Oleh: Dev.Seixas’25
Di pagi hari yang cerah
Aku sedang menikmati cahaya di pagi hari yang sejuk dengan menatap ke arah jendela sambil melihat kuncup bunga…………………..
Tiba-tiba aja ada chat WA dengan tutur bahasa baru
Aku pergi (Doakan) jangan tanya kapan aku pulang
Aku langung berlainan air mata,bagaimana mungkin aku akan diam…
Apakah aku lupa jika baru dua hari yang berlalu aku open segala masa lalu ku jika bukan karena kamu aku tak tahu telah jadi apa aku ini
Karena ketika bertemu dengan mu disinilah aku mengenal diri ku yang sesungguhnya
Terus bagaimana mungkin kamu berpikir aku tak bakalan bertanya kapan kamu pulan ? Dan bagaimana mungkin aku akan mendiami kepergian mu
Aku tahu dunia telah di penuhi dengan kecurangan tapi kita di pertemukan oleh Tuhan dengan alasan sendiri
Dan kita sudah berawal dengan curang kala pertemuan berawal dengan kiriman nama & foto-foto jadul
Maka aku tidak mungkin akan lupa akan hal itu,sebab bagiku yang sudah terhanyut di masa lalu adalah segala yang terbentuk dari kepura-puraan sejak awal dan kini kisah pertengahan dan akhir aku ingin kamu jadi bagiannya karena narasinya udah bagus
Tiba-tiba kata-katamu membuat aku berlinan air mata dan merindukan kamu entah mengapa tapi kenyataannya aku merindukan kamu dan tak ingin kehilangan kamu
Mengapa sampai tegak kamu berkata jika aku akan pergi (Doakan) jangan tanya kapan aku pulang bagai hatiku tertunduk duri hingga merasa kesakitan membuat aku selama tiga hari hanya berbaring dalam kamar
Aku terlalu takut kehilangan kami, karena itu jangan salahkan aku jika kamu berhasil dalam perjuangan mu untuk mendapat tempat di hatiku dan untuk mendapat simpati ku adalah kata-kata mu yang sukses hingga bukan simpati tapi telah diserahkan hatiku seutuhnya bagi mu
Ingatlah bahwa bumi ini bentuknya bulat menurut para penemu terori dan aku harap kamu juga tahu jika hatiku memiliki bentuk seutuhnya bagi mu di segala kesempatan jadi jangan melarang aku untuk tidak beratnya kapan kamu pulang karena aku akan selalu merindukan mu hingga akhir hayat ku.