kesimpulan
Santo Yudas Tadeus adalah teladan kesetiaan dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Kehidupannya menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah ketika berhadapan dengan situasi sulit. Sebagai santo pelindung perkara sulit dan tak ada harapan, ia tetap menjadi tempat bernaung bagi mereka yang mencari harapan dan mukjizat di tengah krisis, melalui doa dan perantaraannya kepada Tuhan.
by profa.Elvira’24