Oleh : Muhammad Sadar*
Bangsa Indonesia telah memilih jalan sejarahnya sendiri. Momentum bersejarah oleh bangsa Indonesia diperingati dan dimaknai sebagai sebuah hasil perjuangan para founding father dan pejuang kemerdekaan. Dengan segenap kekuatan sumber daya yang dimiliki, baik perjuangan secara fisik di medan tempur maupun perjuangan diplomasi di meja perundingan, para pejuang kemerdekaan tersebut mampu meruntuhkan sistem penjajahan di negeri ini dari kolonialisme dan imperialisme bangsa asing.
Dalam muqaddimah, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) dikatakan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Puncak perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia ketika dwi- tunggal Soekarno- Hatta yang mengatasnamakan bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Penanggalan tersebut setiap tahun diperingati sebagai hari kemerdekaan dan tanggal 17 pada setiap bulan dalam tahun berjalan selalu diperingati sebagai Hari Kesadaran Nasional ditandai dengan upacara bendera bagi ASN/TNI/Polri baik di instansi pusat maupun seluruh jajaran pemerintah daerah.
Pada peringatan Hari Kesadaran Nasional, 17 Desember 2024 yang dirangkaikan dengan Peringatan Hari Bela Negara (HBN ke-76 Tahun 2024) pada jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Barru dilaksanakan upacara bendera dengan inspektur upacara adalah Ketua DPRD Kabupaten Barru dan dihadiri oleh segenap jajaran forkopimda, para pejabat eselon maupun seluruh ASN Pemerintah Kabupaten Barru, serta TNI/Polri.

Dalam sambutan seragam Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto pada HBN ke-76 Tahun 2024 bahwa Peringatan Hari Bela Negara yang setiap tahun dilaksanakan adalah untuk mengenang perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan dalam mempertahankan kedaulatan negara. Melalui peristiwa bersejarah yaitu Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948, para pahlawan menunjukkan kegigihan dan usaha mereka untuk merebut kembali Ibu Kota Negara Yogyakarta. Kota tersebut yang saat itu merupakan simbol pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Maka dari itu, demi keberlangsungan pemerintahan Indonesia, PresidenIr. Soekarno menginstruksikan
Menteri Kemakmuran, Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di daerah Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Deklarasi PDRI merupakan bukti ketangguhan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI. Selain itu, keberadaan NKRI juga memberikan sinyal kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih berdiri.

Peringatan Hari Bela Negara merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen kita bersama dalam menjaga dan memperkuat persatuan bangsa Indonesia. Tema peringatan Hari Bela Negara ke-76 Tahun 2024 ini adalah, “Gelorakan Bela Negara untuk Indonesia Maju”.
Tema ini mengandung makna bahwa kita seluruh warga negara Indonesia agar terus menggelorakan bela negara dengan berkontribusi secara nyata dalam berbagai aspek kehidupan guna mewujudkan Indonesia maju. Kontribusi nyata kita haruslah dapat tercermin pula pada aspek ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pendidikan, teknologi, pertahanan dan keamanan.
Mengutip situs Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (2024) bahwa Ikrar bela negara sebagai warga negara Indonesia menyadari sepenuhnya yaitu, dalam rangka menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa demi kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia, berjanji untuk selalu bersikap dan berprilaku :
1. Mencintai tanah air.
2. Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara.
4. Rela berkorban bagi bangsa dan negara.
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Peringatan Hari Bela Negara 19 Desember ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006. Selanjutnya, Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2023 tentang Kebijakan Pembinaan Kesadaran Bela Negara mengamanahkan bahwa, Peringatan Hari Bela Negara merupakan salah satu program Rencana Aksi Nasional Bela Negara yang harus dilaksanakan oleh seluruh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI dan Polri setiap tahun sebagai bagian dari Rencana Induk Pembinaan Kesadaran Bela Negara kurun waktu 2020-2045.
Beberapa peristiwa penting dan berkesan pada bulan desember selalu diperingati sebagai hari bersejarah dan tonggak perbaikan atau evaluasi sistem didalam bernegara seperti Hari Anti Korupsi Dunia, Hari Armada bagi TNI-AL, Hari Nusantara, Hari Ibu, dan Hari Korban 40.000 bagi rakyat Sulawesi Selatan. Pada bulan desember ini juga sering diperingati sebagai Hari Juang Kartika bagi korps Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI-AD).
Hari Juang Kartika (HJK TNI-AD) yang juga diperingati sebagai Hari Infanteri bagi korps pasukan berjalan kaki ini, dimana semua korps Angkatan Darat seperti satuan kavaleri, artileri baik armed atau arhanud, zipur, penerbad, perhubungan dan kesehatan TNI-AD, logistik dan perbekalan TNI-AD dan satuan lainnya di lingkup angkatan darat turut serta dalam peringatan HJK TNI-AD.
Korps Infanteri TNI-AD memiliki sejarah heroik yang diawali dari serangkaian pertempuran yang dikenal dengan nama Palagan Ambarawa. Kisah sukses para tentara yang ketika itu baru lahir bernama TKR yang dipimpin oleh Komandan Resimen Kedu-Banyumas, Kolonel Sudirman (kelak dikemudian hari dilantik menjadi Panglima Besar TKR/TNI Jenderal Sudirman)
Infanteri sebagai alat perang terdepan yang dipimpin oleh Kolonel Sudirman dengan penerapan strategi militer klasik, jepit kepiting mampu menahan serangan sekutu yang diboncengi oleh NICA yang hendak kembali menjajah tanah air Indonesia. Sekutu sebagai pemenang perang dunia kedua akhirnya mundur dari kepungan dan serangan para prajurit Palagan Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945.
Maka hari kemenangan tersebut menjadi hari yang diabadikan bagi Tentara Nasional Indonesia khususnya bagi korps Infanteri TNI-AD sebagai Hari Juang Kartika.
Penyelenggaraan Hari Juang Kartika tahun 2024 pada episode kali ini dilaksanakan star awal di alun-alun Kota Barru. HJK secara tradisi dilakukan dengan berjalan kaki atau peleton beranting oleh pasukan infanteri pilihan pada satuan organik masing-masing. Segenap pasukan yang terlibat pada HJK pada tingkat Kodam XIV/Hsn terdiri atas komposisi pasukan inti dari berbagai batalion infanteri seperti Yonif Raider 700/Ywc, Brigif 3 Kostrad, serta satuan Yon Zipur 8/SMG dan Yon Armed 6 Kostrad sebagai peleton pendamping. Pelepasan pasukan peleton beranting HJK dilakukan oleh Kolonel Inf Budiawan Basuki selaku Danrindam XIV/Hsn.
Pelepasan ditandai dengan penyerahan pataka dan simbol infanteri maupun bendera satuan batalion yang menjadi kebanggaan korps Infanteri Indonesia. Selain penyerahan simbol satuan, oleh prajurit infanteri juga dibacakan pesan-pesan moral perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman sebagai pencetus lahirnya korps infanteri Indonesia. Sedangkan rute perjalanan long march peleton beranting yang menempuh jarak 100 kilometer, secara estafet yang terbagi dalam enam etape melalui Kabupaten Pangkep dan Maros hingga finish pada tanggal 19 Desember 2024 di lapangan M.Yusuf Markas Kodam XIV/Hsn, sebagai rumah bagi prajurit teritorial Setia Hingga Akhir.
Penulis memiliki kenangan tersendiri pada waktu kecil hingga remaja jika menyaksikan peringatan hari juang kartika ini. Terkadang penulis melihat ayahanda yang seorang pejuang infanteri pada masanya, ketika pasukan jalan kaki tersebut melewati jalan nasional Makassar-Parepare dan ayahanda dengan sikap sempurna memberi gelar penghormatan kepada para prajurit infanteri muda ini.
Teringat juga penulis ketika para skuad infanteri melintas pada malam hari, pagi atau siang hari hingga sore hari, para penduduk turut berpartisipasi dan bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam penyediaan ransum maupun logistik bagi pasukan jalan kaki ini. Kenangan lain penulis ketika begadang hingga larut malam bersama anak pramuka atau masyarakat lainnya menunggu peleton beranting ini melakukan mobilitas berjalan tanpa jeda kecuali pada pos yang ditentukan. Penulis juga biasa berlari dan menyelinap masuk pada barisan infanteri tersebut memberi minum kepada pesertanya sambil membakar semangat juang pada mereka.
Bangsa Indonesia sarat dengan hari bersejarah dan selalu diperingati pada waktunya oleh segenap komponen negara ini. Tak terkecuali Hari Kesadaran Nasional, Hari Bela Negara dan Hari Juang Kartika TNI-AD. Hal ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa besar, bangsa pejuang dan bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.
Inti dari peringatan hari-hari nasional tersebut adalah untuk memupuk, dan memperkokoh atau memperkuat rasa nasionalisme, persatuan nasional dalam keragaman bangsa, serta menumbuhkan patriotisme atau jiwa kejuangan anak bangsa serta mewarisi nilai-nilai jati diri para pahlawan sebagai bangsa pejuang. Modalitas dan semangat inilah yang harus dimiliki oleh generasi sekarang hingga generasi masa yang akan datang untuk membangun negara ini dan tetap menjadi bangsa yang memiliki marwah di panggung percaturan dunia.
Selamat Hari Kesadaran Nasional, dan Selamat Hari Juang Kartika bagi TNI-AD, semoga segenap kemampuan TNI sebagai komponen utama pertahanan negara tetap setia menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selamat Hari Bela Negara ke-76 Tahun 2024, semoga NKRI terus berjaya dan tetap terjaga atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
Barru,17 Desember 2024
*Warga Bengkel Narasi Indonesia, Jakarta