Konflik antara elit dan massa adalah hasil dari perjuangan kekuasaan dan pengaruh.” (ParetoTrattato di sociologia generale, 1916)
A.Tentang Vilfrefo Pareto

Vilfredo Pareto (1848-1923) adalah seorang ekonom, sosiolog, dan filsuf Italia yang terkenal dengan kontribusinya pada teori ekonomi, sosiologi, dan politik.
teori konflik Pareto dapat dikategorikan sebagai teori konflik klasik. Teori konflik Pareto dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, yang merupakan periode yang sama dengan perkembangan teori konflik klasik lainnya, seperti teori konflik Marx dan Weber.
Berikut adalah beberapa fakta tentang Pareto:
Biografi Vilfredo Pareto
- Lahir di Paris, Perancis, pada tanggal 15 Juli 1848.
- Ayahnya adalah seorang insinyur Italia, dan ibunya adalah seorang Perancis.
- Pareto belajar di Politecnico di Torino dan kemudian di Universitas Torino.
- Ia menjadi profesor ekonomi di Universitas Lausanne, Swiss, pada tahun 1893.
Kontribusi
- Teori Ekonomi: Pareto dikenal dengan konsep “efisiensi Pareto”, yang menyatakan bahwa suatu sistem ekonomi telah mencapai efisiensi maksimal jika tidak ada individu yang dapat menjadi lebih baik tanpa membuat individu lain menjadi lebih buruk.
- Sosiologi: Pareto mengembangkan teori tentang “elit” dan “massa”, yang menyatakan bahwa masyarakat selalu dipimpin oleh suatu kelompok elit yang memiliki kekuasaan dan pengaruh.
- Politik: Pareto adalah seorang kritikus keras terhadap demokrasi dan sosialisme. Ia percaya bahwa demokrasi hanya akan membawa pada kekuasaan mayoritas yang tiranis.
Karya
- “Cours d’économie politique” (1896-1897) – karya utama Pareto tentang ekonomi.
- “Les systèmes socialistes” (1902-1903) – kritik Pareto terhadap sosialisme.
- “Trattato di sociologia generale” (1916) – karya utama Pareto tentang sosiologi.
Pengaruh
- Ekonomi: Pareto memiliki pengaruh besar pada perkembangan teori ekonomi, terutama dalam bidang ekonomi mikro.
- Sosiologi: Pareto memiliki pengaruh besar pada perkembangan teori sosiologi, terutama dalam bidang sosiologi politik.
- Politik: Pareto memiliki pengaruh besar pada perkembangan teori politik, terutama dalam bidang teori elit.

B. Pemikiran Vilfredo Parrto Teori Konflik
Vilfredo Pareto (1848-1923) adalah seorang ekonom dan sosiolog Italia yang terkenal dengan teori konfliknya yang berfokus pada peran elit dan massa dalam masyarakat. Berikut adalah ringkasan teori konflik Pareto:
Kekuasaan adalah faktor penting dalam masyarakat, dan elit harus memiliki kekuasaan untuk mempertahankan stabilitas sosial.”
(Trattato di sociologia generale, 1916)
Teori Konflik Vilfredo Pareto
- Elit dan Massa: Pareto membagi masyarakat menjadi dua kelompok: elit dan massa. Elit adalah kelompok yang memiliki kekuasaan, kekayaan, dan pengaruh, sedangkan massa adalah kelompok yang tidak memiliki kekuasaan dan kekayaan.
- Siklus Elit: Pareto berpendapat bahwa elit akan selalu digantikan oleh elit baru melalui proses siklus elit. Siklus ini terjadi karena elit yang ada akan kehilangan kekuasaan dan kekayaannya, sehingga digantikan oleh elit baru.
- Konflik antara Elit dan Massa: Pareto berpendapat bahwa konflik antara elit dan massa adalah hasil dari perbedaan kepentingan dan nilai-nilai antara kedua kelompok. Elit akan selalu berusaha untuk mempertahankan kekuasaan dan kekayaannya, sedangkan massa akan berusaha untuk mendapatkan kekuasaan dan kekayaan.
- Peran Ideologi: Pareto berpendapat bahwa ideologi memiliki peran penting dalam konflik antara elit dan massa. Ideologi dapat digunakan oleh elit untuk mempertahankan kekuasaan dan kekayaannya, atau oleh massa untuk memperjuangkan hak-haknya.
Karya Utama
- “Cours d’économie politique” (1896-1897)
- “Les systèmes socialistes” (1902-1903)
- “Trattato di sociologia generale” (1916)
Pengaruh
- Teori konflik Pareto memiliki pengaruh besar pada teori konflik modern, terutama pada teori konflik elit dan massa.
- Teori konflik Pareto juga memiliki pengaruh pada teori politik, terutama pada teori tentang peran elit dan massa dalam politik.
Kritik dan Keterbatasan
- Teori konflik Pareto dikritik karena terlalu fokus pada peran elit dan massa, dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi konflik.
- Teori konflik Pareto juga dikritik karena tidak memiliki solusi yang jelas untuk mengatasi konflik antara elit dan massa.
C.Perbedaan Kajian Teori Konflik Vilfredo Pareto dengan tokoh teori Konflik Klasik
Berikut adalah perbedaan teori konflik dengan beberapa tokoh klasik konflik:
Teori Konflik Karl Marx

- Fokus pada konflik kelas sosial antara borjuis dan proletar.
- Konflik dipicu oleh eksploitasi ekonomi dan ketidaksetaraan sosial.
- Tujuan konflik adalah menghapus kelas sosial dan mencapai masyarakat tanpa kelas.
Teori Konflik Max Weber

- Fokus pada konflik kekuasaan dan otoritas.
- Konflik dipicu oleh perjuangan kekuasaan dan status sosial.
- Tujuan konflik adalah mencapai kekuasaan dan otoritas.
Teori Konflik Emile Durkheim

Merawat Ingatan:Teori Konflik Klasik Emile Durkheim
- Fokus pada konflik sebagai hasil dari ketidaksetaraan sosial dan ketidakseimbangan dalam masyarakat.
- Konflik dipicu oleh perbedaan kepentingan dan nilai-nilai.
- Tujuan konflik adalah mempertahankan integrasi sosial dan mengurangi ketidaksetaraan sosial.
Teori Konflik Vilfredo Pareto
- Fokus pada konflik antara elit dan massa.
- Konflik dipicu oleh perjuangan kekuasaan dan pengaruh.
- Tujuan konflik adalah mempertahankan kekuasaan dan pengaruh elit.
Teori Konflik Georg Simmel

- Fokus pada konflik sebagai interaksi sosial.
- Konflik dipicu oleh perbedaan kepentingan dan nilai-nilai.
- Tujuan konflik adalah mempertahankan solidaritas dan integrasi sosial.
Dalam keseluruhan, teori konflik dari tokoh-tokoh klasik ini memiliki beberapa perbedaan, antara lain:
- Fokus konflik: Marx fokus pada konflik kelas sosial, Weber fokus pada konflik kekuasaan, Durkheim fokus pada konflik sebagai hasil dari ketidaksetaraan sosial, Pareto fokus pada konflik antara elit dan massa, dan Simmel fokus pada konflik sebagai interaksi sosial.
- Sumber konflik: Marx melihat konflik sebagai hasil dari eksploitasi ekonomi, Weber melihat konflik sebagai hasil dari perjuangan kekuasaan, Durkheim melihat konflik sebagai hasil dari ketidaksetaraan sosial, Pareto melihat konflik sebagai hasil dari perjuangan kekuasaan dan pengaruh, dan Simmel melihat konflik sebagai hasil dari perbedaan kepentingan dan nilai-nilai.
- Tujuan konflik: Marx ingin menghapus kelas sosial, Weber ingin mencapai kekuasaan, Durkheim ingin mempertahankan integrasi sosial, Pareto ingin mempertahankan kekuasaan elit, dan Simmel ingin mempertahankan solidaritas dan integrasi sosial.
D.Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan teori konflik Pareto:
Kesimpulan Teori Konflik Pareto
- Konflik antara Elit dan Massa: Pareto melihat konflik sebagai perjuangan antara elit dan massa untuk mencapai kekuasaan dan pengaruh.
- Siklus Elit: Pareto berpendapat bahwa elit akan selalu digantikan oleh elit baru melalui proses siklus elit.
- Peran Ideologi: Pareto melihat ideologi sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan pengaruh elit.
- Kritik terhadap Demokrasi: Pareto mengkritik demokrasi karena dianggap tidak efektif dalam mengatur masyarakat.
- Pentingnya Kekuasaan: Pareto berpendapat bahwa kekuasaan adalah faktor penting dalam masyarakat dan bahwa elit harus memiliki kekuasaan untuk mempertahankan stabilitas sosial.
Implikasi Teori Konflik Pareto
- Pentingnya Memahami Dinamika Kekuasaan: Teori konflik Pareto menekankan pentingnya memahami dinamika kekuasaan dalam masyarakat.
- Kritik terhadap Sistem Politik: Teori konflik Pareto dapat digunakan untuk mengkritik sistem politik yang ada dan mempromosikan perubahan sosial.
- Pentingnya Memahami Peran Elit: Teori konflik Pareto menekankan pentingnya memahami peran elit dalam masyarakat dan bagaimana mereka mempertahankan kekuasaan dan pengaruh.
Keterbatasan Teori Konflik Pareto
- Terlalu Fokus pada Kekuasaan: Teori konflik Pareto dianggap terlalu fokus pada kekuasaan dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi konflik.
- Tidak Memiliki Solusi yang Jelas: Teori konflik Pareto tidak memiliki solusi yang jelas untuk mengatasi konflik antara elit dan massa.
Referensi dan Rujukan
Berikut beberapa referensi rujukan teori konflik Pareto:
Buku
- Pareto, V. (1916). Trattato di sociologia generale.
- Pareto, V. (1902-1903). Les systèmes socialistes.
- Pareto, V. (1896-1897). Cours d’économie politique.
Jurnal
- Pareto, V. (1901). “Les systèmes socialistes et la lutte des classes”. Journal des économistes.
- Pareto, V. (1902). “La lutte des classes et la théorie de la circulation des élites”. Revue internationale de sociologie.
Artikel
- Pareto, V. (1900). “La théorie de la circulation des élites”. Revue économique internationale.
- Pareto, V. (1901). “La lutte des classes et la théorie de la circulation des élites”. Revue internationale de sociologie.
Sumber Online
- “Vilfredo Pareto”. Encyclopedia Britannica.
- “Pareto, Vilfredo”. Stanford Encyclopedia of Philosophy.
- “Vilfredo Pareto: Teori Konflik dan Elit”. (link unavailable)
Sumber Lain
- Bottomore, T. B. (1964). Elites and Society.
- Giddens, A. (1971). Capitalism and Modern Social Theory.
- Lukes, S. (1974). Power: A Radical View.
- diolah dari berbagai sumber [23/1 9.36 PM] Meta AI
“Elit akan selalu digantikan oleh elit baru melalui proses siklus elit.”
(Trattato di sociologia generale, 1916)
Penutup
Demikian secara ringkas pembahasan teori Konflik Klasik karya Vilfredo Pareto, semoga bermanfaat dan menjadi bagian dari merawat ingatan sosiologi.
Merawat Ingatan adalah sebuah teraphy bagi penulis untuk mereplay kembali teori-teori Sosiologi sejak kuliah S2 di Sosiologi Unhas, dan S3 Sosiologi UNM, saya sangat konsen dan suka materi2 Sosiologi klasik dan modern, hingga 2013 penulis terkena stroke ringan serasa semua ingatan itu ingin ku ulang dengan menuliskan nya kembali, sebagaimana Filsiuf Friedrich Nietzsche menyebut Ingatan sebagai sumber kekuatan dan kelemahan.mari merawat ingatan kita agar memory kita sehat.
Makassar, 22 Januari 2025.
Diberdayakan untuk ilmu pengetahuan:
Dr.Sudirman, S. Pd., M. Si.
[Dosen Sosiologi]

Skripsi, Tesis, Disertasi meneliti tentang Elit politik, elit Adat di Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan.
S1 1995, S2, 1999 dan S3. 2010.