Perselingkuhan paling aman dan mengasyikkan adalah dengan PENA. Bisa mencapai klimaks berkali-kali di atas panggung launching bukunya. Tidak percaya? Silakan mencoba.

Ruslan Ismail Mage

Kutipan di atas rasanya paling tepat dan sinergis untuk mengawali sambutan dalam mengiringi penerbitan buku ini. Betapa tidak, sang penulis buku Ibu Rosmawati sudah merasakan begitu dahsyat energi positif dan nikmatnya sentuhan kreatif yang mengalir menelusuri urat nadinya dan meresap dalam kalbunya saat me-launching buku pertamanya berjudul “Ensiklopedia Sang Penggerak” beberapa waktu lalu.

Tercatat beberapa akademisi lintas perguruan tinggi yang bergelar doktor sampai profesor mengirim karangan bunga ucapan selamat. Bahkan, pejabat negara Asisten Komisioner KASN-RI Bapak Sumardi, S.E., M.Si. hingga satrawan besar Indonesia sekaliber Taufiq Ismail turut juga menyampaikan ucapan selamat atas launching bukunya.

Melibatkan orang-orang besar negeri ini mengapresiasi sebuah karya tentu bukan materi yang berbicara, tetapi kandungan nilai dari karya itulah yang menggerakkan jiwa para pengagum dan penikmat sebuah karya buku. Karena sesungguhnya, betapa pun sederhanannya buku itu, ia tetap sumber utama keberlangsungan sebuah peradaban.

Sebagai penggiat dan penggerak komunitas menulis Bengkel Narasi Indonesia (BNI) di Kolaka Utara, Ibu Rosmawati tidak sekadar menghimbau atau mengajak orang lain belajar menulis, tetapi aktif menulis sendiri untuk di-posting di website menulis Bengkel Narasi. Tercatat lebih 40 judul tulisannya kemudian direkonstruksi ulang menjadi sebuah naskah buku berjudul “Pandemi Cinta di Taman Literasi” seperti yang ada di tangan pembaca sekarang.

Sebuah judul buku yang seksi dan menggoda. Pandemi COVID-19 akan segera berlalu berganti menjadi endemi. Namun, pandemi cinta tidak akan pernah bergeser dari orbit hati manusia.

Bahkan, bisa jadi semakin menjalar ke aliran darah sampai ke jantung. Pandemi cinta inilah yang menyerang Ibu Rosmawti satu tahun terakhir, yaitu “cinta bunga” dan “cinta menulis”. Sampai ia harus meminta maaf kepada sang suami karena sudah ketagihan menulis dan memelihara bunga.

Akhirnya, saya sebagai pendiri rumah jiwa di angkasa bernama Bengkel Narasi mengucapkan selamat dan memberi apresiasi tanpa limit atas terbitnya buku “Pandemi Cinta di Taman Literasi” karya cerdas Ibu Rosmawati ini. Biarkan virus menulis terus menyebar ke seluruh aliran darahnya, agar karya-karya buku berikutnya hadir lagi untuk menginspirasi kehidupan.

Jakarta, awal Ramadan 1443 Hijriah

Ruslan Ismail Mage
Founder Sipil Institute, Bengkel Narasi, dan Pena Anak Indonesia

(Visited 153 times, 1 visits today)
3 thoughts on “Sambutan Buku “Pandemi Cinta di Taman Literasi””

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: