Oleh: Elvira Pereira Ximenes

Wahai anakku…
Kau seorang wanita elegan
Jabatanmu saat ini membanggakan diriku
Tapi sayangnya membuatmu lupa daratan

Wahai anakku …
Jiwaku menderita
Saat kau memandangku dengan keangkuhan
Seolah kau tak pernah mengenalku

Wahai anakku…
Hatiku hancur
Saat kau melihatku berjalan kearahmu berdiri
Tapi seolah aku tak pernah ada dalam hidupmu

Wahai anakku…
Apa kesalahanku padamu?
Amarah apa yang kau simpan?
Hingga detik ini aku terima balasannya

Wahai anakku…
Mungkinkah kau terluka di masa lampau ?
Maafkan diriku
Jika aku bukan ibu yang baik

Wahai anakku…
Ingat…sadarkah engkau
Bahwa kesuksesanmu saat ini
Tidak terlepas dari kehadiranku di masa lalumu

Wahai anakku
Mengapa kau berubah?
Senyum pun tidak, menyapa apalagi
Maaf aku aku tidak haus penghargaanmu

Wahai anakku…
Pernahkah kau ingat
Aku pernah ada di hadapanmu?
Dan kau pernah dengar ceramahku

Wahai anakku…
Sadarkah engkau
Namamu pernah terlukis di absenku
Dan mengisi nilai di buku rapormu?

Wahai anakku…
Perlakuanmu yang congkak
Membuat kecantikanmu berkurang
Kumohon kembalilah merenung

Wahai anakku…
Sungguh aku kecewa
Melihat drama yang kau lakoni
Doaku untukmu semoga kau sadar dan bertobat Penulis: Elvira Pereira Ximenes

(Visited 6 times, 6 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.