Pada hari Selasa 13 April 2021 saya mengikuti program SERAMBI SORE #3 yang diselenggarakan oleh Museum Bahari Jakarta dengan tema “Ekonomi Kreatif Diplomasi Budaya Negeri Bahari Kita”. Narasumber pada Serambi Sore kali ini ialah Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang H.E Tri Purnajaya, beliau adalah mentor ketika saya magang di Kemlu tahun 2011 dan beliau satu Angkatan dengan Pak Masni Eriza (Direktur KSIA Amerop).
Hampir sepuluh tahun tidak bertemu dengan beliau alhamdulillah pada hari selasa sore tanggal 13 April saya bisa kembali bertemu belaiu. Pada kesempatan yang baik ini alhamdulillah saya mendapat kesempatan bertanya sekaligus menyapa beliau. Dikesempatan ini beliau banyak berbagi ilmu tentang soft power, ekonomi kreatif dan kabar tentang Olimpiade Tokyo. Berikut ini catatan ringkas saya dalam acara tersebut.
Soft power “…the ability to obtain the preferred outcomes through attraction and persuasion rather than coercion or payment…” (Joseph Nye, 2014)
Sejumlah contoh ‘ekonomi kreatif” (ekraf) yang menjadi soft power yang ampuh dan efektif: Hollywood, Walt Disney, Hello Kitty, McDonalds, Starbucks
Sektor ekraf tidak hanya menciptakan multiplier effect dan perputaran ekonomi tetapi juga mempu menjadi model, inspirasi, rujukan, standard setting.
Contoh Sukses: By 2014, when Hello Kitty was 40 years old, she was worth $ 8 billion a year. Hello Kitty has become one of the highest-grossing media franchises of all time.
Creative Economy is much about culture and story telling
“Creative economy of a nation is a reflection of a nation’s soft power and influence…” Retno Marsudi, 2007.
Menurut Joseph Nye, soft power diperoleh dari:
Culture, political values dan foreign policies
Storytelling is one of the most powerful strategies to emotionally attract an audience and can also be used to boost consumer buying behaviour.
*Banyak ahli mengatakan, yang berhasil ‘memenangkan perang/persaingan adalah mereka yang mempunyai cerita atau narasi yang terbaik
*Kenapa Indonesia perlu mengembangkan Ekonomi Kreatifnya? Potensi ekonomi dan soft power?
**Budaya: Multicultural and multiethnic country
Political Values: 3rd largest democracy and tolerant country
foreign policies: Bridge Builder for regional and global peace and stability.
.*tantangan terbesar Indonesia adalah bagaimana kita mengkapitalisasi semua potensi budaya, alam dan kreatifitas yang kita miliki.
“how we convert our achievements and potentials into political and economic gains”.
Resolusi PBB No.74/198 menetapkan 2021 Sebagai tahun Internasional Kreatif Ekonomi
-Melalui Diplomasi Multilateral, Resolusi ini disponsori/dimotori oleh Indonesia)
– in 2019 at the 74th session of the UN General Assembly, 2021 was declared the International Year of Creative Economy for Sustainable Development. Indonesia was the main sponsor of the proposal, which was presented by a global grouping of countries, including Australia. China, India, Indonesia, Mongolia, Philippines and Thailand.
Dalam forum ini pun saya bertanya tentang FEALAC Youth Center dan apakah Pemuda di Jepang mengetahui tentang FEALAC Youth Center, karena Jepang salah satu negara anggota FEALAC dan lokasi FEALAC Youth Center ialah di Indonesia., akhir kata saya sangat bersyukur mengikuti acara ini. Selain bertambahnya ilmu tentang diplomasi atau soft power, namun juga bisa silaturahim dengan Pak Wakil Dubes dan memperbaharui kabar tentang hubungan Indonesia – Jepang.