Melalui Bapak Ruslan Ismail Mage (RIM), founder Sipil Institute Jakarta dan Komunitas Bengkel Narasi, kami mendapatkan naskah buku Bapak Imran Duse ini. Seketika itu juga kami menyadari bahwa ini bukan naskah buku biasa dan penulisnya pun bukan orang biasa. “Bukan kaleng-kaleng ini!” tegas RIM, sang inspirator dan penggerak.

Tidak diragukan lagi, naskah buku ini memang sangat menarik. Ketika seorang kolumnis legend menulis, hampir dapat dipastikan tidak perlu penyuntingan lagi. Gagasan tulisannya terangkai sempurna, aktual, kritis, konstruktif, dan sanggup menawarkan alternatif solusi. Diksinya kekinian dengan sejumlah kosa kata yang mungkin sebagian besar pembaca belum pernah mengetahuinya. Singkat kata, naskah buku ini meluncur mulus dalam proses pracetak. Kami hanya perlu sedikit memolesnya menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan Imran Duse, Wakil Ketua Komisi Informasi Provinsi Kalimantan Timur, pada berbagai media seperti PinisiOnline, Kaltim Post, DetikNews, DiswayKaltim, PijarNews, dan lain-lain. Mata penanya tajam menangkap peristiwa, fenomena, dan momentum keseharian. Dapat dikatakan tidak ada satu hal pun yang luput dari perhatiannya.

Berangkat dari standar (baru) layanan informasi publik berdasarkan Peraturan Komisi Informasi (Perki) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP), diskursus publik terkait klaim Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) tentang big data tentang 110 juta warganet yang setuju penundaan pemilu membuat Imran angkat bicara dengan kompetensi dan kapasitas yang mumpuni.

Tulisan berjudul “Sepucuk Surat untuk Presiden” berhasil membuat pembaca menghela napas panjang di awal bagian kedua buku ini. Sungguh, betapa beratnya kita harus melalui masa pandemi COVID-19.

Tidak luput ulasan Imran tentang “The King of Lip Service” ala BEM UI yang tiba-tiba viral dan menjadi diskursus publik seakan ingin meneriakkan bahwa gerakan pemuda/mahasiswa masih ada. Sayangnya, seorang dosen sekaligus rektor sebuah perguruan tinggi harus “tersandung” oleh pernyataannya sendiri di media sosial ketika menuliskan frasa “manusia gurun”. Dunia pendidikan kita memang masih harus banyak berbenah. Terakhir, Imran menutup buku ini dengan serba-serba Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).

Sekali lagi, naskah buku ini bukan kaleng-kaleng. Dilengkapi dengan kata pengantar dari Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si. (Ketua Umum PP Muhammadiyah) dan kata sambutan dari Prof. H. Anies R. Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D. (Gubernur DKI Jakarta) dan H. Hadi Mulyadi, S.Si., M.Si. (Wakil Gubernur Kalimantan Timur) menjadikan buku ini sangat layak untuk Anda baca. Tanpa mengada-ada, naskah buku ini adalah salah satu favorit editor kami. Menerbitkannya merupakan sebuah kebanggaan.

Cimahi, Agustus 2022
Iyan Apt
Editor Elfatih Media Insani

(Visited 33 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Abah Iyan

Sosiopreneur, Writerpreneur & Book Publisher

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.