
Di beberapa tahun terakhir ini, bahkan sejak reformasi bergulir tahun 1998, ada banyak persoalan yang muncul yang menurut pengamatan pribadi saya, ada banyak tidak sesuai tujuan reformasi. tentu pula tidak sejalan cita-cita luhur bangsa kita, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan agar setiap anak bangsa mampu mewujudkan kehidupannya menjadi sejahtera. Reformasi bergulir karena para tokoh bangsa dan kebanyakan rakyat Indonesia mulai terusik dengan kebijakan-kebijakan di era Orde baru yang dipimpin oleh pak Suharto. Begitu pula kebangkitan Era Orde baru karena ada keganjalan di era Orde Lama. Pun demikian sebelum kemerdekaan diraih karena rakyat Indonesia tidak ingin lagi berada dalam kungkungan dan cengkeraman penjajahan yang kondisinya tidak sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan sehingga memberikan semangat perjuangan agar terbebas dari belenggu dan penindasan penjajahan tersebut. Namun di era saat ini ketika semua fase-fase tersulit dari bangsa ini dengan cita-cita ingin hidup lebih baik dari era-era sebelumnya malah ada banyak hal yang juga tidak sejalan dari cita-cita mlai kemerdekaan hingga reformasi bergulir.
Di era yang makin maju dan modern ini, ada banyak persoalan yang bermunculan. Persoalan yang paling banyak disoroti juga sangat mengerikan dan sangat mengusik perasaan dan pemikiran saya adalah merajalela perilaku korupsi yang makin menggila dari nominal hingga trilyunan oleh oknum-oknum tertentu yang bagi saya tidak mungkin dilakukan karena memiliki posisi penting. Persoalan lain yang juga sangat mengusik akal sehat adalah adanya peredaran narkotika dan sejenisnya yang makin marak di hampir semua daerah di Negara Kesatuan Repoblik Indonesia yang memiliki dua Lembaga besar dan kuat yakni tentara dan polisi. Yang paling memilukan sekaligus memalukan karena dua Lembaga tersebut dilengkapi dengan senjata agar mereka mempunyai nyali untuk menjaga keamanan bahkan memberantas kejahatan, tetapi sepertinya tidak mampu menjaga negeri ini dari gerogotan obat-obat terlarang, bahkan ada dugaan justru dari beberapa oknum ada yang terlibat. Bukankah penggunaan narkotika dan sejenisnya sangat merusak semua sendi kehidupan hari ini dan hari esok terutama bagi generasi muda yang seharusnya dijaga pertumbuhan dan perkembangannya agar nantinya dari merekalah diharapkan mampu menjaga keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara secara adil, maju, dan mandiri sehingga dapat hidup dengan layak, sejahtera, bahagia untuk mewujudkan peradaban yang lebih gemilang. Namun apalah daya bangsa ini ke depan jika mental dan fisik generasinya sudah rusak, akan ke manakah arah berbangsa kita ke depan? Maka bisa jadi negara yang kita cintai bernama Indonesia akan hilang dari peta dunia. Na’uzubillah.
Yang juga menggelitik hati kecil saya bahwa para pengedar narkoba atau obat-obat terlarang lainnya atau sejenisnya bahkan para bandar yang menurut dari kaca mata saya, mereka kebanyakan bukanlah dari kalangan orang yang berpendidikan tinggi, koq bisa-bisanya mampu mengelabui petugas bersenjata dan berpendidikan tinggi di hampir seluruh wilayah indonesia termasuk di Kolaka Utara tempat domisili saya. Terkadang saya berpikir, “Apa yang salah dari negeri ini, negeri yang menjunjung tinggi nilai moral agama dan budaya tetapi terjebak paada perilaku yang merusak diri dan orang lain. pun negeri Indonesia adalah salah satu negeri yang amat sangat kaya akan sumber daya alamnya (SDA) bahkan melimpah, tongkat dan batu saja bisa jadi tanaman, apalagi yang lainnya (emas? Ada di banyak di beberapa daerah. Nikel? Banyak juga di beberapa daaerah, batu bara? Di Kalimantan yang paling banyak, gas atau sumber BBM? baaaanyaaakkk juga, sumber pariwisara ada di semua tempat, bahkan Raja Ampat dianggap syurga terahir, sumber kekyaan lautnya? Tak diragukan karena Indonesia termasuk negara kepulauan yang tentu saja memiliki biota laut yang melimpah. Sumber ikan laut dari Pulau Natuna saja jika dikelolaa dengan baik oleh anak bangsa unuk kemajuan dana kesejahteraan bersama sebagaimana amanat UUD 1945. Pun demikian pula dengan sumber daya manusianya (SDM)? Prof. Habibi yang pernah merancang pesawat tercanggih di eranya dengan memberikan hadiah di HUT RI ke 50. Jadi apa yang kurang dari negeri Indonesia????? tentu masih ada Habibi-Habibi lain yang belum muncul di permukaan karena mungkin belum ada kesempatan atau mendapatkan panggung untuk mencul ke permukaan. Apa yang salah selama ini?????????? pertanyaan ini yang selalu muncul di benak saya yang bisa jadi juga ada banyak lainnya yang sejalan dengan pemikiran saya, hanya saja belum mendapat moment yang cocok. Moga gerakan reformasi jilid II tidak akan bergulir meski gejala-gejalanya sudah nampak. semoga para pejabat dan aparat negara dari pusat hingga daerah tanggap dan sigap membaca situasi.
Dari kejadian demi kejadian dari kaca mata saya, yang saya anggap di luar nalar akal sehat manusia normal, adalah karena moral anak bangsa yang sebagian besar sudah tidak terkendali sehingga telah menjerumuskan diri pada perbuatan-perbuatan tercela yang bertentangan nilai-nilai budaya dan agama. Jika perbuatan kita sudah di luar jalur etika dan budaya berarti kita sudah tidak waras lagi, nilai-nilai moral yang seharusnya menjadi pegangan kita di dalam kehidupan ini sudah memudar dan tergerus oleh godaan kenyamanan sesaat yang akan dikenang sepanjang zaman hingga dunia berhenti berputar. Maka anak cucu yang akan menanggung derita dari cerita buruk yang kita lakukan hari ini sebagai orang tua yang pasti cerita itu akan selalu menyebar dibawa angin sepanjang angin masih bertiup. oleh sebab itu, mari kita menjaga kewarasan kita di tengah arus derasnya dekadensi moral saat ini dan saat akan datang demi anak cucu yang menjadi pewaris kitam pewaris negeri ini di masa yang akan datang.