Natal bersama ini dilaksanakan di Municipio Lautém bersama Menteri Pendidikan/Ministra Educação dengan Para Guru/Professores di Municipio Lautém pada tanggal 20 januari 2025. Natal bersama akan berlanjut ke muncipio lainnya hingga akhir bulan januari.
Dengan Tema “Sharing hasil yang telah dicapai dan tantangannya yang dihadapi selama di tahun 2024; mempublikasikan rencana aksi tahunan dan keuangan Kementrian Pendidikan pada tahun 2025”.
Natal bersama ini bertujuan untuk mempererat tali persahabatan antara Menteri Pendidikan Timor Leste dengan para guru di wilayah municipio Lautém, agar mereka tetap bersemangat berkarya di bidangnya masing-masing, walaupun selalu menghadapi banyak rintangan dan tantangan. Namun dengan adanya tantangan ini, benih-benih keberhasilan muncul dari situ, tidak selalu harus menunggu fasilitasnya komplit. Walaupun fasilitasnya komplit tapi para gurunya malas dan tidak mengajar dengan baik, otomatis hasilnya tidak memuaskan.

Diawali dengan refleksi Natal oleh Suster Alicia bahwa, para guru merupakan sang gembala yang mengembalakan anak didiknya harus terinspirasi dari Kitab Suci, dan mengambil suri taudalan dari Tuhan Yesus, yang merupakan panutan dan pendidik tulen untuk diikuti oleh para guru di lapangan. Mendidik dengan kasih, dengan perbuatan baik, bukan dengan kekerasan, memberi contoh yang baik pada anak didiknya sesuai dengan ajaran Kristus di Kitab Suci. Karena para gurulah tulang punggung negara ini, bintang timur yang bercahaya dalam kegelapan, masa depan negeri ini ada di pundak dan didikan guru-guru di sini.
Dari total 1073 guru yang ada di muncipio Lautém dari EPE (TK), EBC (SD+SMP), ESG (SMA), ESTV (STM), yang tersebar di 154 sekolah, baik itu sekolah negeri maupun swasta, namun yang masuk dalam nominasi kategori sekolah unggul hanya segelintir sekolah saja, seperti Sekolah EBC (Centro Lospalos, Com, Lulira, Iliomar, LAT Caenlio, CAFE); ESG (S.João Paulo II Iliomar, Lere Anan Timur, Nino Konis Santana, dan CAFE).

Kepala Dinas P&K (Diretor SME-Serviço Municipal da Educação) Sr.Anibal Fernandes, melaporkan kenyataan di lapangan, kesuksesan dan kekurangan fasilitas pendidikan di Muncipio ini pada ibu Menteri Pendidikan Sra.Dulce de Jesus bahwa, dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk membangun infrastruktur dan fasilitasnya baik dari pemerintah maupun dari para donatur, tapi belum mencukupi sehingga harus ditambah lagi pada tahun ini. Begitu juga sumber daya manusianya (para guru), masih banyak kekurangan di mana-mana. Tapi justru sekolah yang kekurangan fasilitas dan sumber daya manusianyalah yang mencetak rekor nasional di ujian akhir nasional tahun lalu, seperti juara I di ESG CAFE, dan juara II EBC CAFÉ juga. Yang fasilitasnya komplit justru merosot nilainya.
Dari laporan Kepala Inspektur Municipio Lautém bahwa, setelah mereka mengelilingi 154 sekolah yang ada di muncipio ini, sudah ada tanda-tanda perubahan yang signifikan, dimana yang sebelumnya tidak ada menjadi ada, yang tidak teratur mejadi teratur, yang tidak membuat upacara bendera nasional mulai mencoba untuk melangkah maju. Para guru yang nakal dan malas tidak mau mengajar diberi sangsi dan potong gajinya, sehingga banyak sudah banyak yang taat pada peraturan dan perundan-undangan yang berlaku di negara ini.
Dari PAM (Presidente Autoridade Municipal) Sr.Mélio de Jesus mengatakan bahwa, jangan asal berteriak di jalanan, atau interview di medsos, karena tidak ada orang yang mendengarnya, apabila anda mempunyai problem, laporkan pada atasan kita, karena kita punya struktur dan hierarki untuk menyampaikannya. Karena yang membuat program adalah PAM dengan para direkturnya disini, lalu menyampaikan pada menteri pendidikan kita, lalu didiskusikan di parlemen baru anggarannya keluar untuk membangun infrastruktur dan membiayai fasilitas sekolah yang kurang.
Seperti pepatah mengatakan bahwa, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” yang berarti, para guru sebagai panutan pada muridnya, apa yang diajarkan dan dilakukan di sekolah itulah yang anak didik lakukan dan implementasikan dalam aksi mereka. Ia juga setuju dengan program ibu menteri pendidikan, bahwa para calon guru harus ditest supaya tahu kemampuan mereka, sehingga menyaring guru-guru yang professional di bidangnya, dan siap ditempatkan di seluruh wilayah Timor Leste, bukan cuma di daerah asalnya saja.

Ibu menteri pendidikan Sra.Dulce de Jesus menyemangati dan memotivasi para guru supaya selalu siap sedia menjalani tugasnya dengan baik, meskipun dengan gaji yang minim. Sudah ada lampu hijau dan isu-isu dari pak Perdana Menteri bahwa tahun ini, gaji guru akan diperhatikan. Untuk itu para guru harus giat belajar mengikuti training agar mengasah kemampuan skillnya masing-masing, dan mendidik anak didiknya dengan baik, terutama di EBC (SD+SMP) agar dapat membaca, menulis dan berhitung. Di Dili sudah ada perpustakaan keliling, mudah-mudahan bisa sampai di muncipio Lautém, sehingga dapat meminimasilir buta aksara di EBC di sini.
Muncipio Lautém tidak ketinggalan jauh dengan muncipio lainnya, karena sudah menunjukkannya di hasil akhir EBTANAS, certame tingkat nasional, itu adalah hasil didikan dari para guru disini. Para guru harus mengikuti kursus bahasa portugis supaya dapat mengajar materinya dalam bahasa portu dengan baik, karena itulah bahasa resmi kita, bersama dengan bahasa Tetum. Tapi nyatanya banyak anak didik yang belum tahu dan belum menguasai kedua bahasa resmi ini dengan baik, dan cenderung memilih berbicara dalam bahasa Indonesia.
Ia akan selalu bersama para guru untuk memperjuangankan nasib mereka menjadi lebih baik, bukan hanya mentok di U$400 saja, tapi memohon pemerintah agar mengalokasikan dana lebih besar pada kementrian pendidikan Timor Leste supaya dapat menambah sedikit gaji kalian. Ia berharap agar event natal bersama seperti ini dapat terlaksana dengan baik di tahun depan dengan kehadiran para guru yang komplit.
Seusai ceramah, santap siang bersama, lalu diisi dengan acara dahur/tebe-tebe bersama para guru, lalu ibu menteri dengan rombongannya meneruskan perjalanan mereka ke Baucau untuk acara Natal Bersama di sana.
By prof. Edosantos’25