Karya Dev Seixas 1125

Pagi-pagi benar aku harus bekerja. Pulang kerja dengan keringat bercucuran ku dengar suara putraku dari arah belakangku.

Bu siapa aku, ingin seperti ayah sahabat sekolahku? Masih bingung aku menoleh ke belakang seperti apa ayah sahabat baikmu nak? Gini ayah sahabat baikku itu katanya dia memiliki gelar banyak.

Hmmm siapa nama ayah sahabatmu? Ia hanya, menjawab, Bu namaku tidak tahu tapi kata teman ayahnya memiliki gelar paling tinggi itu sampai S berapa tanya putraku lagi.

Bukan menjawab, akan tetapi balik bertanya. Pokoknya dia adalah orang yang memiliki gelar tertinggi di Timor-Leste.

Oh jadi kamu mau seperti Bapak Benjamin Cortereal ya. Jawabku pada putriku sambil di tengah perjalananku mengusap rambutnya dan aku berkata, kuncinya hanya satu nak, jawabku. Apa kuncinya Bu, tanya lagi putraku. Kuncinya hanya satu, belajar dan terus belajar apabila kamu ingin seperti ayah sahabatmu. Iya Bu aku bangga ketika mendengar jika teman ayahku memiliki gelar tertinggi.

Aku sebagai ibu, yang lagi terjebak dalam sebuah jebakan hutang justru merasa bangga. Sejujurnya putraku tidak paham apabila aku telah lumpuh secara finansial. Aku hanya memegang erat tangang putraku sambil memeluk putraku di tengah perjalanan menuju rumah. Kiki dan Mona dua putriku juga ikut tersenyum melihat Jack, ketika ungkapin apa yang ia inginkan melalui angan akan masa depannya.

Sambil berjalan menuju jalan raya umum, aku berkata jika ingin sukses atau mewujudkan impian, maka hanya ada satu jalan, yakni tekad serta kesungguhan belajar.

Ketika masa SD terlewati, saat Kiki dan Jack ke bangku SMP, justru kami makin hancur karena masalah demi masalah bukan teratasi, melainkan bertumpuk dan makin bertumpuk, membuat kami tiap hari harus menjalin hubungan erat dengan nasi kering hingga bertahun-tahun. Waktu tetap berjalan sehingga kami sampai ke fase yang lebih berat lagi. Suatu hari ada yang datang ke rumah menagih bunga uang.

Aku sudah benar-benar lumpuh dan hanya terdiam. Jack mencoba berjalan ke arahku dengan trauma sambil berkata, Bu tolong minta bantuan sama siapa dulu, untuk membantu kita bayar sebentar uang orang, baru kita ganti lagi.

Sambil menggandeng tanggangnya, aku mengajak dia bejalan keliling rumah sambil mengajak ia belajar agar paham kondisi real.

Nak lihatlah rumah kita tak ada perubahan, tak ada renovasi, apapun bahkan pakaian dulu tetap saja atau porsi makanan. Aku ingin kamu mengerti satu hal bahwa ibu tengah berjuang untuk mengatasi masalah, yang datang bertubi-tubi jadi doakan ibu. Besok lusa ini yang akan jadi sebuah momentum yang tidak bisa kau lupa. Maka saran Ibu kepadamu, hanya satu sekolah dan tetap sekolah karena dengan sekolah, kamu akan belajar mana yang benar dan mana yang salah.

Sambil tersenyum putraku Jack kembali semangat dan tersenyum menatap aku. Ok Bu saya akan sekolah. Iya sekolah adalah kunci sukses, dan jika kamu ingin seperti ayah sahabatmu, Bapak Benjamin Cortereal maka kuncinya satu, yaitu belajar.

Sejujurnya aku sudah lumpuh sejarah finansial dan psikis, karena tidak ada orang yang tahu apabila aku sedang terjebak secara finansial.

Hari demi hari terus saja seperti itu. Aku tahu yang membeciku untuk sukses, bukan orang lain ketika aku bisnis uang dan mendapatkan bunga yang lebih, karena kejujuranku. Orang-orang itu adalah orang-orang garda terdepanku, mereka yang pernah aku kasih makan dalam piringku juga, aku korbankan seragam sekolahku demi masa depan mereka.

Sejak terjebak dalam hutang piutangku, baru menyadari satu hal dalam hidupku bahwa, sesungguhnya aku sedang berada di posisi seorang yang orang percaya menduniawi, yakni Yesus Kristus dimana ketika Ia di tangkap ia berkata kepada Petrus, murid kesayangannya bahwa, Petrus aku tahu kamu adalah orang pertama yang menyangkalku, sebelum ayam berkokok tiga kali.

Sejak hari itu aku mengenal diriku bahwa aku sesungguhnya memiliki kekuatan batin, untuk terus yakin aku kebesaran Yesus Kristus. Bahwa mereka yang aku kasih makan dan memberikan biaya pendidikan, sampai aku lupa akan masa depanku sendiri, yakni adalah adik-adik kandungku.

Bukan tanpa alasan mereka menyangkalku, melainkan karena ada rahasia kelahiran, atas darah dalam tubuh kami, yang menjadi penyebab bahwa, benar setiap darah akan menutut darah, tanpa melihat legalitas melalui kertas.

Suatu hari putraku sadar bahwa, kami benar-benar telah lumpuh special, aku yang sudah lumpuh lama secara psikologis juga sedikit amenesia, ketika terjadi kecelakaan motor meskipun bisa berjalan tanpa alasan pasti.

Jack mulai berangan-angan sekolah di sebuah sekolah. Banyak penekanan batin, baik aku dan anak-anakku. Aku tidak boleh mati rasa karena itu, meskipun sudah lumpuh secara jiwa, akupun mulai sakit-sakitan dimana terus saja berbaring di kamar tidur, entah mau jadi apa setelah ayahku meninggal.

Tiba-tiba Tuhan kembali memberikan alarm melalui jaringan internet, ketika sedang menunggu ajalku menjemputku. Ada seorang malaikat yang di kirim oleh Tuhan, lewat jaringan internet.

Dia bukan teman atau sahabat, akan tetapi ia adalah musuh kecil, yang menghampiriku dan mengakui akan kebaikanku di masa kecil, membuatku hampir menangis darah, yang membuatku hidup dan bangkit lagi sejak hari itu.

Aku sejujurnya sudah lumpuh total, namun bisa berjalan lewat rangkaian kata hingga hari ini, ke seluruh negara dengan tulisan-tulisanku bukan dengan kakiku.

Yakni aku adalah seorang anak kecil dulu, yang jatuh cinta dengan bahasa Indonesia, meskipun memililih tinggal di tempat kelahiranku Timor-Leste.

Maka aku berharap jikapun aku tidak bergelar, aku harap putraku Jack bisa memperoleh apa yang pernah aku pendam dalam impianku sepanjang masa, yakni S3.

Jadi jangan malu, ketika kamu lumpuh entah secara sengaja atau tidak sengaja, semua adalah anugerah Tuhan bagi kita sebagai manusia secara manusiawi. Bangkit dari rasa pedih aku akhirnya bisa berjalan meski masih lumpuh secata finansial.

Tekadku adalah tetap menulis, hingga maut menjemputku, karena aku sadar ketika aku matipun aku akan hidup di hati banyak orang melalui tulisan-tulisanku. Harapanku adalah, sehat dan terus mendidik anak-anakku agar jangan berhenti belajar, karena segala angan akan terwujud apabila seorang mampu belajar dari setiap proses yang ada.

Jika Tuhan izinkan aku ingin putraku Jack bisa selain mewujudkan impian mencapai gelar S3 sertakan potensinya sebagai seorang penyanyi, bahkan pencipta lirik lagu, seperti Ariel Peterpan dan Anan Hermansyah, apabila benar pepatah mengatakan bahwa, buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Nasehatku, kita bisa saja mati raga, tapi jiwa kita akan tetap hadir di setiap hati pembaca, maka ketika aku merasa lumpuh di banyak segi, akan tetapi aku yakin jika Tuhan Yesus selalu hadir di hatiku, maka sejak itu aku sadar bahwa, aku lumpuh tapi ada satu jalan yang masih mampu membuatku berjalan, yakni aku berjalan atas nama karya.

(Visited 13 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.