Pernah dengar nama buah pao jengki? Pao dalam bahasa Bugis artinya Mangga, jadi pao jengki artinya mangga jengki. Kalau anda orang Bugis yang termasuk generasi muda (kelahiran 1980 dan sesudahnya) mungkin tidak pernah mendengar istilah ini. Kalaupun pernah mendengarnya, mungkin hanya sambil lalu saja dan tetap tidak memiliki gambaran tentang apa dan bagaimana buah ini sebenarnya. Bahkan orangtua kita pun kemungkinan tidak pernah melihat wujudnya dan juga hanya mendengar ceritanya dari generasi pendahulunya.
Buah mistis orang Bugis.
Nama Pao Jengki mulai dikenal oleh masyarakat Bugis sejak munculnya kisah I La Galigo sejak abad ke 16 atau sebelumnya. Naskah I La Galigo adalah epos terkenal dalam dunia pemikiran orang Bugis dimasa lampau yang sangat panjang, bahkan konon, naskah literatur kuno terpanjang didunia. Pada salah satu penggalan kisah I La Galigo, pada salah satu episode diceritakan bahwa Sawerigading, anak dari Batara Lattu, dan cucu Batara Guru telah berkelana kemana mana keluar Selebes (Sulawesi) termasuk ke Maluku, Sumbawa dan negeri lainnya. Bahkan Sawerigading juga berkelana kenegeri yang tidak dikenal dan mistis (keramat) dimana banyak tumbuh pohon pao jengki (Mango of Zanj). Pohon pao jengki ini tumbuh tinggi sampai ke langit dan akarnya muncul dari dunia bawah. Pohonnya tumbuh ditengah pusaran air laut yang berhubungan dengan dunia bawah itu. Demikian yg dikisahkan dari epos I La Galigo.
Dalam cerita rakyat La Wellong Laju yang telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, sepenggal kisahnya menceritakan ; “Taletti Langi memberi aba aba untuk mengarahkan perahunya ke Cina. Perahu melaju bagaikan burung dan sampailah ditempat dimana air terjun ditengah laut yang ditumbuhi banyak pohon Pao jengki. Pada saat itu burung garuda penjaga pohon pao jengki tidak ada ditempatnya. La Wellong laju menengadah keatas dan melihat buah pao jengki, sehingga timbul keinginannya untuk memetiknya. Dia pun mengajak adiknya, Lawowo Langi untuk singgah memetik pao jengki, namun Lawowo Langi enggan karena menganggap pao jengki itu buah keramat dan ada makhluk penjaganya. Akhirnya La Wellong Laju tetap singgah dan memetik pao jengki, sementara adiknya, Lawowo Langi menunggu di perahu.” Pao jengki ini, karena dianggap sebagai buah sakti mandraguna dan keramat, maka hanya para raja yang memiliki dan meyimpan di istananya. Raja raja pada zaman dahulu kala menjadikannya semacam souvenir ketika mengunjungi kerajaan lainnya.
Buah yang hanya ada dalam angan kebanyakan orang Bugis dimasa lampau bahkan sampai sekarang ini, biasanya diperhalus permukaannya dan dihiasi dengan emas dan permata serta batu mulia sebelum memberikan atau menghadiahkannya ke raja yang dikunjunginya. Di kalangan istana sendiri, pao jengki ini selain dijadikan hiasan/pajangan juga dijadikan wadah untuk pengobatan. Ketika ada orang yang sakit, misalnya muntah darah, maka pao jengki ini dijadikan wadah yang diisi dengan air yang sudah diberi jampi jampi (matra) dan kemudian diminumkan keorang sakit. Ada juga yang menjadikannya tempat sirih pinang.
Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Istana Datu Luwu di kota Palopo. Bagian depan istana tersebut difungsikan sebagai Museum kerajaan, dan bagian belakang menjadi tempat tinggal para keturunan keluarga raja. Di Museum inilah saya sempat melihat untuk pertama kalinya wujud pao jengki ini yang dipajang dalam lemari kaca, bersama berbagai benda warisan kerajaan Luwu.
Fakta tentang Pao Jengki
Fakta tentang buah ini adalah bahwa, pao jengki (mangga jengki) sebenarnya bukan jenis buah mangga, tetapi termasuk kelas Palma (Palem) dan dikenal dengan nama kelapalaut (coco de mer/ sea coconut) atau biasa juga orang menyebutnya kelapa kembar (double coconut), karena seakan akan dua buah kelapa yang saling dempet. Bahasa latinnya adalah Lodoicea maldivica, merupakan anggota tunggal dari genus Lodoicea. Pohon ini sejenis palem yang tumbuh di pulau Praslin dan pulau Curieuse di negara kepulauan Seychelles di benua Afrika.
Awalnya buah kelapalaut dianggap buah asli dari Maladewa (Maldives), namun kebenaran asal muasal buah unik ini (dari Seychelles) ditemukan oleh Dufresne pada tahun 1768. Sebelum itu para pengelana Eropa juga menganggap kelapalaut ini adalah buah mistis. Buahnya terlalu berat untuk mengapung dilaut, dan hanya buah yang telah tua, atau berlubang yang mengapung dilaut dan sampai ke pulau pulau sekeliling Seychelles. Buah yang mengapung dilaut sudah tidak bisa lagu tumbuh atau berkecambah. Oleh karena para pelaut zaman dulu yang hanya memungutnya dilaut maka dianggaplah buah ini tumbuh didasar laut.
Sebagaimana orang Bugis dimasa lampau, bangsawan Eropa juga menjadikan buah ini sebagai koleksi berharga dan juga dihiasi dengan emas, permata dan batu mulia lainnya. Mungkin dari orang Belandalah yang memperkenalkan buah kelapalaut ini ke masyarakat Bugis. Namun bisa juga, memang orang Bugis yang sudah berkelana dilaut lepas selama berabad abad yang juga menemukannya di Maladewa, di Seychelles, Madagaskar atau negara Afrika lainnya. Ada juga yang berpendapat bahwa para pengikut Syech Yusuf yang beberapa abad yang lalu dibuang ke Afrika Selatan oleh Belanda, adalah yang pertama kali menemukan buah ini ketika mereka bolak balik ke Afrika Selatan menjenguk Syech Yusuf. Orang Melayu (atau orang Bugis yang merantau ke tanah Melayu?) juga mengenali buah ini dengan nama Pauh Janggi dan kisah penemuan dan khasiat buah ini juga sama halnya dengan orang orang Bugis. Orang Bugis dan Melayu selama berabad abad telah mengarungi samudra.
Bunga Jantan buah Kelapalaut (Coco de mer) Pohon kelapalaut tumbuh diketinggian dari 24 – 35 meter, daunnya berbentuk seperti kipas. Kelapa laut ini berjenis kelamin jantan dan betina. Kelapa laut yang jantan memiliki bunga berbentuk memanjang sampai 1 meter panjangnya. Buah kelapalaut yang matang berdiameter 40 – 50 cm dengan berat antara 15 – 30 kg dan bijinya merupakan biji buah terbesar didunia tumbuh-tumbuhan. Membutuhkan waktu 6-7 tahun untuk matang dan berbuah.
Diantara penduduk Seychelles sendiri diyakini suatu legenda tentang buah kelapalaut ini disaat badai datang, buah kelapalaut jantan dan betina akan kawin dan barang siapa yang menyaksikannya kawin maka ia akan buta seumur hidup atau mati.
Di negara Maladewa, setiap buah kelapalaut yang ditemukan oleh warga terapung dilaut, maka penemunya harus menyerahkannya kepada raja Maladewa. Orang yang menyimpan sendiri buah ini dan tidak menyerahkan kepada raja maka akan kena hukuman mati. Kelapa Laut adalah species yang paling unik diantara enam jenis palma yang tumbuh dikepulauan Seychelles, karena satu-satunya buah yang berukuran raksasa diantara semua tanaman yang tumbuh di Seychelles. Buah kelapalaut ini menjadi icon negara Seychelles dan tercetak pada lembaran uang kertasnya. (Diolah dari berbagai sumber di Web, termasuk dari wikipedia versi Bhs. Inggris) Sumber Gambar; koleksi pribadi, willtogo.com, travellingtrossens.blogspot.com, dll.