Oleh: Elvira Pereira Ximenes

Dunia digital telah mengubah gaya hidup umat manusia. Inilah karya sang pencipta yang telah menyediakan alam semesta ini lewat lukisan tangan dan gagasan para ilmuwan, sehingga selalu menemukan ilmu pengetahuan baru di berbagai bidang dari detik ke detik sampai pergantian musim dan jaman demi menjawab kebutuhan dan kelangsungan hidup manusia.

Kebutuhan hidup era milenial sangatlah mahal harganya karena begitu tinggi tuntutannya. Tidak hanya sandang pangan dan papan yang menjadi kebutuhan primer, tetapi melainkan rasa memiliki ponsel atau handphone dianggap lebih penting. Benar kata orang, “Biar kere yang penting tampil keren”.

Pengguna ponsel jaman sekarang tidak mengenal umur lagi, karena bisa dipakai oleh semua kalangan. Mulai dari balita sampai lansia kini menjadi pengguna setia setiap saat. Saking setianya pada ponsel, kalau bangun pagi bukan yang dicari sarapan untuk kesehatan, tetapi yang dicari adalah ponsel.

Ponsel kemudian menjadi pemicu utama budaya pragmatisme yang menawarkan kemudahan dan kesenangan hidup. Dengan segala aplikasi di dalamnya, ponsel laksana teman paling setia tak tergantikan oleh siapa pun. Ponsel memberikan hampir semua kemudahan dalam memenuhi keinginan setiap pengguna. Namun, disisi lain ponsel laksana pisau bermata dua. Satu matanya dapat dipergunakan untuk menyingkirkan segala hambatan masa depan, tetapi mata satunya bisa menusuk jantung dan mengiris nadi penggunanya.

Menyadari ponsel bagaikan pisau bermata dua (dampak positif dan negatif) itulah membuat ungkapan bijak atau quote inspiratif Bang RIM ini menjadi penting untuk dimaknai. Sebagai inspirator dan penggerak, Bang RIM mengatakan, “Anakku, aku butuh gagasan dan pikiranmu, bukan gambarmu di medsos. Karena ketahuilah, hampir semua orang besar pembuat sejarah dunia berangkat dari gagasannya, bukan dari album fotonya”.

(Visited 66 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.